Mesin pesawat menjadi salah satu faktor naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer. Hal ini berpengaruh pada global warming.

Berkaitan dengan global warming, peneliti dari Lembaga Dirgantara Jerman (Deutsches Zentrum für Luft-und Raumfahrt ; DLR) bekerjasama dengan peneliti dari Amerika Serikat dan Aljazair membuat mesin pesawat yang menghasilkan gas emisi dan debu dalam jumlah sedikit.

"Eksperimen dan uji coba adalah kunci dari membuat mesin generasi terbaru yang menghasilkan gas emisi yang sedikit", ucap Klaus-Peter Geigle dari DLR Institute of Combustion Technology di Stuttgart. Inovasi ini merupakan bagian dari program SOPRANO (Soot Processes and Radiation in Aeronautical innovative Combustors) yang diadakan oleh European Union. SOPRANO adalah misi yang bertujuan membuat pesawat menjadi lebih ramah lingkungan.

Proses pembakaran di mesin pesawat ini berbeda dengan mesin lainnya. Mesin ini melakukan pembakaran dua kali. Pertama-tama bahan bakar pesawat dibakar dan menghasilkan gas sisa pembakaran. Setelah itu, dilakukan pembakaran kembali, sehingga mesin ini menghasilkan gas sisa sesedikit mungkin. Proses pembakaran ini disebut RQL (Rich Quench Lean).

Berkat inovasi ini, mereka meraih penghargaan Distinguished Paper Award dari International Symposium on Combustion.

Mesin pesawat ini masih membutuhkan uji coba lebih lanjut sebelum dipakai dimasa yang akan datang. Penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan pun juga mulai diuji coba.

Sumber:
DLR - https://www.dlr.de/dlr/en/desktopdef.../gallery/33843

Physics On The Sky

Line: @ROT9595H
Instagram: physicsonthesky
Facebook: Physics On The Sky