letakkan
TS
letakkan
Kisah Anak Bunuh Ibu Kandung
Malam itu suasana begitu gelap, waktu yang tepat untuk berisitirahat, diwaktu yang sama listrik sedang padam. Suasana hening itu seketika berubah, tolong..tolong argghhh ... Hoiii tolong hoii, warga di gegerkan oleh jeritan cemas memecah kesunyian malam saat itu,yang mendengarpun ketakutan, suara itu histeris , terdengar tak seperti biasanya, membuat geger orang sekampung.




Sempat disangka Kumat dari Gangguan Kejiwaan.

Salbiah, wanita parubaya ini sudah lama menyandang status janda, umurnya saat ini 68 tahun. Mantan suaminya bernama Maulana, sudah bercerai semasa hidup, juga telah terlebih dahulu dipanggil menghadap yang maha kuasa. Suasana hidupnya serba pas-pasan, untuk makan saja, ia harus bekerja serabutan, pekerjaannya hanyalah petani di kebun milik keluarga, kadang juga bekerja untuk kebun warga yang memerlukan jasanya. Penghasilannya tidak seberapa, kadang upahnya habis untuk sehari, ia di karuniai lima orang anak, 2 orang putri dan 3 orang putra.

Tiga dari anaknya tersebut, sudah bekeluarga dan hidup mandiri. Salbiah, masih ditemani oleh putera ke empatnya dan si bungsu yang harus di pasung dirumahnya. Zolami nama anak bungsunya itu, dipasung karena mengidap penyakit gangguan jiwa, sedangkan, Akmal, putra ke empatnya itu, berstatus bujang, kerjanya Tani, umurnya 37 tahun. Pernah diharapkan mampu untuk bekerja agar bisa mengurangi beban ekonomi keluarga, namun takdir berkata lain.

Langkah kaki ini terasa gemetar, sempat berhenti didepan rumah sumber suara,ujar seorang yang membeberkan kronologis pada malam itu, tetanganya saya ini, lanjutnya. Saat mendengar suara teriakkan itu, terbesit rasa takut untuk memasuki halaman rumah, karena sumber suara dari teriakan itu berasal di rumah salah seorang anggota keluarganya yang diketahui mengalami ganguan kejiwaan (ORGIL). Ungkap warga menceritakan, detik-detik pada saat itu, mendengar suara teriakan yang dipastikan berasal dari rumah Salbiah.

Sontak, dirinya langsung mengajak warga lainnya, menuju asal sumber suara itu, karena takut sendirian, mencari tahu apa yang sedang terjadi. Malam itu, Sangat terdengar lantang sekitar pukul 23.30 WIB, ceritanya, sambil sesekali tangannya menunjuk ke arah rumah korban. Saat itu dirinya sedang tertidur.

Hari itu, hanya ada zolami yang sedang terpasung didalam rumahRumah panggung kayu yanh memiliki ciri khas rumah di perdesaan, tampak dirumah itu tempat penyimpanan hasil tani, dibagian bawah rumah, dan tangga yang menghubungkan bangunan bertingkat dua, tidak ada yang mencurigakan dari rumah tersebut, namun sekejap saja semua merubah cerita. Sekitar pukul 16.30 WIB, Akmal baru saja pulang dari kebun, dalam keadaan letih dan lapar, dirinya langsung menuju ke dapur rumahnya, bermaksud untuk makan, seperti lazimnya orang kelaparan.

Namun betapa kecewanya Akmal, saat berniat mengambil nasi, ternyata nasi tidak ada, hingga dirinya mengurungkan niat untuk makan. bisa jadi pada saat itu sang ibu (Salbiah), belum sempat memasak nasi. Karena petang itu, mereka baru saja pulang dari kebun, tak lama dari akmal sampai. sekitar pukul 17.00 WIB, Salbiah, diketahui juga baru pulang kerumahnya.

Suasana semakin mencekam, pada saat Ibunya pulang sambil mengerutu. Akmal, yang masih dalam keadaan kecewa karena tak menemukan nasi, semakin kalap saat melihat ibunya pulang dalam suasana tak ramah, dan mendengar kata dari ibu yang bilang bahwa Si anak (Akmal) pemalas. mendengar celotehan (nasehat) sang ibu, membuat suhu emosi Akmal tidak terkendali.

