AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Pilpres Usai, Kita Akan Kembali Ke Profesi Semula


Saya begitu terkesan dengan tulisan Budi Satriyo yang diposting ulang oleh Edyzamdi akun Fb-nya (19/2), dengan judul: Jika Mereka Tak Terpilih.

Menurut Budi Satriyo, jika Pak Jokowi tak terpilih sebagai Presiden dalam Pilpres 17 April 2019 nanti, beliau akan kembali ke Solo. Di tanah kelahirannya itu, Jokowi akan kembali kepada profesinya semula, sebagai pengusaha. Beliau akan berbahagia, bercengkerama bersama keluarga, anak, istri dan cucu tercinta.

Andai Kyai Ma’ruf tak terpilih, beliau akan kembali ke habitatnya semula, dunia Pesantren, sebagai Kyai yang dikhidmati dan dihormati oleh ribuan santri.

Kalau Pak Prabowo tak terpilih, jabatannya tetap sebagai Ketum Gerindra, bersukaria dengan kuda-kuda tunggangannya, dan bahkan mungkin akan rujuk dengan mantan istrinya.

Mas Sandi, ia akan tetap berbahagia bersama istri cantik dan anak-anaknya, meneruskan bisnisnya, menjadi pengusaha yang bermanfaat banyak buat negeri ini.

Lalu, aku, kamu dan masyarakat yang lainnya bagaimana? Haruskah saling membenci, bermusuhan, saling memblock di medsos, tidak bertegur sapa di dunia nyata? Atau saling sapa dengan kata-kata kafir, cebong, kampret, dan sebagainya?
***
Saya pikir, ini merupakan sebuah pesan moral yang mendalam untuk menyadarkan kita semua. Bahwa Pilpres hanyalah ajang demokrasi lima tahunan, yang tidak sepantasnya membuat kita terpecah belah, terkotak-kotak, apalagi sampai tercabik-cabik, hanya karena perbedaan pilihan. Sebab sedikitpun tidak ada untungnya bagi kita mati-matian mendukung salah satu calon. Tuh mereka (Capres dan Cawapres), andai tidak terpilih, mereka akan tetap hidup rukun dan damai dalam keluarga dan masyarakat, serta akan kembali melakoni profesi mereka sebelumnya.

Antar Capres dan Cawapres juga akan damai dan harmonis, seperti yang sering dikatakan, “Politikus itu selalu terlihat berseteru di atas panggung, namun mereka sangat mesra di meja makan.”

Dengan demikian, apa untungnya menjadi fans yang sangat fanatik dengan salah satu Capres, apalagi sampai bermusuhan dengan sesama keluarga atau warga yang tidak satu pilihan?



Tuh, andaikan Pilpres sudah usai, petani akan kembali ke sawah, PNS masuk kantor, pedagang ke pasar, nelayan kembali ke laut, meski siapapun yang terpilih menjadi Presiden. Artinya, kita semua tetap akan kembali kepada profesi semula.

Soal calon pilihan, itu adalah hak masing-masing, dan sah-sah saja mengidolakannya. Namun memaksakan orang lain untuk turut memilihnya, dan memusuhinya jika tidak mau, hal itu justru merusak makna demokrasi. Dan sekali lagi, hal itu sedikitpun tak ada untungnya.

Jika Pilpres usai, dan telah terpilih salah satu Capres/Cawapres, namun di masyarakat terjadi konflik akibat Pilpres tersebut, tentu kinerja Pemerintah terpilih akan terganggu. Mereka tidak bisa fokus menyusun agenda dan program kerja pembangunan lima tahun ke depan, tapi akan terusik dengan berbagai usaha untuk meredam perpecahan di masyarakat. Jadi, kerugian kembali kepada rakyat sendiri.

Dengan demikian, mari kita ciptakan Pilpres 2019 yang aman, damai, tertib dan demokratis, dan terima dengan legowo, siapapun yang terpilih berdasarkan suara mayoritas. Jika itu bisa kita laksanakan, maka pada hakikatnya yang menjadi pemenang adalah kita semua, rakyat Indonesia. (*)
0
468
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.