mythzo
TS
mythzo
Stories Re-imagined
Quote:




Spoiler for index:



Spoiler for image:





Heaven - 1

----------------------


Spoiler for lagu:


Quote:


Isak tangis kak Zenath semakin terdengar keras disela usahanya mencari pakaiannya yang pergi entah kemana. hanya tinggal kami berdua kini ditempat yang sangat asing ini, kelima kakak ku yang lainnya telah pergi meninggalkan kami lebih dahulu tanpa memikirkan nasib kak Zen. "Pakai saja pakaianku kak!", aku yang sedari tadi sudah mencoba memberikan pakaianku sama sekali tidak digubris olehnya.
"Kak!!!”, aku harus segera mendesaknya membuat keputusan, aku sudah tidak perduli lagi sekalipun aku bersikap tidak sopan kepadanya. “Ambil ini kak! kakak pergi atau kita berdua hilang ditempat ini!”, dengan cepat aku meraih tangan kak Zen dan meletakkan pakaianku diatasnya. Isak tangisnya kini semakin menjadi-jadi, dia kemudian merangkul tubuhku dan memelukku sangat erat. “Kenapa kau melakukan ini Fla?” ucap kak Zen tersedu, “Yang perlu kakak lakukan sekarang pakai pakaian ini, pulang dan jemput Flaire disini kak, tidak ada waktu lagi”.
“Aku tidak bisa melakukan ini Fla, bagaimana mungkin aku melakukan ini padamu?”,

“Kak, kamu yang terpilih, dan kamu tau kakak Vidia tidak menyukaimu, kamu juga harus terima kalau mereka sengaja menjebakmu supaya hilang disini kak!”,

“Aku tahu itu Fla, tapi kalau aku yang pulang saat ini, apa yang akan terjadi saat ayah tahu kamu aku tinggal sendiri disini?”,

“Kalau kakak yang tinggal disini, kakak akan kehilangan segalanya, kak Invidia akan melakukan apapun supaya dia menggantikanmu, dan kakak yang lainnya tidak akan ada yang menghentikannya. kamu tau itu kak!”,
“Sekarang kakak pergi sebelum keretanya terlalu jauh”, kini kak Zen tampak berfikir dan menatap kosong ke angkasa. “Baiklah Fla, purnama berikutnya aku akan kembali kesini menjemput kamu”.

Dia memelukku erat untuk beberapa saat, lalu perlahan pergi mengejar kereta yang sejak tadi sudah meninggalkan kami bersama lima kakakku yang lainnya. aku tak kuasa menahan air mataku tersadar aku akan berada ditempat ini sendiri saat kak Zen benar-benar pergi.

“KAK!! jemput aku”, aku melambaikan tanganku, kak Zen tampak menganggukkan kepalanya dari kejauhan.

Kak Zenath adalah kakak ku yang kedua, bidadari yang sangat anggun yang beruntung yang dipilih pangeran Aze untuk menjadi permaisurinya, Invidia adalah kakak sulung kami yang sangat tergila-gila kepada pangeran Aze. Invidia bersekutu dengan empat kakak ku yang lainnya menyembunyikan pakaian kak Zen supaya kak Zen tidak bisa kembali kerumah, niatnya sangat jelas dia ingin menggantikan kak Zenath untuk mendampingi pangeran Aze.

Aku, Flaire. anak bungsu yang tidak pernah jauh dari ayah. ini adalah kali pertama aku pergi jauh dari rumah, aku dan enam kakakku diijinkan untuk berjalan-jalan ke bumi setelah acara pertemuan keluarga kami dengan keluarga pangeran Aze. Aku anak manja yang tidak pernah bisa mandiri, namun tragis nasibku kini harus tersesat dan hilang di tempat ini.

Air terjun yang sangat indah, dibawah sinaran rembulan. tempat yang menarik perhatian kami untuk singgah sekedar bercanda gurau sebelum kembali lagi kerumah, namun niat buruk memang sangat mengenal waktu. menjelang tangah malam, Invidia buru-buru meninggalkan air dan mengajak kami segera berkemas untuk pulang. segera semuanya bersiap dan berangkat, namun tidak dengan kak Zenath. pakaian nya menghilang, pakaian khusus yang dipersiapkan bagi kami saat jauh pergi dari rumah. semua kemampuan yang ia miliki takkan berguna tanpa pakaian khusus itu.

