ordexhaust
TS
ordexhaust
[DISKUSI] Exhaust knalpot dari A-Z

https://ordexhaust.com/


/https://ordexhaust.com/news-article/...o-ini-obatnya/

Kasi video suara knalpot dulu biar konsen
Hasil tweaking lokal :





POST 1
Disini kita mengupas tuntas masalah exhaust dari A ampe Z


basa basi dulu pengenalan Exhaust System emoticon-Smilie
Exhaust System , Bagian-bagian Exhaust / Knalpot


Knalpot pada kendaraan bermesin secara umum dibagi dari :

1. Header, downpipe atau manifold
2. Resonator,
3. Muffler,

Dan keseluruhan bagian tersebut dihubungkan oleh Piping.
Pada kebanyakan mobil modern, ditambahkan Catalytic Converter (cc), untuk meredam emisi gas buang agar tidak terlepas secara bebas ke atmosfir. Tujuannya demi terjaganya kebersihan udara yang dihirup makhluk hidup. Biasa ditempatkan setelah header, downpipe atau manifold.




1. Header , ialah bagian. pertama exhaust yang berhubungan langsung dengan mesin. Fungsinya menerima pembuangan pertama dari tiap silinder untuk disalurkan menjadi satu kepada bagian selanjutnya. Bila mesin memiliki 4 silinder, maka jumlah pipa header akan berjumlah 4 pipa, yang akhirnya akan menjadi 1 sebelum masuk ke bagian selanjutnya, yaitu resonator ataupun catalytic converter.
Yang tentunya dihubungkan oleh piping.

2. Resonator, ialah bagian yang berada setelah header ataupun catalytic converter, yang berfungsi sesuai namanya, meresonansi suara dari gas buang yang Cumiakan telinga karena berbenturan dengan atmosfir
Resonator

3. Muffler, ialah bagian yang meneruskan fungsi resonator dalam meredam suara. Sesuai namanya, Muffler atau peredam


Penjelasan detail bagiannya dilanjutkan pada post selanjutnya


POST 2
Nah, Intro diatas pengenalan exhaust biar sesuai syarat udah.
Trit ini tujuannya
1. nyambung dr sumbangsih temen2 sesama modifikator lokal yg udah bikin trit edukasi tentang exhaust, ane cuma sekedar bantu ngelengkapin.
2. Kalo kita orang indonesia juga bisa koq jabanin produk2 luar. Asal semua sesuai dengan desain yang semestinya, yaitu scientific, mengikuti hukum physic.
3. Dan juga berbagi ilmu yang udah ane dapet, krn dengan berbagi ane pun bakal malah dapat tambahan ilmu lagi. Bener kan emoticon-Smilie

Beberapa tips tips knalpot / exhaust yg sudah ada sangatlah membantu buat para otomania Indonesia dalam memodifikasi knalpot mobil/motor nya. Ane disini cuma ngelengkapin dengan perhitungan yang lebih detail supaya lebih tau "How To"Nya. Dengan mengetahui secara saintifik apa yang terjadi pada system 4 stroke engine dan dinamikan gas yang keluar masuk melewatinya. Maka qt bs memiliki dasar yang kuat buat memodifikasi Exhaust System kendaraan kita.

Nah gimana Perhitungan Ultimate dari sebuah exhaust system? Mari kita jembreng disini
Eh, btw Kenapa disebut ultimate? Karena inilah sebenernya dasar dari pergerakan aliran udara dari 4 stroke engine, yang sesuai dengan hukum alam/ hukum fisika. Sebetulnya bagi ane ini justru malah ilmu dasar dari Exhaust dan 4 Stroke Engine.
Terserah kita mau gak percaya mau tolak mau bilang bullshit, tapi this is how it works.
Sama seperti kita bilang "Saya gak percaya teori Newton, Gravity is Bullshit. Gw bisa melayang diudara krn gw gak percaya teori Fisika Newton".
See ? emoticon-Smilie


POST 3
Exhaust Header Design

Tentunya kita tidak mau kan mobil atau motor kita menjadi kelinci percobaan?

