MRT di Stasiun Lebak Bulus
Sumber gambar : dok.pri

Kemarin Paksu tetiba bilang, "Besok kita jalan-jalan naik MRT !" Kebetulan hari ini tanggal merah jadi kami -- Paksu (penanggungjawab atas semua yang berhubungan dengan petualangan menggunakan MRT, ya biaya, keselamatan, keseruan, perut kenyang, beli yang bisa dibeli, pokoknya tanggungjawab penuh), ane, dan si bungsu, si sulung kuliah di luar kota -- sengaja ke Jakarta cuma mau naik MRT. Kenapa ane bilang petualangan ? Karena hal baru jadi pasti banyak yang dialami. Benar saja dari awal sampai akhir memberikan pengalaman dan keseruan dalam mengisi liburan yang hanya sehari ini.

Pergi dari rumah jam 10.00 menuju Lebak Bulus. Kalau dibandingkan hari kerja kepadatan di jalan tol tidak terlalu parah walau ada beberapa titik macet tetapi tidak terlalu parah.

Paksu parkir kendaraan di mall dekat stasiun MRT Lebak Bulus. Dari mall kami jalan sekitar 500m, tidak lupa di gerbang stasiun ane sama si bungsu gaya dulu, paksu yang bagian motonya.

Sampai di dalam stasiun ramainya bukan main situasinya seperti mau mudik, penuh sesak. Ane pikir pasti semua melakukan hal yang sama mumpung libur ingin mencoba alat transportasi baru yang dimiliki Indonesia -- Paksu bilang MRT nya sama kerennya seperti di Singapura dan Picadilly Line -- yang baru diresmikan tanggal 24 Maret 2019 kemarin, bagi ane memiliki alat transportasi yang tidak kalah dengan negara lain tentu satu hal yang membanggakan. Tinggal kita sebagai penggunanya harus berusaha mematuhi aturan serta menjaga sebaiknya.

Antrian mengular membuat ane dan si bungsu melongo merasa tidak yakin meneruskan petualangan menjajal MRT. Si bungsu sampai bilang tidak usah dilanjutkan saja karena katanya kalau naik kereta kan sudah pernah bahkan sampai 12 jam lebih saat liburan tahun lalu ke Malang.

Kata Paksu mungkin itu bukan antrian masuk tetapi antrian beli tiket. Ane tanya sama yang sedang antri dan betul mereka mengantri untuk beli tiket bukan untuk masuk, jadi membuat harapan kembali ada untuk melanjutkan mencoba MRT.

Kenapa ane bilang ada harapan untuk melanjutkan mencoba MRT ? Karena kami tidak harus ikut antrian yang meliuk-liuk disebabkan kami membayar tiket menggunakan e-money. Tiap orang harus menggunakan satu kartu e-money sendiri tidak bisa satu kartu digunakan bersama. Memang masih mengantri tetapi tidak sepanjang yang membeli tiket di loket. Untungnya kemarin Paksu sudah mencoba sendiri dulu naik MRT jadi tahu deh cara biar tidak antri beli tiket.


Kartu e-money harus satu orang satu.
Sumber gambar : dok.pri

Akhirnya kami mengantri masuk dengan memegang kartu e-money masing-masing. Tap kartunya saja buat ane ampun dah, berkali-kali gagal terus walau tiap gerbang masuk ada petugas yang membantu agar proses masuk stasiun lancar.

Beda dengan si bungsu yang memang anak zaman now yang sangat mudah beradaptasi dengan sesuatu yang baru apalagi kalau berhubungan dengan teknologi walau baru melihat dia hanya cukup mengamati orang di depannya pas gilirannya lancar saja, ane jadi di bully dah sama si bungsu.


Tap kartu.
Sumber gambar : dok.pri

Sampai di dalam ane liat garis juga tanda panah warna kuning penanda tempat menunggu untuk naik MRT dan warna hijau untuk penumpang yang keluar dari MRT yang beberapa waktu lalu salah digunakan oleh penumpang sampai ada foto dan diberitakan di luar negeri.


Line untuk masuk dan keluar MRT
Sumber gambar : dok.pri

Cerita ke Jakarta cuma mau naik MRT nya belum selesai ya Agan dan Sista tapi karena nulisnya di kendaraan jadi agak puyeng nanti ane lanjut di advance thread ini juga.

Ditunggu komen dan cerita Agan dan Sista pengalaman dan pelajaran apa yang didapat saat naik MRT juga deh. Tengkiuuu karena udah mampir juga cendolnya yaa.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Rabu 3 April 2019