*** 
Aku kini yang kembali kedalam genangan air terusan dari air terjun membenamkan seluruh tubuhku untuk beberapa saat. kembali ke permukaan untuk menghirup udara, lalu kembali tenggelam. aku tidak tahu harus melakukan apa disini. kapan kak Zen datang menjemputku?, aku ingat dia mengatakan purnama berikutnya. aku akan gila berada disini, atau aku akan mati. ayah, aku hanya bisa menangis sat aku mengingat ayah, aku tak bisa apa-apa, aku hanya menjadi bocah manja yang selalu berlindung kepada ayah. kini tak dapat berfikir apa yang akan aku lakukan di tempat ini, aku mencoba untuk tenggelam lebih lama, aku berharap ada keajaiban saat keluar dari air aku akan berada di rumah.

"ASTAGA!!!! sialan.. apaan nih!!!"
Aku terkejut sekali saat aku kembali ke permukaan air, seorang makhluk rendah berada didepanku sedang mengisi kendi kendi, segera aku kembali kedalam air, “kenapa harus bertemu dengan makhluk rendah seperti ini?” gerutuku dalam hati, aku kembali ke permukaan dan berharap makhluk rendah tadi sudah pergi. aku tak melihatnya ada disana lagi, syukurlah. “AAAAAAAA….” aku tak sadar berteriak saat menoleh  ke arah hulu, manusia tadi kini ada disana masih tetap mengisi kendi yang dia punya dengan air, tapi aneh itu bukan kendi, kecil . sangat berbeda dengan kendi yang aku tahu. dan bentuknya juga aneh. aku terpaku memperhatikan benda aneh yang dia isi dengan air itu.

“Permisi Mbah.. mohon izin saya mengambil airnya saya sangat haus, minuman saya habis dijalan”. manusia itu berucap dan menatapku tak tenang, setelah itu ia segera berlalu, aku sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakannya.

Saat dia berjalan semakin jauh, ingin sekali aku memanggilnya, tapi bagaimana? apa dia mengerti bahasa ku, sedangkan aku saja tidak mengerti ucapannya barusan, aku segera keluar dari air mengejarnya. tapi, kemana dia pergi? cahaya rembulan kini memudar, aku tak bisa melihat dengan jelas kemana dia pergi. kemudian aku melihat sebuah cahaya tak terlalu jauh dihadapanku, apakah itu manusia tadi? dia punya obor? tapi itu bukan cahaya api. aku yang penasaran berlari sangat cepat menuju cahaya tersebut, benar cahaya itu berasal dari obor manusia tadi, aku berhenti tepat dibelakangnya, lalu memperhatikan obor yang digunakannya yang tampak tidak mengeluarkan api.

“HUAAAAAAAA……………”. manusia itu tiba-tiba lari sejadi-jadinya setelah melihat aku disampingnya, “aduh…. sakit!”, obor tadi dia lempar mengenai kepalaku, aku mengambil obornya, aku mencoba mengayun-ayunkan obor itu, tetapi cahayanya tidak berpendar, tidak ada api, benda apa sebenarnya ini? aku coba meniup cahayanya. bahkan tidak bisa padam, sungguh aneh sekali.

Aku kembali berlari kencang menemui manusia tadi, saat aku berada disebelahnya dia malah berteriak dan melempar bungkusan yang dia bawa di punggungnya sejak tadi. “HANTUUUU……!!!, TOLONG JANGAN GANGGU AKU”.dia tampak terisak, kenapa dia menangis? aku menjadi bingung, apa dia tidak menyukai keberadaanku? apa dia merasa terganggu? tapi kenapa dia tidak marah lalu membentak ku? aku terus mengikutinya dan membawa bungkusan yang dia lempar kepadaku tadi. aneh, kenapa dia membawa bungkusan sebesar ini dimalam hari?

