Ehm. Hai gan.
Hmm.. judulnya bukanlah clickbait buat bahasan kepaleontologian yak. Isinya nanti benar2 sama kayak judul.

Yak, ane nge-review film. Sekali2 bikin thread nontulang2an lah.

Sebelumnya sedikit cerita.. makin hari, ane makin jarang nonton film, anime, atau yang berhubungan dengan cerita. Gak tau kenapa. Mungkin kalau nonton anime, yang padahal dulu sering banget, cuma sebatas satu dua episode aja. Kalau impression-nya gak dapet, episode2 selanjutnya udah gak bakal tersentuh sama sekali. Termuseumkan di hard disk.

Entah mungkin karena udah terlalu banyak cerita yang ane selami, ane jadi langsung bosan sama cerita yang gak ngasih kejutan 'wah' di awal2. Rasanya tuh udah bisa nebak aja. Kalau awalnya gini, akhirnya paling2 ya gini. (wah, songong)

First impression adalah segalanya!

Dan.. itulah alasan yang ngebawa ane menyelami cerita absurd film “Tag”. Kalau bingung nyarinya, karena ada film berjudul sama juga, judul aslinya itu “Tag Riaru Onigokko”.Scene awal dari film ini bisa dibilang waw banget dah, yang mungkin jadi scene paling epik di keseluruhan film (maksudnya epik banget buat dijadiin teaser atau dipotong terus dimasukkin Youtube). Berikut cuplikannya.




Sinopsis singkat. Ada anak cewek sekolahan pendiam yang namanya Mitsuko, lagi ikut semacam kunjungan wisata. Latarnya ini di bis, btw. Tiba2, ada kejadian aneh muncul yang ngebuat seluruh penumpang bis mati kecuali si Mitsuko.

Ini di mana lesbi2annya?

Alangkah hinanya agan kalau nge-click thread ini cuma karena ada unsur film dan lesbi di judul.



Damai2. Itu nanti udah masuk ke isinya gan. Sabar.

Dan ane tekankan sekali lagi masalah judul thread, ini film dibungkus dengan seni yang bisa dibilang absurd banget. Jadi gak terlalu cocok buat agan penikmat cerita to the point. Dan ada gore2nya juga. Toh tag horor tercantol di film ini. Jadi gak terlalu cocok juga buat agan yang gak tahan sama hal berbau2 darah daging.

Tapi2... Dijamin dah. Film ini worth it banget buat ditonton. Untuk alasan tidak menonoton pertama, meskipun gak tau maksud ceritanya, ane jamin agan bakal merasakan sensasi yang gak bisa agan rasakan di film2 pada umumnya. Akting mantap pemeran utama (si Mitsuko, ah, she is one of the best aspects that makes this film so recommended) dan permainan efek sinema dan suara di film ini bakal memanjakan agan2 yang pada dasarnya pecinta film. Untuk alasan tidak menonton kedua... agan bisa baca review di thread ini sampe abis aja. Oke?

Review yang ane tulis ini lebih ngebahas isinya kok. Jadi cuplikan gambar gore2nya gak ane cantumin banyak. Kalau pun ada yang sedikit mengganggu, gambarnya pasti dibungkus spoiler, dikaretin dua.

Oke, lanjut ke review. Silahkan minimize dulu thread ini dan mulai nonton. Atau lanjut kalau agan penasaran atau yang udah pernah nonton tapi bingung sama maksud ceritanya.





Sedikit mengulang. Jadi awal ceritanya ada gadis sekolahan bernama Mitsuko yang sedang dalam perjalanan ke semacam kunjungan wisata. Mitsuko ini pendiam. Di saat teman2nya rame bercengkerama sampe lempar2an bantal, dia malah asik sendiri nulis puisi yang merupakan hobinya.

