Aboeyy
TS
Aboeyy
Detik-Detik Runtuhnya Kerajaan Nokia


Quote:


Nama Nokia begitu melegenda di kalangan pengguna Ponsel. Bagaimana tidak, brand asal Finlandia ini selama berpuluh-puluh tahun merajai dunia telekomunikasi seluler di seluruh dunia.

Dengan jargon ‘Connecting People’, Nokia mampu menghipnotis berbagai belahan dunia untuk menggunakannya sebagai sarana komunikasi.


Nokia

Bukan karena tiada pilihan atau saingan, sehingga Nokia begitu diminati. Merek Siemens, Sony Ericsons, LG bahkan Samsung, saat itu juga sudah ada. Namun masyarakat yang sudah familiar dengan Nokia yang Easy Going alias mudah dioperasikan, tetap memilih merek ini, sedangkan merek lain juga tidak memberikan fitur lebih atau sesuatu yang baru. Tuh jika semua fitur HP sama saja, tentu mereka tidak ingin repot mempelajari cara mengoperasikan HP merek lain yang dianggap lebih ribet (meski saat itu fungsinya cuman buat telpon dan SMS doang).

Selain itu, dengan harga yang relatif terjangkau, Ponsel Nokia tetap selalu di hati. Nokia sendiri juga selalu berinovasi, agar tampilannya tidak membosankan. Namun ibarat motor, mesinnya tetap dipertahankan, hanya bodi dan aksesorisnya saja yang sedikit dimodifikasi dan ditambah, agar tampak beda dengan seri sebelumnya. Misalnya ketika dunia digital mulai mengenal kamera, musik dan video, maka ditambahkanlah fitur kamera, penampil gambar, pemutar musik, dan player video.

Kejayaan ‘Kerajaan Nokia’ boleh dikatakan mencapai puncaknya saat ia menggunakan OS Symbian. Seperti halnya OS Blackberry, Nokia mematenkan OS Symbian ini sebagai platform resmi kebanggaan mereka. Maka berbagai varian Nokia seri N ditelorkan untuk menjalankan OS ini, mulai dari N6600, hingga N95 dan Communicator E95.

Meski demikian, Nokia tetap memproduksi HP berbasis Java dengan berbagai variannya untuk menjaga lini entry level, seperti seri Express Music, agar tidak direbut oleh merek lain.

Mungkin karena kewalahan menghadapi pertahanan Nokia yang begitu kuat, maka merek lain seperti Samsung langsung menyambut OS Android yang diluncurkan Google, sebagai awal inovasi produk mereka. Sebuah tindakan yang sempat ‘ditertawakan’ oleh pihak Nokia, karena dianggap sebagai langkah frustasi dan spekulasi. Nokia tetap pede dengan OS Symbiannya.

Begitu Samsung mulai booming dengan layar sentuhnya, beberapa vendor lain dari Cina mulai berlomba-lomba mencari keuntungan dengan ikut-ikutan memproduksi HP Android versi murah, menyasar masyarakat entry level yang tak mampu menikmati mahalnya kecanggihan Android Samsung. Dan mereka pun turut kecipratan berkah dari kehadiran Android tersebut.

Perlahan tapi pasti, Nokia mulai ditinggalkan. Masyarakat mulai berpindah hati, melirik Android yang dinilai mempunyai banyak kelebihan, berkat sifatnya yang Open Source, yang bisa menginstall berbagai jenis game dan aplikasi dari berbagai pengembang.

Menyaksikan fenomena tersebut, tampaknya Nokia bergeming. Tahun 2011, Stephen Elop sebagai CEO Nokia tetap percaya diri dengan kehebatan Symbian. Alih-alih mau ikut-ikutan pakai Android, (entah karena gengsi atau apa), Nokia justru memilih Windows Phone sebagai OS untuk seri Nokia Lumia yang diluncurkannya, untuk menyaingi kesuksesan Android dan iOS.



Dalam sebuah acara launching yang megah, tahun 2012 di Time Square, New York, CEO Nokia itu tetap yakin bahwa dengan berbagai fitur Microsofot yang tersemat dalam Nokia Lumia, akan mampu menghadang laju pertumbuhan Android.

Memang, tampilan dan fitur Nokia Lumia yang disokong oleh Windows Phone tidak kalah hebat dan menarik dibanding Android. Namun karena sifatnya yang tidak sepenuhnya terbuka (semi terbuka, tidak full Open Source), membuat masyarakat masih lebih tertarik dengan Android.



Karena itu, meski sudah menggunakan nama besar Microsoft, tampaknya Nokia tetap tidak mampu bertahan lebih lama. Penjualan Nokia Lumia boleh dianggap gagal mencapai target, dan Nokia sudah berada diambang kebangkrutan. Maka pada tahun 2014, Nokia sepenuhnya diakusisi oleh pihak Microsoft, yang katanya dijual dengan harga murah. Dengan demikian, kejayaan kerajaan Nokia telah runtuh, dan yang tinggal cuma nama.



Lalu, di bawah kendali Microsoft dengan merek dagang HMD Global, Nokia berusaha untuk dihidupkan kembali, dengan menata ulang pondasi kerajaannya yang telah bobrok. Ia bangkit lagi dari awal, merangkak dari nol, dengan mencoba peruntungan menggunakan Android. Maka lahirlah nama-nama yang berbau Windows, seperti Nokia 5, Nokia 6 dan sebagainya, yang sampai saat ini belum pernah Ane lihat wajahnya di gerai-gerai Ponsel besar seperti Hapeword, Arthomoro, dan Gadgetmart.

Sebuah langkah yang sudah terlambat, akibat keterlenaan dengan kesuksesan yang pernah diraih. Namun tidak salahnya untuk dicoba, serta menjadikan peristiwa masa lalu sebagai pelajaran, bahwa teknologi itu berkembang pesat, yang setiap geraknya harus diikuti. Jika tidak, maka silakan jalan di tempat, atau mati. (*). Ref dan sumber foto
Diubah oleh Aboeyy 12-11-2019 10:26
30
18.4K
224
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Handphone & Tablet
Handphone & Tablet
icon
10.7KThread8.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.