Manusia tadi tampak lelah, langkahnya mulai perlahan dan akupun mengikutinya perlahan, dia terus berjalan, aku mengikutinya dan tetap mengarahkan obor itu menerangi arah langkahnya. tiba-tiba dia berlari kencang menuju sebuah pohon, dia bersembunyi. aku berhenti agak jauh darinya. dengan bersembunyi, artinya dia tidak ingin dekat denganku. sesekali aku mengarahkan obor kearahnya dibalik pohon, terkadang dia mengintip kearahku. lama sekali dia bersembunyi, aku kemudian mendekatinya, dia tampak duduk memeluk lututnya, menatapku tajam dan tanpa berhenti mengucapkan kalimat-kalimat dari mulutnya. entah apa yang ia ucapkan. wajah manusia ini ketakutan, kasihan sekali. tapi kenapa dia takut? apa dia takut kepadaku?, aku menyerahkan kembali bungkusan yang dia berikan kepadaku tadi lalu meninggalkannya.

Aku sibuk berjalan dengan obor yang dia berikan kepadaku tadi, masih tetap memikirkan tentang obor ini, kenapa cahayanya tidak padam? terbuat dari apa obor ini? aku mengarahkan cahayanya ke langit, jauh sekali cahayanya menembus angkasa ini. tiba-tiba saja aku ingat rumah, kakak-kakak, ayah, ibu. aku terduduk meratapi nasibku kini, tanpa bisa kutahan air mataku mengalir dan aku tak bisa menahan tangisku yang sangat rindu kepada ayah.

Aku merasakan telapak tangan menyentuh pundakku, sebentar saja tapi ada sebuah rasa iba disana, sungguh aneh, bagaimana bisa aku merasakan sebuah rasa yang lain hanya dengan sebuah sentuhan? aneh. “kamu ngga apa-apa?, kamu manusia kan, manusia tadi menyapaku. aku hanya diam, aku tak mengerti apa yang dia ucapkan. “Hello, are you ok?”, ucapnya kembali, aku meraih tangannya, dengan menyentuh tangan nya aku kini mengerti maksudnya, dia mengkhawatirkan keadaanku. aneh, kenapa dengan bersentuhan aku bisa mengerti apa yang ia ucapkan?. Aku lalu menggenggam erat tangan nya aku bisa merasakan apa yang dia fikirkan, kini dia bingung kenapa aku menggenggam tangannya tiba-tiba?, dia berfikir aku ini manusia atau hantu?, apa itu hantu?. 

Aku melepaskan tangannya, aku berfikir sejenak, aku ini bukan manusia, apa aku hantu?, “A… A..ku han..tu?” ucapku kepadanya, yang benar saja? aku bisa berbicara dengan bahasa manusia?, “mana gue tau ucapnya, aku kembali meraih tangan nya dan kugenggam dengan kedua tanganku. kini aku mengerti ucapannya barusan, dia tidak tahu apakah aku manusia atau hantu. aku menggenggam tangan nya lebih lama, ia kini lebih tenang membiarkanku menggenggam tangannya tanpa ada rasa takut lagi pada dirinya.

Aku merasakan bahwa dia berharap aku bisa menenangkan diri dengan meminjamkan tangan nya kepadaku, aku merasakan dia kasihan kepada gadis sepertiku berada di tempat yang tak ada orang ditengah malam, aku menemukan sebuah kedamaian dalam genggaman tangannya, aku kini tau hatinya tulus. tapi kenapa ayah tidak pernah bercerita jikalau menyentuh manusia aku akan bisa mengerti perasaan dan bahasanya? apa karena manusia mahkluk rendah? sehingga hal itu sengaja tidak diungkapkan? apa karena aku terlahir spesial? tapi entah kenapa aku jadi merasa kalau manusia tak serendah cerita yang selalu diceritakan kepadaku. 

