az.freakAvatar border
TS
az.freak
Warga Jakarta, Mau Sampai Kapan Terobos Lampu Merah?


TEROBOS LAMPU MERAH ITU GAK KEREN



Jakarta, Kota Metropolitan yang kata banyak orang adalah kota yang tidak pernah tidur selalu menyimpan banyak cerita. Cerita yang seperti apa? Jelas lebih banyak cerita tentang hiruk-pikuk dari kesemrawutannya ketimbang cerita-cerita romantis dan kehangatan seperti yang tergambar pada kota Jogja. Eits, saya bicara seperti ini bukan berarti saya tidak cinta Jakarta. Mana mungkin saya sejahat itu, apalagi Jakarta adalah kota kelahiran saya, jelas saya lebih peduli tentang bagaimana keadaannya sekarang jika dibandingkan dengan kota-kota lain.

Memang, saya belum menjelajahi semua kota yang ada di Indonesia ini, tapi dari beberapa kota yang saya lewati dan singgahi, terutama kota di bagian tengah atau pun timur pulau Jawa, ada sesuatu yang saya kagum dari kota-kota yang ukurannya jauh lebih kecil dan sedikit tertinggal dibandingkan dengan Jakarta dari segi fasilitas. Apa itu? Budaya tertib berlalu-lintas!


Salah satu lampu merah di Wonosobo


Salah satu lampu merah di Purwokerto

Sesuai dengan judul, saya seolah sudah hampir frustasi melihat bagaimana para pengendara di Kota Jakarta ini terlalu mementingkan egonya masing-masing dari pada mengedepankan sebuah ketertiban, ya tidak muluk-muluk saya hanya mengharapkan keindahan dari sebuah persimpangan yang ada lampu merahnya.

Sering kali saya lihat bagaimana marka jalan seolah tak berguna bahkan ketika ada petugas lalu lintas sekali pun. Sebagai contoh, Saya berada di pertigaan dimana lampu merah selalu bergantian, ada lampu merah A, B dan C. Saya berada di lampu merah A yang mana akan menyala hijau terlebih dahulu kemudian B dan dilanjutkan oleh C, namun ketika saya hijau dan menjelang merah, maka dengan sengaja para pengendara dari lampu merah C memotong jalur dan lewat begitu saja seakan tidak ada lampu merah. Kondisi seperti ini lebih memprihatinkan jika kita yang sudah coba mematuhi rambu dan marka justru dipaksa untuk melanggar oleh pengendara lain di belakang kita. Memang waktu adalah uang tapi apakah untuk mengejar uang harus mengorbankan sesuatu seperti menerobos lampu merah? Saya pikir tidak seharusnya begitu.




Agak sulit memang jika saya dan mungkin kawan-kawan disini memiliki mimpi bahwa Jakarta akan menjadi kota yang tertib suatu saat nanti tapi hal tersebut bukan tidak mungkin jika kita mencoba dari diri sendiri untuk patuh terhadap lalu lintas. Sebenarnya caranya cukup sederhana, jika kita telat ketika berangkat bekerja, kuliah atau ke sekolah, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah bangun lebih awal dan berangkat lebih awal sehingga tidak terburu-buru ketika di perjalanan bukan malah santai di rumah dan berangkat mendekati waktunya yang akhirnya tak beraturan di jalanan. Setiap harinya ketika saya berangkat kerja ada sekitar 12/13 lampu merah yang saya lewati tapi dari banyaknya lampu merah itu hanya ada 3 lampu merah yang mana para pengendaranya benar-benar tertib untuk mengikuti aturan, dan hal tersebut terjadi karena adanya pak polisi yang menjaga di sana. Apa mungkin kita harus selalu di jaga oleh polisi untuk bisa tertib? Seharusnya sih tidak.



Tulisan ini memang tidak akan membawa perubahan yang berarti dari apa yang sudah saya gambarkan, tapi setidaknya saya mencoba menyampaikan apa yang seharusnya tidak dilakukan pada masyarakat kita, khususnya bagi para pengendara di Kota Jakarta. Mungkin untuk menutup pembahasan kali ini, saya ingin bertanya, apakah salah jika kita menabrak/menyerempet mereka yang seenaknya mengambil jalur orang lain?

Terima kasih.


Gambar by Google



Spoiler for Index Thread Ane gan:




18
8.6K
174
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.