Nah, sebuah Header, Karena fungsinya yang bertanggung jawab menerima gas sisa pembakaran pertama kali, langsung dari mesin. maka Disain sebuah header sangat krusial . Panjang, diameter, sudut tekukan dan konfigurasi kolektor (421/41, etc)sangat berpengaruh terhadap karakter mesin dsn tenaga yang dihasilkannya. Tidak bisa sembarang ukuran.
Karakter mesin yang mempengaruhi desain sebuah header ialah, kapasitas (cc) dan powerband atau rentang tenaga yang menghasilkan tenaga optimal dalam satuan RPM (rotasi per menit). Kita tidak bisa menggunakan spec header untuk mesin 1000cc dipasang pada mesin 1800cc. Atau header mesin spec offroad low rpm pada mesin drsg rpm tinggi.

Panjang,
Panjang pipa primer (runner) sebuah header menentukan efek scavenging dari kerja mesin pada RPM dimana kita inginkan terjadinya area powerband optimum. Scavengging ialah proses dimana terjadi pantulan dari gelombang tekanan (presure wave) gas buang yang mengalir sepanjang pipa primer header (runner) hingga memasuki area kolektor.
Penentuan panjang runner tersebut sangat penting, orang bule bilangnya resonance tuning, tujuannya agar presure wave tersebut menghasilkan efek penyedotan/kevakuman tepat dimulut klep exhaust pada saat klep intake sedang terbuka saat overlapping yang terjadi pada proses siklus pengisapan selanjutnya. Parameternya dipengaruhi oleh RPM powerband, dan juga durasi bukaan klep exhaus
- Semakin panjang runner, semakin ideal untuk tenaga di low rpm.
- Semakin pendek runner, semakin ideal untuk tenaga di high rpm.
(tulalit khann, dengan teori2 umum yang “pendek buat street, panjang buat drag” emoticon-Big Grin , pasti banyak yang salah KAPRAH emoticon-Big Grin )


Diameter,

Diameter pipa primer menentukan kecepatan aliran udara yang optimal pada area powerband yang kita inginkan. Simple rule of thumbnya : pada saat puncak horsepower terjadi, kecepatan aliran udara gas buang exhaust haru berada pada kisaran 220-300ft/ second. Dalam rumus dibawah di ambil konstanta 250ft/sec atau 76.2

- Bila kecepatannya terlalu rendah (kegedean diameter), efek yg dirasakan ialah torsi mesin yang loyo, atau “ngempos” dan juga boros.
- Bila kecepatannya terlalu tinggi (kekecilan diameter), efek yg dirasakan ialah power mesin seperti tertahan. Bakal boros juga! Karena banyak residu pembakaran yang tidak terbuang sempurna.



Sudut dan tekukan,
Sudut dan tekukan dari pipa header juga berpengaruh bagi performa exhaust. Gas buang merupakan fluida gas, dan fluida mengalir sempurna pada aliran yang laminer juga streamlie. Singkatnya, fluida suka pada jalur yang steady, pasti, tidak PHP. emoticon-Big Grin
- Jadi bilamana jalurnya lebih banyak lurus, ya bikin jumlah sudutnya seminimum mungkin dan dominan lurusnya.
- Namun bila jalurnya harus berbelok, ya bikin sudut berputar yang halus dan kontinyu.
- Tidak lurus, belok, lurus lagi, lantas belok, lantas lurus lagi.
Yang begini fluida akan kesulitan untuk mengalir. Tapi terkadang ruang mesin yang terbatas memang memaksa engineer untuk mengkompensasi keinginan fluida
Nah satu lagi, jenis proses penekukan pipa untuk exhaust biasa diketahui ada dua,
1. Tekukan biasa (yang biasanya jadi kempot),
Mandrell Bend (tekukan yang tidak kempot, biasa digunakan untuk High Grade Exhaust yang harganya pake dolar, macam DC-Sports dsb).
2. Ada pula yang menggunakan segmented elbow untuk menghindari kempot tersebut. So pasti Mandrell Bent ialah yang terbaik, tapi apakah jaminan mandrell bent lebih baik daripada tekukan biasa? Belum tentu.