Mulai dari sini aja udah muncul pesannya loh. Keanehbinajaibannya juga muncul, yaitu semua siswa dan penumpang bis, bahkan sopir2nya, itu cewek. Dan keanehan ini terus berjalan di sepanjang film, kecuali sebagian kecil di akhir nanti. Hmm, gak mungkin kan ini gak ada alasannya~

Balik ke pemeran utama. Mitsuko bukanlah orang yang mengikuti apa yang orang di sekitarnya lakukan. Padahal tau sendiri, hukum dasar dalam kehidupan sosial itu berbaur dengan lingkungan sekitar. Dan hukum.. merupakan hal yang sifatnya memaksa. Jadi si Mitsuko ini bisa disimpulkan termasuk orang yang jadi dirinya sendiri dan orang yang melakukan apa yang ia ingin lakukan.

Tapi ya mau gak mau, ada resikonya. Salah satunya adalah dia gak dianggap bagian dari kelompok kelasnya aka aneh.

Sebenarnya sih, cmiiw, ini yang benar. Just don’t give a fuck to the society that can’t accept you.
Sifat Mitsuko yang begini jadi alasan dia menjadi satu2nya orang yang selamat dari kejadian aneh yang ada di sinopsis. Di tengah perjalanan, tiba2 aja muncul angin yang kencang banget. Angin ini, saking kencangnya, memotong bis jadi dua bagian. Potongannya ini melintang.. Hmm~




Mitsuko selamat karena lagi dalam posisi merunduk, ngambil pensil yang jatuh dijatuhin temannya. Dengan melihat sekelilingnya yang dipenuhi jasad2 terpotong jadi dua membujur, otomatis dia bingung dan panik. Dia keluar dari bis dan lari, sambil terus dikejar2 angin, dan terus lari sampe berada di lingkungan sekolah yang.. bukanlah sekolahannya (kayak diteleportasi gitu, anginnya udah ilang btw). Dia makin bingung, sampe kemudian ketemu orang yang mengenalnya. Teman lama (kayaknya) bernama Aki.



Melihat kebingungan Mitsuko yang gak wajar, Aki ngajak Mitsuko buat masuk ke sekolah... yang padahal bukan sekolahannya. Biasalah, kayak tipikal cerita2 yang tokohnya abis menjelajah waktu gitu.

Emm, agan jangan ikut bingung juga. Ini salah satu bagian genre fantasinya. Makin ke depan malah makin ngebuat rambut botak dah.

Singkat cerita keduanya pergi ke kelas dan si Mitsuko nyeritain apa yang barusan dialaminya. Suasana pun menenang. Hmm.. mulai dari sini, bau2 kelesbian udah mulai muncul.Si Aki ini baik banget orangnya, jadi kayak sepasang kekasih gitu sama Mitsuko. Yah, meski gak sampe ada adegan ciuman, gerak gerik dan cara pandang dari keduanya mengatakan iya.

Si Aki yang terus ngebuat suasana tenang ngajak Mitsuko bolos pelajaran dan main ke hutan. Ketemu dua orang teman lainnya dan mereka lalu ikutan juga.



Sampe di hutan, Aki nyeritain cerita Mitsuko tadi. Satunya bernama Taeko ketawa, tapi satunya lagi, yang emang agak ekstrim anaknya, bernama Sur setuju2 aja. Kata si Sur, “Ada aja kemungkinannya. Mitsuko yang sekarang berada di jalur masa yang beda.”

Emm.. tau butterfly effect, kan?

Yah, intinya si Sur itu bilang kalau Mitsuko yang berada di jalur masa lain diteleportasi ke masa yang sekarang ini. Buat permisalan, dia terus ngelempar batu ke danau dan mengatakan kalau masa depan yang terjadi bisa aja beda kalau dia gak ngelempar batu itu.

