Secara pribadi saya berpendapat "Anda tidak perlu mempercayai atau diperbolehkan untuk mengacuhkan berbagai survei yang ada."

1. Pertanyaannya jika anda memastikan kemantapan hati anda untuk mengatakan iya, lalu untuk apa datang ke TPS jika sudah mantab toh juga sudah menang?


Tujuan maksud saya memberi wawasan untuk berkontribusi dalam pendidikan politik karena kita mengenal survei secara massif (terpopulerkan) baru dibilang 3 terakhir perhelatan pilpres.

Pilpres hanya memberikan 2 pilihan siapa yang menang,right?

probabilitas itu bernilai sama dan linier dengan berbagai pilihan presiden di US yang sudah berlangsung sejak sekian lama.





Berbagai faktor diulas dalam persoalan hasil berbeda dari mayoritas survei yang diberikan pada saat itu.

Harian Nytimes juga memberikan berbagai pandangan pada saat itu


sumber

Berbagai pertanyaan kritis sepertinya kurang di pertanyakan oleh awak media, yang dimungkinkan tanpa melihat berbagai kemungkinan lain, dikarenakan seperti diketahui di beberapa hari lalu ada salah satu surveyor yang memberikan titik tekan seperti diketahui oleh kita secara bersama.

Analisa juga diperlihatkan mengapa pilihan tentang kampanye brexit berakhir seperti kita ketahui bersama di waktu tahun lampau. (jajak pendapat brexit juga memberikan dua pilihan)


sumber
==============================================================

Justru terlihat aneh di beberapa waktu hari-hari terakhir ini, kita dapati seperti kasus kontroversi "kracking Twitter".


Semakin mengecilnya proporsi pemberitaan prabowo-sandi di berbagai media besar online (susah cari beritanya) contoh: (Tribunnews) dalam beberapa hari ini, jikalaupun ada pemberitaan yang cenderung sedikit tendensius dalam headline nya.

Jikalaupun ada dan informasi mengenai prabowo-sandi kebanyakan di tunjukkan di tribun manado atau kupang. Untuk pemberitaan subdomain lokal (tempat area).

semoga saya salah
(saya beralasan memberikan pendapat ini dan menunjuk tribunnews karena tribunnews adalah top ranking ke dua di Alexa)

Kaskus nomor 17 turun dari peringkat 13



Semoga [hal jelek, [c]racking twitter (contoh buruk berdemokrasi) bukanlah menjadi narasi buruk, untuk lebih memberikan drive penekanan akan sebuah ketidakseimbangan proses berlangsungnya PEMILU 2019 kali ini]

[c]racking twitter jika itu adalah dalam penyelidikan berkata seperti demikian, yang dirugikan kan ada 3 pemilik akun.