arai01
TS
arai01
J.C. Staff Menghancurkan One Punch Man, Benarkah?


Akhir-akhir ini telah menjulang sebuah trending topik yang cukup kontroversial mengenai suatu anime, yaitu One Punch Man season 2. One Punch Man adalah seri action comedy yang fantastis pada masanya. Dengan kepopuleran yang amat tinggi, membuat fans sejati seri ini begitu loyal menunggu selama bertahun-tahun untuk sekuelnya. Season pertamanya berjumlah 12 episode yang dianimasikan oleh Studio Madhouse yang memberikan sentuhan animasi yang luar biasa legit meski ada beberapa adegan yang tak bisa mengimbangi dinamika manganya. Lihat aja gif di bawah.


Namun, sepeninggalan tamatnya OPM S1, Madhouse masih menggantungkan kelanjutannya, hingga akhirnya season 2 dilanjutkan oleh studio animasi yang berbeda, yaitu J.C. Staff. Bagi penonton awam, perubahan studio ini mungkin tak berdampak signifikan. Namun bagi penggemar sejati tampaknya akan menimbulkan beberapa opini yang beragam. Entah itu kualitas animasi yang menurun, koreografi yang mediocre, serta pacing yang agak monoton. Apa sih yang terjadi disini?

Anime studios (MAL)


Tanpa kita sadari, sebenarnya kurang lebih pandangan dan penilaian kita sebagai penonton dipengaruhi oleh studio animasi yang menggarapnya, yang mana kita tahu bahwa S1 OPM digarap oleh Madhouse dengan reputasi dan rekam jejak yang luar biasa untuk urusan animasi dan gaya penanganan bagi setiap genre anime yang dikerjakan oleh studio ini (HxH 2011, Paprika, Redline, NGNL, dll). Sedangkan S2-nya digarap oleh J.C. Staff yang mana dikenal fans sebagai spesialis drama comedy romance dengan visual menggiurkan untuk objek organik (Danmachi, To Aru series, Shokugeki no Soma, Kaichou wa Maid sama, dll). Sebagai penonton yang selalu memandang animasi adalah segalanya dari suatu anime, maka waktu menonton OPM S2 akan berkoar-koar kayak orang sakit pantat, lantaran animasinya enggak semenggelegar S1-nya. Ini hal yang wajar, apalagi yang membanggakan dirinya sebagai pembaca manga, mesti akan selalu mengeluarkan statement "Mending baca manga-nya aja sono!". Oh please shut up, manga reader, stop being annoying. OPM aja aslinya dari web manga yang gambarnya amatir kok. Kalo ane? Well secara ane juga tau bahwa ada pergantian studio, maka ane juga mewajarkan adanya penurunan kualitas animasi. Namun apakah anime itu hanya sekadar animasi saja?

Staff OPM S2 (ANN)


Anime itu tidak sekadar animasi. Dan staff-nya pun gak hanya animator. Ada penulis skrip, episode komposisi, art direction, dan sebagainya (para suhu lebih tau lah). Maka sejatinya kita jangan menilai anime hanya dari animasinya saja, karena ada cerita dan substansi disitu. Pacing yang tepat, serta kewajaran dialog dan ekspresi. Oh ya jangan lupa juga performance seiyuu, sound mixing, sama scorring. Pengecualian juga untuk para 'sakuga' fans yang menilai anime dari teknik animasinya. Anime itu memang hiburan animasi, namun gak sepenuhnya tentang itu. Bahkan, anime dengan animasi terjelek pun di luar sana ada yang dapat ane nikmati dengan puas selama kualitas naratifnya masih dapat diterima. Contoh back street girls, elfen lied, tsubasa, dll. Acuan jelek tidaknya suatu animasi, itu untuk diskusi di lain hari. Tapi masih sedikit orang yang berpikiran seperti ini. Bagi kebanyakan orang, animasi dan visual adalah segalanya. Sama seperti kita melihat makanan, yang dilihat itu kemasannya dulu, kualitas rasanya belakangan.

