Ujian Nasional, ini adalah momen paling seram dalam kehidupan seorang siswa yang belajar di Indonesia. Sebenarnya sistem Ujian Nasional ini di terapkan untuk meningkatkan taraf kualitas lulusan sekolah di Indonesia.

Wacana penghapusan Ujian nasional sebenarnya sudah sering di munculkan. Ibarat banjir, wacana ini naik dan surut seiring waktu.

Belakangan wacana ini naik lagi setelah pak Sandi ingin menghapuskan Ujian Nasional dari sistem pendidikan.

Mendengar wacana ini, sontak ane ingin mendukung penghapusan ujian nasional ini. Apa alasannya?

Ya, ketidak-adilan.

Pada dasarnya semua soal di ujian nasional itu sama diseluruh Indonesia, memang ada penggolongan paket A, paket B, dll.. Namun pada dasarnya semua soal ini memiliki tingkat kesulitan yang hampir sama di seluruh Indonesia.

Hal ini tidak menjadi masalah jika pemerintah bisa menjamin bahwa skill guru, fasilitas, lingkungan, kondisi ekonomi dan kesetaraan sudah merata di seluruh Indonesia.

Contohnya,  hampir semua guru di Ibukota Provinsi memiliki skill yang lebih baik di banding guru di pelosok daerah, insentif yang di terima oleh guru di Ibukota juga jauh lebih besar daripada guru yang di daerah. Ketidak setaraan ini justru membuat guru di daerah mencari pekerjaan sampingan yang justru membuat mereka kurang professional dalam mengajar.

Selain itu, tidak semua siswa berasal dari keluarga yang mapan. Banyak siswa berasal dari keluarga yang miskin sehingga si siswa harus bekerja membantu orangtuanya. Tak jarang ada siswa yang terlambat masuk sekolah karena harus membantu orangtuanya kerja di pagi hari. Tentu siswa yang kelelahan tidak akan mampu menangkap pelajaran sebaik siswa lain yang dalam kondisi fit.

Ada banyak mata pelajaran di sekolah. Mulai dari bidang seni, olahraga, sains, matematik dan lain sebagainya. Banyaknya mata pelajaran ini harusnya menjadi bukti bahwa minat setiap orang pasti berbeda-beda.

Namun masa depan mereka di tentukan oleh 4 mata pelajaran yang kebetulan tidak mereka sukai. Menurut ane, inilah yang menyebabkan generasi kreatif Indonesia belum berkembang, karena generasi muda di tuntut untuk menguasai 4 mata pelajaran. Mau tidak mau, mereka akan kekurangan waktu untuk mengembangkan minat dan bakat.

Tidak lulus ujian nasional adalah salah satu hal yang paling memalukan bagi banyak siswa. Mereka malu ke orang tua, malu ke teman sekelas dan bahkan lebih malu lagi untuk mengulang 1 tahun bersama dengan adik kelas mereka. Percaya atau tidak, pasti banyak yang tidak siap menerima kenyataan ini. Tidak sedikit dari mereka yang melakukan hal-hal yang tak masuk akal demi lulus, contohnya bertanya ke dukun, membeli kunci jawaban dan bahkan ada yang stress karena tekanan.

Jika hanya sebagai standar uji kompetensi, sebaiknya Ujian Nasional di hapuskan karena sudah saatnya generasi muda di kembangkan niat dan bakatnya. Tentu sekolah masing-masing lah yang paling tau bakat siswa mereka. Oleh karena itu cukup di berikan ujian Akhir sekolah, tugas pemerintah adalah melakukan pemerataan standar skill guru dan fasilitas sekolah.

Referensi: here!