Jokowi-Ma'ruf berhasil menang pada perhitungan quick count PIlpres karena unggul hingga 10 persen di pulau Jawa.

Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengemukakan kunci keunggulan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin adalah pada penguasaan wilayah Jawa. Jokowi-Amin unggul jauh dari penantangnya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk wilayah Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng). Sementara Jawa Barat (Jabar) dan Banten masih stabil seperti pada Pemilu 2014 lalu. DKI Jakarta unggul tipis tapi tidak signifikan mengangkat suara Jokowi-Amin karena jumlah penduduknya lebih sedikit.

"Penguasaan Jawa menjadi kunci kemenangan Jokowi-Amin. Jika pada Pemilu 2014 lalu, Jokowi hanya unggul 3 persen di Jawa, kali ini unggul hingga 10 persen. Angka ini cukup signifikan karena jumlah penduduk yang sangat banyak," kata Yunarto di Jakarta, Kamis (18/4/2019).

Ia menjelaskan penurunan hasil di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dapat ditutup dengan suara di pulau Jawa. Di Jateng, suara Jokowi-Amin di atas 70 persen. Sementara Jatim berada di atas 60 persen. Di sisi lain, wilayah Jabar dan Banten yang juga penduduknya sangat banyak, tidak banyak berubah. Jokowi-Amin tetap dapat suara di dua provinsi tersebut, meski Prabowo-Sandi masih unggul.

"Penurunan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi tidak berarti apa-apa karena ditutup di Jawa," tutur Yunarto.

Kunci lain dari kemenangan Jokowi-Amin adalah tingginya partisipasi pemilih. Biasanya meningkatnya partisipasi pemilih datang dari penantang. Hal itu karena ada kekecewaan terhadap incumbent. Namun kali ini, meningkatnya partisipasi pemilih tidak hanya untuk Prabowo-Sandi tetapi juga untuk incumbent Jokowi.

"Militansi pemilih tidak hanya untuk Prabowo-Sandi tetapi juga untuk Jokowi-Amin. Angkanya hampir imbang. Ini keuntungan besar bagi Jokowi karena pemilih loyalnya tidak lari. Partisipasi pemilih baru untuk Jokowi-Amin juga tinggi. Inilah kesuksesan Jokowi-Amin," jelas Yunarto.

‎Di tempat terpisah, peneliti dari lembaga survei Poltracking Indonesia Agung Baskoro mengemukakan kunci kemenangan Jokowi-Amin hingga di masa akhir karena kuatnya soliditas koalisi, tingginya loyalitas pemilih untuk mencoblos dan strategi kampanye yang jelas soal menjaga dan memperbesar suara di tiga Jawa dan di luar Jawa. Jokowi-Amin juga fokus segmen kaum mileneal yang digarap serius sebagai ceruk pemilih.

Terkait tuduhan dari kubu Prabowo-Sandi soal manipulasi perhitungan cepat (quick count), Agung mengemukakan‎ poltracking telah terbiasa melakukan quick count dalam pilpres maupun pilkada. Selain tergabung dalam asosiasi lembaga survei di Persepi dan telah terdaftar resmi di KPU, dalam menjalankan aktivitas quick count, Poltracking melakukan menjalankan kaidah produk akademik-metodologis sehingga hasilnya yang dapat dipertanggungjawabkan secara publik.

"Mengklaim kemenangan itu relevan bila jelas basis datanya dan publik dapat mengetahui secara utuh dari mana sumbernya. Sehingga, bukan sebatas asumsi atau informasi tidak kredibel," tegas Agung.

Sementara Yunarto mengemukakan siap membuka data lembaga surveinya terkait tuduhan kubu Prabowo-Sandi. Pihaknya siap diuji secara publik dan dibedah oleh para akademisi, ahli statistik dan pihak lain yang mengerti perhitungan quick count.

"Kami siap buka oleh siapa saja. Kami siap sajikan basis datanya. Namun kami juga berharap kubu Prabowo bisa menunjuk lembaga survei mana yang menjadi acuannya dan siap enggak dibuka datanya? Kalau hanya nuduh ke kami, sementara yang mereka pakai‎ tidak disebut dan tidak mau dibuka datanya, itu sama saja menyebarkan hoax. Kalau memang tidak percaya, ayo kita sama-sama buka. Bukan hanya ke kami saja dituntuk untuk dibuka," tutup Yunarto.

https://www.beritasatu.com/politik/5...menguasai-jawa