Kalau saja ya, dari awal OPM diproduksi bukan oleh Madhouse, misalkan nih A1 Pictures, atau Bones dah. Apakah agan-agan secara jujur bakal menyukai OPM seperti sekarang? Lalu kemudian S2-nya baru dibuat oleh Madhouse, apakah para fans juga banyak yang protes? Yang ingin ane ungkapkan disini adalah, secara tidak sadar kita ini diframming oleh identitas dari studio penggarapnya. Apakah kita semua (penikmat anime saja) ngefans sama OPM karena murni menganggap OPM itu bagus, atau karena studionya Madhouse? Apakah kita gak suka S2-nya karena yang menggarap J.C. Staff, atau karena kitanya aja yang terlalu suka sama S1-nya karena yang menggarap Madhouse? Padahal kalau kita telaah lagi, studio animasi itu juga isinya para staff. Para staff itu yang lebih penting daripada studio itu sendiri, bahkan kebanyakan animatornya malah freelancer. Titik muslihat inilah yang kadang mengaburkan obyektivitas para enthu dalam menilai OPM khususnya, dan anime pada umumnya. Expertise levelmereka terhadap industri ini sedikit banyak menimbulkan bias. But, it's pure my opinion tho, karena menikmati hiburan itu melulu soal rasa dan selera, gak ada acuan yang eksak dalam menilainya. Tiap studio animasi punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mereka punya ranah spesialisasi. Sudah tau kan dampaknya jika studio animasi menggarap anime yang bukan spesialisasinya? Tuh ane juga jadi terpengaruh identitas studionya jugaemoticon-Ngacir Tubrukan


Lalu mengenai perihal apakah J.C. Staff membuat seri OPM jadi flop, itu sih relatif. Kita memandang seri OPM itu sebagai seri apa dulu. Apakah seri action? Apakah komedi? Atau malah seri hero. Karena setiap sudut pandang itu juga berpengaruh dari kriteria pribadi menilai suatu seri. Bagi ane yang memandang OPM lebih ke seri komedi, well...sebenarnya season 2 itu fine-fine aja meskipun belum bagus banget. Toh ane juga enggak mengharapkan aksi yang fantastis dari J.C. Staff. Hanya saja rasa menyayangkan mesti ada karena tidak mendapatkan bumbu aksi yang semumpuni produksi Madhouse. Juga ada beberapa kriteria lain yang menurunkan penilaian ane seperti chara design-nya Genos yang kayak rongsokan, performa seiyuu-nya Saitama yang kadang terlalu gak niat, serta sound effect yang kacau. Tapi ane puas kok sama kehadiran Fubuki, akhirnya itu cewe dapet fokus juga, gak cuma di doujin-nya ajaemoticon-Wowcantik


The Hype is Wrong
Sudah menjadi resiko seri yang populer, maka hype ini bisa merupakan senjata makan tuan. Kalau animenya memuaskan para fans, maka hype ini sudah tentu menjadi keuntungan. Namun sebaliknya, kalau tidak memuaskan banyak fans maka akan menjadi sumber hujatan. Makanya ane selalu berpendapat, "enggak usah nge-hype lha, ntar kecewa lho". Adalah kesenjangan antara ekspektasi dan realita ini yang menjadi faktor pengali atas anggapan para fans terhadap suatu anime. Mending turunkan ekspektasi serendah mungkin, jangan terlalu excited sama munculnya sekuel anime favorit, maka paling enggak kalo hasilnya tak sesuai harapan, enggak bakal kecewa berjamaah juga. Udah banyak anime yang menjadi korban kekejaman marketing yang keliru, dan hype para fans.

Bagi penonton kasual, ane rasa enggak ada masalah dari pengamatan ane. Mereka puas apa adanya dan senang seri ini dapet sekuel. Merekalah yang mencintai seri OPM tanpa memandang studio animasinya, karena secara dari display-nya, OPM S2 itu meskipun gak se-wah S1, masih di atas rata-rata anime lain.

Untuk lebih jelasnya, tonton aja videonya The Anime Man berikut, karena ane kebanyakan ambil dari situ jugaemoticon-Betty (S).
Spoiler for video:


Demikian trit kali ini. Sebenarnya sih banyak fenomena serupa, anime yang berganti studio (Highschool DxD, Oregairu, Fate/Stay Night). Namun yang paling menjadi sorotan saat ini yaitu OPM. Bagaimana pendapat agan-agan?
Sekian.
El. Psy. Congree.


Berkenan mampir ke trit ane yang lain ganemoticon-Big Grin
Quote:
Diubah oleh arai01 29-04-2019 11:14
kuroyukihimeawtata604tolepcoy
tolepcoy dan 15 lainnya memberi reputasi
16
33.5K
206
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Anime & Manga Haven
Anime & Manga Haven
icon
6.5KThread8.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.