“Anjir kerja lu gak becus banget!” bayangkan jika agan dihardik seperti itu oleh salah seorang tim satu proyek agan. Apa yang agan rasakan? Yes pasti dongkol! Kesel! Dan ingin sekali “Sobek-sobek” itu bibir. Padahal, tidak selalu kata – kata yang dikeluarkan merupakan cerminan maksud dia sesungguhnya. Lea Mcleod, seorang mentor kepribadian menekankan bahwa karakter seseoranglah yang membuatnya berkata seperti itu (Karakter dibentuk oleh banyak hal seperti pendidikan, pengalaman masa kecil, hingga lingkungan). Mungkin ia bermaksud baik untuk menunjukan suatu titik kesalahan pada pekerjaan agan tetapi caranya salah, meskipun ia sesungguhnya sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan atau kinerja agan. Ketika agan imun terhadap semua opini dan aksi dari orang lain maka apapun ucapan maupun tindakan Si Orang Menyebalkan ini tidak akan ngaruh untuk agan.

Banyak pegawai/atasan yang seringkali berusaha menghindar dari orang yang tidak ia sukai. Padahal bisa jadi masalah sesungguhnya bukan orangnya tetapi komunikasinya yang menjadi problem. Jenny Bird, seorang Mentor Kepribadian menyarankan, alih – alih menghindari orang yang dibenci, cobalah membuka komunikasi dengannya. Bangun komunikasi yang terbuka dan sampaikan apa yang menjadi keberatan agan mengenai perilakunya selama ini. Mungkin tips kedua ini agak berlawan dengan intuisi karena kita malah sebenarnya ingin jauh – jauh menghindar dimanapun Si Orang ini berada namun, membuka komunikasi berarti menumbuhkan empati antara agan dengan orang tersebut. Tidak jarang loh teman sejati tumbuh dari perseteruan abadi.