Konfigurasi dan Kolektor,
Nah, pada mesin 4 silinder umumnya diketahui ada dua macam konfigurasi Header, 4-1 dan 421. Secara awam diketahui 4-1 Memiliki karakter yang baik buat putaran atas, sedangkan 421 putaran menengahnya yang strong.
1. 41, konfigurasinya bermula dari 4 pipa header/runner yang bergabung langsung menjadi 1 di kolektor. Simple but powerfull buat melepas debit udara yang terjadi pada RPM tinggi. Rumus perhitungan diatas langsung aplikatif bagi header 41.
2. 421, konfigurasi 4 pipa pipa runner primer pertama bergabung ke pipa kedua yang disebut secondary runner, disini menjadi sebuah kolektor yang berjumlah dua buah, pipa silinder 4 dengan silinder 1 bergabung menjadi satu kolektor, pipa silinder 2 dan 3 bergabung menjadi satu kolektor lagi. Dan selanjutnya 2 pipa secondary runner tersebut bergabung lagi di kolektor terakhir. Total ada 3 Kolektor yang terlihat seperti huruf Y. Makanya diluar sana disebut sebagai TRI-Y headers. Rumus perhitungan diatas dapat menjadi acuan untuk 421, untuk diameter inlet primer dan keseluruhan panjang runner (primarry + secondary) namun lebih detailnya lagi akan kita bahas pada kemudian hari.

Lho 421 kolektornya sampai 3 biji? Buat apa? Nah, kita ketahui tadi diatas, ada sebuah proses yang dinamakan proses scavenging, yang mana proses scavenging itu terjadi saat Pressure Wave memantul di kolektor, yang menghasilkan kevakuman yang baik bagi pembilasan sisa gas residu. Alhasil torsi semakin baik. Nahh, dengan adanya 3 kolektor Y tersebut, maka desain 421 akan memiliki efek scavenging yang sangat baik bagi torsi yang terjadi pada low dan mid rpm dibanding dengan 1 buah kolektor saja pada system 41. Jelas khaannn?
Nah selanjutnya ialah diameter kolektor, kolektor yang dimaksud disini ialah final kolektor yang menggabungkan seluruh pipa header menjadi satu. Seperti kita ketahui diatas, semua ini tentang flow dan air speed. Debit mencukupi dan air speed ideal, tidak turbulen, tidak pula lack of velocity
Prinsipnya idem sama runner / pipe diameter
- Bila kecepatannya terlalu rendah (kegedean diameter), efek yg dirasakan ialah torsi mesin yang loyo, atau “ngempos” dan juga boros.
- Bila kecepatannya terlalu tinggi (kekecilan diameter), efek yg dirasakan ialah power mesin seperti tertahan. Bakal boros juga! Karena banyak residu pembakaran yang tidak terbuang sempurna.
diameter kolektor


Downpipe.
Nahh, satu lagi. “Koq mobil-mobil sekarang jarang yang pakai header? Gantinya namanya Downpipe?”. Sebenarnya, downpipe itu adalah bagian dari header yang mana primarry pipenya menyatu langsung pada cylinder head. So downpipe berfungsi sebagai Secondary Runner dan juga sekaligus Kolektor. Jadi desain perhitungan seperti header tetap berlaku, tapi fokus lebih pada desain kolektor yang akan kita bahas lebih detail dilain waktu.

BAB II berisi landasan teori, BAB III berisi Aplikasi rumus. Gak rugi deh downloadnya, isinya menyeluruh tentang mesin 4 tak, dan teradapat cara membuat mesin 1300cc NA 205HP emoticon-Smilie
Rumus-rumus diatas dicari di internet manapun gak akan ketemu, (sok pinter? bukan bro!) Karena yang beredar diinternet (Graham Bell, Jim Mcfarland, Bisimoto, Michael Delaney, etc) ialah rumus singkat bagi engineer motorsports, yang aplikatif dan ga mau pusing. Sedangkan rumus saya disini ialah rumus yang dituntut oleh Dosen saya sewaktu melakukan Skripsi atas hasil karya saya Civic Nouva yang menjadi juara nasional dari 2001-2003, beliau-beliau ini menuntut saya untuk menjabarkan secara detail , njlimet, dan puyeng. Bukan diminta shortcut rumus matengnya doank. Makanya saya bagi2 disini biar ikut ngerasain puyeng bareng emoticon-Big Grin . Dab perhitungan praktisi motorsports dunia tersebut dengan rumus penelitian ilmiah skripsi saya ending ketemunya bakal mirip emoticon-Smilie , tapi cuma penjabarannya saja dalam skripsi saya lebih detail (dan puyeng). Tapi worthed buat yang ingin berbagi diskusi pembelajaran. Dan ga usah takut bakal menyesatkan, karena sudah disahkan koq oleh para Guru besar universitas, dan juga terbukti juga donk di ajang Balap , “RACE PROVEN” emoticon-Smilie))))
Oh ya, artikel diatas baru opening tentang disain header, untuk lebih lengkapnya lanjut kemari : More Advance on Header Design