Akhirnya, masih dalam keadaan gelap mata karena tersinggung dan beranggapan bahwa ibunya tidak suka terhadapnya, tanpa pikir panjang langsung menghempaskan sendok dan piring, lalu mendorong tubuh dari sosok wanita yang melahirkannya itu, hingga terhempas kelantai, sesaat itu pula, Akmal, yang sudah diluar sadar, mengambil sebilah parang dan mengarahkanya ke leher ibunya, sreet..sreet…sreet. sebanyak tiga kali ayunan tangan Akmal yang sedang memegang benda tajam tersebut, tepat mengarah dan merobek leher sang ibu, hingga ibu kandungnya itu tergelak tak bernyawa.

KEHILANGAN SOSOK DARI ORANG YANG SERING MENJAGANYA

Sisi lain, didalam rumah itu masih ada yang membutuhkan perhatian, mengharapkan kasih sayang dari seseorang ibu yang selama ini menjaganya, dia adalah adik pelaku yang diketahui bernama Zolami, selama ini memiliki ganguan kejiwaan pada dirinya.

Sejak kepergian Ibunya, siapa yang akan memberinya makan, siapa yang akan menggantikan pakaiannya.ini jika dirinya harus dibiarkan terus di rumah itu. Keluarganya mungkin akan menyerahkannya ke rumah sakit jiwa, karena disana lebih pantas. Namun tak mempunyai biaya untuk memberangkatnya.kini sang adik yang diketahui gila itu masih terpasung dirumah itu dan dijaga oleh sang kakak.

Selama ini, diketahui, yang menjaga zolami adalah ibunya, jiwanya terganggu, tubuhnya terpasung, karena dikuatirkan akan membuat keonaran yang dapat menggangu warga sekitar, apabila dibiarkan terlepas, bayangkan setelah sehari sesudah kejadian ini, Dia (zolami), Siapa yang akan mengurusnya?. Dirinya sempat menangis dan sesekali memangil ibunya, saat itu dia (zolami) mengetahui kejadian pembunuhan itu dilakukan oleh kakaknya sendiri , dirinya juga lah orang yang pertama memberitahu warga kalau kakaknya telah menghabisi nyawa sang ibu. Dirinya menjerit ?. Iya dia pun menangis dan tahu bahwa telah kehilangan sosok orang yang sering menjaganya, pada saat kejadian dirinya berada tidak jauh dari tempat ibunya terbunuh.

Siapa sangka, rumah yang berbentuk bangunan tua, semi permanen, terlihat di beberapa bagian sisi ruang telah banyak yang rapuh, menjadi saksi bisu pembunuhan kejam yang dilakukan anak terhadap ibu kandung, lantai bekas darah tampak sudah mengering disekitar kejadian, sebagian sudah dibersihkan dan ditimbun dengan tanah. Piring kosong dan sendok yang tadinya tergeletak disekitar tempat kejadian, sudah tak ada lagi.

Ini adalah pembunuhan sadis di luar penalaran manusia normal, namun kalau menyikapi hal kejiwaan mungkin saja gila atau hanya sebatas depresi tempramental. Apa yang merasuki pikiran pelaku, sampai tega melakukan tindakan pembunuhan kepada orang yang telah mengandungnya selama Sembilan bulan itu, beralasan emosi, depresi, hingga mengalami ganguan jiwa, apapun itu, hukum harus ditegakkan dan proses tetap berjalan.

Akmal, pelaku pembunuhan ditangkap saat melakukan percobaan melarikan diri, kerumah saudaranya di daerah baturaja barat, itu merupakan saudara iparnya, tersangka juga saat ini sudah diamankan, untuk pemeriksaan kejiwaannya. Kesimpulan awal, Polisi menyebutkan pembunuhan ini akibat dari tersangka merasa kecewa akibat tidak menemukan nasi saat hendak sarapan, dibalik itu ada yang menyebutkan jika akmal pernah mengalami ganguan kejiwaan, dan bisa jadi saat kejadian tersangka sedang kumat.

Namun kenyataannya, dirinya tampak seperti normal dan masih nyambung saat di interogasi oleh pihak kepolisian, Polisi masih akan melakukan pemeriksaan terhadap kejiwaan psikologis tersangka Akmal, Pihak keluarga meminta agar tersangka diamankan dulu, dan menyerahkan semua kepada pihak kepolisian, ogan komering ulu ,Lokasi kejadian di desa lengkiti sumatera selatan(*)
Diubah oleh letakkan 15-04-2019 18:57
0
531
2
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.