Nampaknya perjalanan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk masuk parlemen pada Pemilu 2019 harus kandas. Berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei IndoBarometer, PSI hanya mengantongi suara pemilih nasional sebesar 2,07%. Angka tersebut tentunya belum cukup untuk memenuhi syarat parliamentary thresholdsebesar 4% suara nasional.



Walaupun menelan kekalahan, Grace Natalie dengan PSI-nya patut diapresiasi atas berbagai gebrakan dan sikap politiknya yang tidak pandang bulu. PSI yang berupaya membangun image representasi anak muda ini beberapa kali banyak 'menyenggol' partai-partai diluar koalisi. Bahkan PSI sempat beradu tegang dengan partai politik yang masih satu koalisi dengannya. Tentunya hal ini diluar kebiasaan partai politik yang bersikap tidak agresif dan cenderung bermain aman.



Sikap-sikap politik dari PSI yang cukup 'berbeda' dalam menjelang Pemilu 2019 ini tentunya memberikan warna tersendiri bagi persaingan politik di Indonesia. Namun harus diakui sikap agresif dari PSI tersebut menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Terbukti dengan raihan 2,07% suara nasional memperlihatkan bahwa ide-ide dan sikap politik PSI belum sepenuhnya related dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.



Walaupun begitu harus diakui PSI memberikan kesegaran tersendiri dalam rangkaian Pemilu 2019 ini. Grace Natalie selaku Ketua Umum PSI dirasa telah mampu membangun sebuah partai politik yang sempat ditakuti oleh partai politik lain. Bahkan jika melihat hasil hitung cepat, raihan suara PSI mampu mengungguli partai-partai lama seperti Hanura (1,64%), PBB (0,76%), dan PKPI (0,23%).



Melihat hasil hitung cepat pada Pemilu 2019, nampaknya PSI masih memerlukan waktu untuk berkembang lebih baik lagi ditahun-tahun berikutnya.

So, terima kasih untuk Grace Natalie atas sikap politik yang diberikan melalui PSI. Jangan bubar, tetap berkembang, dan ditunggu keagresifannya pada edisi Pemilu 2024!