POST 4
Resonator dan Muffler Design


Resonator adalah bagian setelah header yang berfungsi sebagai peredam suara. Ya, memang fungsinya hanya penghalus suara. Tapi, bilamana dimensi dari resonator tersebut asal-asalan. Hasilnya pun akan merugikan bagi mesin kendaraan, boros dan tenaga loyo, terkadang malah suara malah menggelegar macam angkot, bukannya teredam dengan manis seperti suara sports car.
Kriteria Resonator yang baik ialah :
- Mampu meredam suara yang baik (ini sebenarnya masalah selera, tapi yang jelas gak mau suara kayak angkot knalpot bocor kan emoticon-Big Grin ).
- Tidak restrictive, atau mampu mengalirkan debit udara sebesar yang dikeluarkan mesin, satuannya CFM. Oleh karena itu, kita harus bisa tahu atau paling tidak memperhitungkan estimasi debit udara yang dikeluarkan oleh mesin mobil kita. Namun tidak pula bisa menggunakan Resonator ber inlet sebesar-besarnya demi debit besar, karena akan terjadi Lack of Velocity atau aliran udara yang kecepatannya terlalu rendah. “Bigger CFM Not Always Better“. Dibawah ini ada perhitungan singkat untuk estimasi debit udara yang keluar dari mesin kita, dan juga tabel estimasi sebagai panduan singkat untuk memilih inlet dari sebuah resonator smooth perforated.

Oppsss,, salah, maksudnya rumus dan tabel pendekatan dibawah ini :


Tabel Debit Udara Dari Berbagai Ukuran Inlet Resonator & Muffler Freeflow

Ukuran Inlet Debit ( CFM )

Mufler Freeflow 1 ½ Inch 200 CFM
Mufler Freeflow 1 ¾ Inch 315 CFM
Muffler Freeflow 2 Inch 500 CFM
Muffler Freeflow 2 ¼ Inch 625 CFM
Muffler Freeflow 2 ½ Inch 800 CFM
Muffler Freeflow 2 ¾ Inch 1030 CFM
Muffler Freeflow 3 Inch 1215 CFM
Tabel (pendekatan) From : PerformanceTrends, Inc.

Nb : Rumus diatas adalah pendekatan singkat, konstantanya menggunakan asumsi Volumetric Efficiency dari mesin yang digunakan sebesar 100%. Tiap kondisi mesin berbeda berbeda (Pnp, non Pnp, Stock Cam, Big Cam), volumetrik effisiensinya berbeda pula. Jadi rumus ini hanya pendekatan singkat yang bisa dijabarkan pada artikel ini, karena penjabaran mengenai parameter penentu volumetric effisiensi sangat banyak dan akan mencakup keseluruhan dari parameter yang bekerja dalam mesin 4 tak, dan akan keluar dari pembahasan exhaust. Namun bagi yang ingin mempelajari silahkan klik disini : http://www.4shared.com/rar/9CFL8MBSb.../skripsi.html?

- Kalau perlu dapat bekerja sebagai anti reversion. Karena letaknya ditengah, perjalanan gas buang masih panjang, dari sisa perjalanan sampai ke muffler dan lalu ke area open atmoshpere banyak sekali kemungkinan terjadinya restriction yang menimbulkan backpressure yang besar. Oleh karena itu dapat fitur antireversion digunakan untuk mengantisipasi backpressure, hal ini sangat membantu terutama mobil bertransmisi automatic yang membutuhkan torsi besar pada putaran mesin rendah

