kucingflerkenAvatar border
TS
kucingflerken
Ada Apa dengan AirAsia (Skift)
Bisnis Kotor yang Mengincar AirAsia Indonesia Semakin Menjadi-jadi
Raini Hamdi, Skift - Mar 18, 2019 2:00 am

Sepertinya AirAsia memiliki masalah yang lebih besar daripada yang dapat mereka bayangkan. Sekarang ini, bahkan agen tur terbesar telah berhenti menjual tiket AirAsia di platform online yang mereka yang mereka miliki. Apapun hasilnya, satu hal yang pasti: Pemesanan tiket perjalan secara online adalah senjata yang sangat kuat.

Sepertinya, bukan hanya Traveloka dan Tiket.com yang telah telah ditekan oleh Garuda Indonesia dan Lion Air untuk berhenti menjual tiket AirAsia, seperti yang dilaporkan oleh Skift pada tanggal 13 Maret. Tekanan tersebut juga sudah terjadi pada agen - agen perjalanan lokal yang bersifat offline, termasuk Panorama, Golden Rama, dan Wita Tour, yang telah berhenti menjual tiket AirAsia di platform online mereka sejak minggu lalu.

Akan tetapi, agen - agen konvensional seperti ini masih dapat menjual tiket AirAsia secara offline, contoh, melalui cabang - cabang mereka. Akan tetapi ini tidak berdampak apapun terhadap AirAsia, karena sebagian besar masyarakat Indonesia masih memilih pemesanan tiket secara online. Skift mencoba menghubungi Panorama, Golden Rama, dan Wita untuk komentar akan hal ini akan tetapi tidak mendapatkan jawaban.

Berdasarkan daftar yang diperoleh Skift, pencekalan terhadap penjualan tiket AirAsia sudah merambah ke 15 agen travel online dan offline. Salah satu narasumber dari 15 agen tersebut yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada Skift, "Benar adanya ada upaya untuk mengucilkan AirAsia. Dalam kasus kami, kami dihubungi oleh Garuda. Silakan sebut itu sebagai 'anti-monopoli' atau 'kartel', atau apapun itu, saya tidak mengerti. Kami mengamati perkembangan ini secara hati - hati."

Kami tidak punya pilihan lain. Mereka (perusahaan penerbangan) menekan kami para OTA terlebih dahulu semenjak Januari, lalu menyusul menekan agen - agen besar. Jujur hal ini sangat menyedihkan. Kami memiliki hubungan yang baik dengan AirAsia. Saya kenal dengan Direktur Utama AirAsia, Dendy Kurniawan. Hal ini harus terjadi karena AirAsia tidak mau diatur oleh 2 grup perusahan penerbangan besar," kata narasumber tersebut.

AirAsia menolak untuk mengomentari secara langsung atas hal ini.

Agen Travel percaya bahwa Garuda sedang merasa tertekan untuk membuktikan kinerjanya dan oleh karena itu mereka ingin menetapkan harga tiket di angka yang tinggi, menurut sumber. Ini juga terkait Pemilu di bulan April. Dunia penerbangan seringkali dijadikan topik oleh pihak oposisi, terkait hal di mana BUMN merugi dan membebani negara.

Lion Air juga sedang bermasalah dan berusaha untuk bangkit kembali pasca kejadian Boeing 737 Max yang jatuh Oktober lalu, di mana hal tersebut membuat Lion Air menjadi disorot atas tingkat keamanan dan keselamatan penerbangan mereka. Mereka bahkan menerapkan bagasi berbayar semenjak Januari lalu.

"Secara singkat, masyarakat harus membayar lebih mahal," menurut narasumber. AirAsia menjadi untung, karena banyak penumpang beralih dari Garuda karena harganya terlalu mahal, serta beralih dari Lion Air dikarenakan bagasi berbayar. Oleh karena hal inilah maka kedua perusahaan penerbangan tersebut mencoba mengucilkan AirAsia dengan cara menyingkirkan AirAsia dari platform online.

Ketika ditanya kenapa agen yang dimilikinya setuju atas hal ini, narasumber tersebut berkata, "Secara grup, Garuda sangat kuat karena memiliki tiga perusahaan : Citilink, Sriwijaya, dan Nam Air. Oleh karena itu, untuk sekarang ini seluruh agen mau tidak mau tunduk. Kita lihat nanti ke depannya bagaimana.

"Situasi sangat dinamis dan terus berubah. Saya rasa kita akan melihat situasi ketegangan ini akan terus terjadi setidaknya sampai usai Pemilu.  Terlebih lagi, Lion Air telah "mengandangkan" 14 Boeing 737 Max dan Garuda telah melakukan hal serupa terhadap satu atau dua pesawatnya. Hal ini dapat kembali mengubah peta persaingan yang ada kembali.

Ketika ditanya apakah hal ini ada dampak atas bisnis yang dimilikinya, narasumber berkata bahwa jumlah penumpang telah turun 15 persen, tetapi secara nilai transaksi naik 25 persen dikarenakan harga tiket yang tinggi.

Ketika ditanya oleh Skift, Dirut AirAsia tidak mau mengomentari apapun atas hal ini, tetapi beliau terdengar sedikit melunak atas keputusan mundur dari Traveloka di tanggal 4 Maret.

"Kami telah membuat keputusan untuk mundur dari Traveloka disebabkan hilangnya tiket kami untuk kedua kalinya dalam dua minggu terakhir dari platform mereka tanpa adanya penjelasan. Akan tetapi kami tetap terbuka untuk berdialog dengan agen travel manapun serta rekan bisnis yang ada," katanya.

Sumber : h++ps://skift.com/2019/03/18/the-dirty-business-targeting-airasia-indonesia-just-got-dirtier/
Diubah oleh kucingflerken 18-03-2019 14:16
2
3.2K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.