Terus adegan gore 2.0 muncul. Sur ngebayangin muncul seekor buaya, yang ngelahap si Taeko. Ehm. Bau2 kefemininan agak tercium nih. Buayanya ngelahap di bagian.. ah, sudahlah. Masa sih gak ada alasannya~(di bagian ini buayanya kartun banget dah, kayak buaya2 sinetron Indosiar)


 
Omongannya Sur ada pesannya juga btw. Sekecil apapun hal yang agan lakukan pasti punya kemungkinan buat ngubah apa yang terjadi di masa depan. Jadi, hargai hal2 sekecil apapun.

Mereka berempat akhirnya balik ke sekolah. Dan gore 3.0 udah muncul aja..Tiba2, selang beberapa saat abis ditanya kenapa gak ikut pelajaran, guru di kelas ngeluarin senjata dan nembakin seisi kelas.

Mati semua dah.

Ini karena Mitsuko gak ngikutin apa yang seharusnya dilakukan, malah bolos pelajaran. Sesuai hukum sosial, lagi, yang tidak mengikuti kewajiban akan dapat hukuman. Dan hukuman yang diterima Mitsuko adalah semua teman2nya dibunuh (tahan, ini ada penjelasannya di adegan ke depannya).




Mitsuko keluar, terus lari, lagi. Singkat cerita, kayak adegan sebelumnya, bagaikan diteleportasi, dia tiba2 nyampe di sebuah kota yang rame (masih dipenuhi cewek). Dengan kondisi masih panik, dia masuk ke sebuah pos polisi.

Anehnya.. polisinya kenal sama Mitsuko.

Eh, gak sih, gak aneh.

Ah, kurang. Anehnya.. polisinya kenal Mitsuko, tapi dengan nama yang beda. Nah lo?

Dia dipanggil dengan nama Keiko. Otomatis si Mitsuko bingung lah. Dan ajaibnya, dia emang berubah jadi orang yang beda pas ngaca. (nooooo, Mitsuko berubah, give me back Mitsuko!)



Bener kan? Absurd parah dah ini film. Tapi absurd-nya itu absurd yang keseni2an. Jadi ada kesan kagum gitu dengan gejolak permainan alurnya.

Jadi di hari itu, ceritanya si Keiko nikah. Ibu polisi cukup ngira kalau kepanikan tadi cuma kepura2an, buat ngasih kejutan. Diantarlah Keiko berjiwa Mitsuko yang bingung setengah mati ke gereja.

Sesampainya di sana, mereka berdua disambut meriah. Keiko berjiwa Mitsuko diantar rame2 ke ruang rias. Dan keanehan berlanjut. Dia ketemu sama Aki yang perannya berubah jadi tukang rias.

Wait, what?

Iya, si Aki yang tadi, yang seharusnya udah mati di tembak guru badass. Keiko berjiwa Mitsuko otomatis senang parah banget ketemu orang yang dikenalnya lagi. Gimana ceritanya si Aki bisa hidup lagi dan berada di sini gak sempat diceritain, karena pernikahan udah mau mulai. 

Pokoknya Aki bilang ke Keiko berjiwa Mitsuko kalau mereka berada di dunia lain, dan semua cewek yang barusan nyambut dan nganter dirinya itu kayak semacam setan (antagonislah pokoknya). Aki nunjukin ke Keiko berjiwa Mitsuko buat ngebunuh semua cewek2 yang nganter Keiko tadi. Setelah semuanya mati, disuruhlah Keiko berjiwa Mitsuko buat lanjut ke pernikahan dengan membawa botol kaca pecah yang ujungnya tajam.

Bingung kenapa kok cewek2nya dianggep jahat? Menurut interpretasi ane, cewek2 yang bahagia tadi itu bagaikan NPC yang dikendalikan oleh sistem sosial. Dan lagi, Keiko berjiwa Mitsuko itu lesbi. Dia sebenarnya gak pengen pernikahan lawan jenis ini terjadi.

Loh, lawan jenis? Katanya tokohnya cewek semua..

Wait2, lanjut ke adegan pernikahan.

but to be continued.. over limit katanya kalau dilanjutin sampe abis