Ini bukan cerita fiktif seperti dalam novel atau film, melainkan kisah nyata yang pernah terjadi di India, pada tahun 1920 silam. Cerita ini sempat mencuri perhatian dunia waktu itu.

Adalah dua orang anak perempuan yang bernama Amaladan Kamala, sejak bayi diasuh dan dibesarkan oleh seekor serigala betina, hingga keduanya berusia sekitar 8 tahun.
***
Cerita berawal pada tahun 1920. Seorang Pendeta Bernama Jal Singh melihat seekor induk serigala dan anak-anaknya.

Di antara anak-anak serigala itu, Singh melihat ada sesuatu yang aneh. Ada dua yang berambut panjang, kusut dan wajahnya lebih mirip dengan manusia.

Rasa aneh itu membuat Singh berusaha menangkap kedua anak serigala tersebut. Dengan susah payah, akhirnya ia bisa menangkapnya.

Keduanya lalu dibawa ke Panti Asuhan di Mindapore, India, tempat Singh dan istrinya tinggal.



Sejak itulah Singh dapat mengamati perilaku kedua anak serigala itu, dan menamainya sebagai 'wolfish'.

Perilaku keduanya memang tampak seeprti binatang buas, yaitu berjalan merangkak, menyukai daging mentah, menjilat cairan (air) dengan lidah, dan menyantap makanan dengan posisi jongkok. Lidah keduanya juga tampak selalu menjulur di luar bibir.



Jika hari sudah tengah malam, keduanya terbangun dan tidak tidur lagi, llau berkeliaran dan melolong-lolong, layaknya serigala.

Grakan keduanya sangat cepat laksana tupai, dan selalu menyeringai dengan memperlihatkan giginya jika ada masyarakat yang mendekati.

Selain itu, keduanya juga mempunyai indra penciuman yang sangat tajam, terutama dalam mencium aroma daging yang jaraknya sangta jauh sekalipun.

Di siang hari, pandangan mata keduanya tidak berfungsi normal. Namun dapat melihat dengan tajam di malam hari.
***
Setahun kemudian yakni pada September 1921, kedua gadis ‘serigala’ itu jatuh sakit. Akhirnya Amala yang berusia lebih muda wafat.

Tinggal Kamala seorang diri yang dirawat oleh istri Singh. Dengan segala upaya ia mengajari Kamala agar bisa berkomunikasi sebagaimana manusia. Dan hal itu mulai terlihat hasilnya setelah 5 tahun lamanya.

Kamala mulai terlihat menunjukkan fungsi inetelektualitasnya. Ia mulai bisa mengenal nama-nama bayi yang ada di Panti Asuhan itu, nama-nama warna, dan alat-alat makan yang khusus diperuntukkan baginya.

Kemudian ia juga mulai bisa berbahasa dan berkata-kata. Melihat perkembangan Kamala yang mulai ‘menjadi manusia’, maka pada tahun 1928, istri Singh mendapat permintaan izin dari Psychological Society of New York, untuk mengekspos Kamala ke ruang publik.

Permintaan itu disetujui, namun sejak saat itu kondisi kesehatan Kamal semakin menurun, hingga akhirnya wafat setahun kemudian, yakni pada bulan Nopember 1929.
***
Sayangnya, dari kisah Amala dan Kamala tersebut, tidak ada ceriita tentang asal usul keduanya. Siapa orang tuanya, dan mengapa keduanya bisa sampai hidup bersama serigala.
Namun pelajaran utama yang bisa diambil dari kisah ini adalah bagaimana lingkungan membentuk pola pikir dan tingkah laku seseorang. (*) Ref