missqueen88
TS
missqueen88
Imamku, Beristirahatlah Dengan Tenang
3 tahun yang lalu...

Acara pertunanganku berjalan lancar. Semua orang bergembira ria, kecuali aku. Bagaimana tidak. Aku harus berpisah beberapa hari lagi dengan calon imamku. Dia baru saja lulus di universitas kedokteran UI, dan sekarang dia harus melaksanakan kewajibannya. Memenuhi sumpah jabatannya. Yeah..., Imam di tugaskan di medan. 1 tahun dia akan berada disana. Dan menurutku itu waktu yang sangat lama. Tak terasa 2 cairan bening mirip cristal berjatuhan dari sudut mataku. Entah kenapa, aku merasa takut kehiangan Imam. Sungguh aku takut...
Imam : sayang..., kamu nangis??
Entah dari mana datangnya tiba-tiba Imam telah duduk di sampingku.
Aku : aku takut.. emoticon-Frown
Air mata semakin deras mengalir, membuat anak sungai di pipiku.
Iman : sayang..., kita sudah bahas ini puluhan kali. Apa kamu masih gak percaya sama Aa?
Aku : A, aku percaya sama aa. Hanya saja aku takut a. Aku takut aa gak menuhin janji aa ke aku... emoticon-Frown
Imam : sayang, kamu inget saat pertemuan pertama kita??
Ku anggukan kepalaku. Masih aku inget dengan jelas bagaimana aku kenal Imam. 5 tahun lalu di beranda mesjid agung bandung. Waktu itu aku kehabisan ongkos untuk pulang. Panggilan kerja di kota bandung membuatku nekad pergi hanya dengan modal pas pasan. Namun tasku hilang saat di bus kota. Beruntung aku bertemu Imam disana, Imam dan ibunya yang baru saja menunaikan ibadah shalat ashar menghampiriku yang menangis tanpa henti. Ibu bertanya padaku. Awalnya aku hanya diam dan terus menangis. Dengan penuh kesabaran ibunya imam bertanya padaku, akhirnya ku ceritakan semua yang telah menimpaku. Ibu dan Imam menawariku tumpangan untuk pulang, karena kebetulan aku dan mereka tinggal di kota yang sama. Tapi aku menolaknya. Ibu lantas memberiku beberapa lembar uang seratus ribuan untuk ongkosku pulang. Kembali ku tolak bantuan mereka. Aku tak ingin merepotkan siapa pun. Akhirnya ibunya Imam mengalah. Beliau tetap memberiku uang untuk ongkos dan juga alamat rumah mereka. Agar aku dapat mengembalikan uang itu setelah aku punya. Aku menerima bantuan mereka.
Imam : Allah telah mengatur pertemuan kita. Tak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua itu sudah takdir Allah. Apa yang kamu takutin, sayang???
Aku : emoticon-Frown aku takut kamu bakal ninggalin aku a. emoticon-Frown sekarang aku udah gak punya siapa2 lagi. Aku cuma anak yatim piatu, miskin, bodoh yang mencintai seorang dokter. Dan aku sekarang takut kehingan...
Imam : sayang, kamu tau kenapa aku memilihmu menjadi calon istriku??
Aku : emoticon-Frown
Imam : karena kamu kuat. Kamu mandiri. Kamu tak pernah bergantung pada siapa pun. Bahkan orang tuamu sendiri
Aku : emoticon-Frown aku rapuh a emoticon-Frown aku gak punya tempat untuk berlindung..
Imam : hey istigfar... Berlindunglah hanya pada Allah. Bukan pada manusia.
Aku : Astagfirullahaladzim
Imam : Cemburunya Allah teramat besar
Aku : emoticon-Frown
Imam : beresin cepet2 skripsinya calon ibu guru. Biar kita makin cepet ke pelaminannya emoticon-Big Grin
Ku cubit lengannya. Senyum terselip di antara ribuan air mata yang sedari tadi mengalir. Aku teringat masa-masa tersuli dalam hidupku. Saat mereka, keluargaku meninggalkan aku. Rasanya seperti petir yang menyambar di siang bolong.
Emak dan Abah telah pergi memenuhi panggilan Allah. Allah telah dulu memanggil Abah. Abah kecelakaan saat beliau hendak pulang kerja. Supir truck yang mengantuk menabrak ayah di pertengahan jalan pulang dari kantor tempatnya mengabdi menjadi seorang satpam. Semenjak Abah di panggil Allah, keluargaku kesulitan ekonomi. Uang bela sungkawa dari pihak kantor Abah, Emak pergunakan untuk membuat warung kecil di depan rumah, hanya sekedar untuk menyambung hidup kami bertiga. Kakak yang waktu itu baru lulus SMA membatalkan niatnya untuk melanjutkan study nya ke jenjang lebih tinggi, kakak memilih untuk bekerja. 3 tahun setelah Abah menghadap allah, Emak menyusul Abah, sakit gagal ginjal membuat nyawa ibu terenggut. Meski pada saat itu ibu telah melakukan transpalansi ginjal. Kakak yang telah mendonorkan ginjalnya pada ibu. Kebetulan hanya ginjal kakak yang cocok dengan ibu. Itu adalah tahun terpahit yang ku alami. Allah mengujiku dengan ujian yang maha dahsyat. Apalagi saat Kakak pun menyusul ibu beberapa bulan kemudian, karna tubuh kakak tak sanggup hidup dengan 1 ginjal. Rasanya aku tak sanggup jalani ini sendiri. Tahun itu menjadi tahun-tahun kelabu. Semua cahaya di mataku hilang...
krisna.BPR.Arta
krisna.BPR.Arta memberi reputasi
2
795
10
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.