Papa.T.Bob
TS
Papa.T.Bob
Sexy Killers, yang Tidak Mereka Perdebatkan di Layar Kaca
Spoiler for disclaimer:


*****

Trailer Sexy Killers

Spoiler for trailer:


Tidak lama setelah debat pilpres, yang kelima, berakhir (13/04) akun Watchdocmengunggah sebuah film dokumenter berjudul Sexy Killers di Youtube. Film berdurasi 90 menit tersebut sebelumnya sudah banyak diputar di beragam komunitas di berbagai kota sejak awal April, dan mendapat sambutan luar biasa. Ane sendiri, yang tidak pernah ikut nobar, baru tadi malam menyaksikan film yang disutradarai oleh Dandhy Laksono dan Suparta Arz ini.

Sejujurnya langkah yang dilakukan Watchdoc bisa dibilang nekat. Sebab isu yang mereka angkat melalui film Sexy Killers sangat sensitif, dan bisa dibilang "membunuh" karakter atau persona kedua paslon yang sudah susah payah dibangun melalui kampanye politik. Tapi Watchdoc mampu "bermain cantik" dengan mengunggah film ini tepat di saat masa tenang kampanye, tiga hari sebelum pemilu presiden dilaksanakan. Sehingga sepertinya tidak terlalu berdampak pada elektabilitas kedua paslon.

*****


youtube.com

Buat agan yang penasaran, isu-isu yang coba diangkat dalam film Sexy Killers adalah isu yang mendapat sedikit porsi penayangan, bahkan hampir tidak pernah diliput oleh media arus utama. Padahal isu-isu ini layak diperdebatkan, antara lain seperti isu:
Quote:


Intinya dampak kerusakan ekosistem dari hulu hingga hilir yang memprihatinkan karena pengabaian AMDAL. Di mana pemegang saham dari perusahaan-perusahaan batu bara dan PLTU tersebut adalah elite-elite politik di Indonesia.

*****

youtube.com

Dalam film diceritakan, bahwa ada dugaanpolitik oligarki di lingkaran elite politik Indonesia, termasuk di lingkaran capres dan cawapres, petahana maupun oposisi. Penyalahgunaan wewenang dalam kekuasaan oligarki membuat beberapa oknum perusahaan tambang batu bara serta PLTU dengan mudah mendapatkan izin. Tapi adanya izin tersebut justru membuat mereka tidak mengindahkan penolakan dari warga dan lingkungan sekitar.

Ane akui isu ini sangat sensitif bila terungkap di momen-momen seperti sekarang, karena dapat memengaruhi keputusan para pemilih. Selain juga rawan disusupi oleh agenda atau kepentingan pihak asing yang ingin mengadu domba. Pasalnya terlihat jelas ada campur tangan LSM asing di situ.

Menjadi sebuah pertanyaan besar, mengapa mereka memilih momentum pilpres untuk mengangkat isu ini. Mirip dengan yang dilakukan Joshua Oppenheimer menjelang pilpres 2014 lalu. Saat itu Oppenheimer juga meluncurkan film dokumenter dengan mengangkat isu sensitif, yaitu pembantaian 1965.

*****


youtube.com

Terlepas dari semua kontroversinya, Watchdoc sendiri aslinya adalah "proyekan" dari Dandhy Laksono, jurnalis yang kerap bersinggungan dengan bahaya. Film Sexy Killers, yang kita bahas sekarang, adalah bagian dari proyek Ekspedisi Indonesia Biru. Ekspedisi keliling Indonesia yang ia lakukan bersama Suparta Arz, dengan mengendarai motor bebek.

Dilihat dari video-video unggahannya, Watchdoc konsisten mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan isu sosial, kearifan lokal, juga lingkungan hidup. Sudah ratusan video yang mereka hasilkan. Dan seperti namanya, Watchdoc menjadi "anjing penjaga" yang berfungsi mengawasi lembaga-lembaga birokrasi dari penyalahgunaan wewenang serta kekuasaan.

Apalagi yang bisa ane sampaikan? Silakan agan lihat sendiri filmnya jika penasaran. Dan jangan lupa tinggalkan komentar agan di mari bila sudah selesai menontonnya. Gara-gara nonton film ini ane begadang sampe lupa tidur emoticon-Entahlah



*****

Sekian dari ane bre & sis.
Jangan kecewa dan tidak perlu gegabah. Tetap mencoblos, lalu bagikan informasi ini, bila menurut agan perlu.
Salam dan sampai jumpa di threadCipt. Papa.T.Bob selanjutnya.
emoticon-Rate 5 Star emoticon-Toast
Diubah oleh Papa.T.Bob 15-04-2019 12:36
29
34.2K
206
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.