Sebagai manusia yang memiliki niat melanjutkan generasi apalagi yang berpikir religius, pernikahan menjadi salah satu tujuan hidup yang sudah ada dalam daftar pencapaian hidupnya. Namun, entah perasaan ane pribadi atau memang benar-benar terjadi dalam dunia nyata bahwa di era yang digital yang dikatakan semua orang semakin cerdas ini semakin banyak orang yang belum menikah meski usianya sudah dapat dikatakan memenuhi syarat.
Khususnya kaum hawa. Ah Si Agan mah patriarkiaja! Bukan gitu GanSis. Mengingat wanita memiliki masa subur hingga usia sekitar 40-an yang harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai anak dikira cucu oleh orang lain. Lagian, usia muda merawat anak lebih energik dan semangat. Tapi bukan berarti juga perkawainan di bawah umur.
Ane sebagai orang yang suka penasaran dengan fenomena ini, kadang bertanya pada teman-teman wanita yang sudah menginjak usia 28 tahun ke atas tentang perkara yang sering dianggap sensitif ini. Tentu saja responnya berbeda-beda, ada yang bilang masih mencari, nunggu yang cocok. Ada juga yang menjawab dengan permintaan untuk didoakan saja, "Ya, do'ain aja semoga segera." 
Ada juga yang curhat dia sudah mendapatkan pasangan yang cukup membuat nyaman. Tetapi sayangnya gajinya masih di bawahnya, jadi ia takut si pria yang cukup bisa memikatnya itu tidak mampu mencukupinya secara materil. Karena menurut dia, hidup ini relaistis bukan cuman makan cinta.
Atas dasar demikian, sepertinya ane tergugah buat menulis trit tentang wanita desa dan wanita kota di mata seorang lelaki alias ane sendiri. Mari kita samakan Gan, apakah benar atau sekedar asumsi saja.










Itulah perbedaan wanita desa dan wanita kota menurut pendapat dan pengamatan pribadi ane. Tidak ada maksud untuk memojokkan pihak wanita. Malah, ane sangat berharap ada Sista juga yang bakal menulis tanggap Sista mengenai kriteria agan idamannnya. 
Sebagai seorang pria, ane berpendapat bahwa rumah tangga memerlukan hanya satu pemimpin sebagaimana struktur negara. Satu pemimpin dan satunya adalah wakil pemimpin. Alhasil, muliakanlah wanita dengan mempersilakannya menetap di rumah biarkan sang suami yang banting tulang mencari nafkah. Saking mulianya wanita, dalam harta suami akan selalu ada hak untuk istrinya sedangkan berapapun harta istri tak ada kewajiban untuk memberi suaminya.
Jadi Agan pilih cewek desa apa cewek kota ni?