Antireversion


Muffler Design


Muffler yang baik harus dapat mengalirkan debit gas buang secara optimum namun mampu meredam Presure Wave dengan optimum. Aliran gas buang dan Pressure wave adalah hal yang berbeda. Dimana aliran gas buang memiliki Debit/Flow yang harus selancar mungkin terbuang ke atmosphere, sedangkan pressure wave adalah gelombang tekanan yang mana bila berbenturan langsung dengan atmoshpere akan menimbulkan suara tumburan yang keras, inilah yang menghasilkan suara pekak.
Kebanyakan orang salah kaprah dalam melakukan peredaman suara dengan menggunakan hal yang malah mereduksi kemampuan mengalirnya Flow tersebut. Inilah yang membuat power mesin serasa loyo dan boros, karena flow yang tertahan membuat C02 yang seharusnya terbuang pada atmosphere malah tertahan dalam ruang bakar yang seharusnya hanya berisi Oksigen. Ada pula yang ingin mengatasa loyo nya mesin tersebut dengan membuat muffler yang mampu mengalirkan Flow sebesar besarnya, namun lupa bahwa Flow yang jauh melebihi kebutuhan mesin bisa jadi memiliki area yang terlalu besar dan menghasilkan Air Velocity yang rendah dan lemah, alhasil torsi berkurang dan juga boros.
Dibawah ini adalah salah satu contoh muffler straight thru atau dikenal dengan muffler freeflow terdapat tiga bagian yang perlu diketahui.


Inner pipe ialah jalur dimana aliran gas buang mengalir didalamnya. Yang didalamnya terdapat lubang lubang kecil (perforated). Penentuan diameter inlet pipe dan perforated tersebut sangat berpengaruh terhadap performa kendaraan dan juga karakteristik suara yang dihasilkan. Diameter inlet yang terlalu kecil dapat membuat mesin susah untuk melepaskan debit gas buang kepada atmosphere bebas, namun diameter yang terlalu besar sebaliknya dapat mengurangi kecepatan aliran udara yang mengarah keluar. Kurang lebih seperti pada perhitungan debit pada resonator di post sebelumnya.

Nah perforated pada bagian Inlet pipe bila memiliki jarak yang renggang maka jumlahnya akan sedikit, dan hal ini membuat efek peredaman suara menjadi berkurang, namun dapat menyalurkan pembuangan dengan lebih baik. Sebaliknya, bila jaraknya rapat dan jumlahnya menjadi lebih banyak, peredaman suara dapat terjadi secara lebih optimum, namun penyaluran pembuangan menjadi berkurang. Diameter perforated tadi pun memiliki karakter tersendiri, bila terlalu besar diameter perforated tadi, aliran gas buang menjadi turbulen, hal ini tidak baik bagi proses lancarnya proses pembuangan. Sebaliknya diameter perforated yang kecil laminer dapat menghasilkan aliran gas buang yang laminer, semakin kecil semakin laminer, menjadikan lancarny proses pembuangan, namun proses peredaman menjadi berkurang.

Sound insulation chamber ialah ruang tempat bahan peredam suara berada. Disinal diserapnya suara pekak dari gas buang yang keluar. Semakin besar volume chamber semakin baik pula peredaman suaranya. Peredaman suara dibantu juga oleh glasswool yang terdapat pada Sound insulation chamber. Material glasswool yang baik harus tahan terhadap panas, karena glasswool berhadapan langsung dengan panas gas buang dari mesin, dan proses pengisian glasswool pun dapat mempengaruhi tenaga mesin lho! Koq bisa? Ya, karena glasswool yang terlalu longgar pada area yang bersentuhan langsung dengan inlet pipe dapat membuat lolosnya Exhaust Flow secara berlebihan kedalam chamber, ini pula yang membuat Flow turbulen. Glasswool seharusnya memiliki kerapatan tinggi pada bagian yang bersentuhan dengan inlet pipe, agar mencegah terjadinya aliran/Flow yang turbulen tadi. Dan memiliki kerapatan lebih rendah pada bagian yang mengarah pada housing agar meredam pressure wave yang membawa suara. Itulah kenapa salah satu produsen jepang (HKS atau Apexi, saya lupa) sampai menggunakan mesin macam pemintal benang untuk proses pemasangan glasswolnya.

KELANJUTAN BERIKUTNYA


https://ordexhaust.com/

https://ordexhaust.com/https://ordexhaust.com/news-article/...o-ini-obatnya/
Diubah oleh ordexhaust 19-06-2022 01:54
0
77.4K
290
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kendaraan Roda 4
Kendaraan Roda 4
icon
25KThread11KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.