Aku melepaskan tangan pria itu, aku lalu tersenyum, aku tau itu akan membuatnya lebih tenang dan nyaman. “kamu lapar?” ucap pria itu kepadaku, aku lalu mengangguk pelan. “dari tadi ditanya ngga jawab, kaya orang bego aja” lanjutnya, aku hanya tersenyum. aku mengerti setiap perkataannya. pria itu lalu membuka bungkusan yang dia punya, dia mengambil sebuah bungkusan yang lebih kecil didalamnya, membuka bungkusan itu lalu ada bungkusan yang lebih kecil lagi, aku hanya melihat dia mengambil dua bungkusan kecil itu, memberikan satu kepadaku.
“apa ini?” aku bertanya dalam hati, aku menggoyang-goyangkan bungkusan itu, pria itu tersenyum dan mengambil bungkusan ditanganku. aku mengambil kembali bungkusan itu, dia telah memberikan kepadaku, kenapa dia mengambilnya kembali? aku menatapnya dengan tajam memperingatkan untuk tidak mengambil milikku lagi. sepertinya dia mengerti, dia kembali duduk, dia menunjukkan yang dia punya, dia lalu menyobek bungkusan itu, aku mengikuti yang dia lakukan, aku menyobek bungkusan yang aku punya, ada sebuah benda terjaduh dari dalamnya. aku mengambil kembali benda yang jatuh itu, namun pria ini melarangku. dia memberikan yang dia punya kepadaku, “dimakan..” ucapnya pelan, aku menatapnya lalu melihat benda itu, aku mencium benda itu, sedikit wangi, namun sangat asing.

Pria itu tersenyum lalu membuka sebuah bungkusan yang sama kembali dan memakan isinya, “ooohhh, isinya dimakan” gerutuku dalam hati, aku memakan benda asing tersebut, ini rasanya enak, dan aku sangat lapar saat ini, aku lalu mengmbil sisanya dan berlari menjauh dari pria itu, aku ingin semuanya hanya untukku. diluar dugaanku, dia tertawa dan membiarkanku pergi, apa makanan ini tidak berharga untuknya? aku tidak peduli, aku harus memakannya sebelum dia datang, aku tak akan membiarkan satupun lagi makanan ini untuknya.

Aku segera menghabiskan semuanya sat dia berjalan mendekatiku, aku tersenyum menang saat dia tiba dihadapanku, makanannya sudah habis. “bodoh..” ucapnya disela senyumnya saat menatap wajahku, dia duduk berjongkok lalu membersihkan pipiku dengan sebuah kain kecil. kemudian dia mengarahkan tangan nya ke kepalaku lalu mengacak-acak rambutku, “makan yang pelan semuanya buat kamu kok..” aku segera menepis tangan lancangnya yang berani menyentuh kepalaku, dia meringis memengang bagian lengan nya yang aku tepis, “galak..” ucapnya, dia lalu memberiku beberapa potong pakaian aneh, “pake nih, biar anget” ucap pria itu lagi.

Kenapa aku malah sedekat ini dengan manusia? bukankah manusia makhluk rendah dan tidak layak untuk ditemani? tapi, kenapa dia memiliki hati yang sangat tulus? apakah dia bukan manusia? banyak pertanyaan terlintas di kepalaku. Tampak disana pria itu sedang mengumpulkan ranting-ranting pohon, tak lama aku melihat api menyala. dia sedang menghangatkan tubuhnya. aku lalu duduk didekatnya, tampak raut wajah senang di wajahnya saat aku ikut menghangatkan tubuhku didekat api miliknya.

Dia lalu membuka kembali bungkusan besar miliknya, tak lama ia membentuk payung, namun tertutup sepenuhnya hingga kebawah. “buat kamu aja, kamu tidur didalam, aku mau menikmati angin”, aku tidak memahami maksudnya menikmati angin, tapi aku benar ingin tidur, aku hanya mengikuti ucapannya lalu berbaring dibawah payung miliknya. dia memberiku pakaian, rasanya hangat, dia juga menyalakan api, aku lalu tiduran menatapnya, sesekali aku tersenyum, tak sedikitpun mataku lepas dari manusia itu. 

Dia lalu mengeluarkan sebuah benda dari dalam bungkusan besar itu, dia menyentuhnya dan benda itu bercahaya terang. aku tak kuasa menahan penasaran lalu kembali duduk di sebelahnya, aku menatap benda itu, dia menyentuh bagian samping benda itu lalu cahayanya padam. lalu dia menatapku. “mau?” ucapnya, aku lalu mengangguk-anggukan kepalaku gembira. aku mengambil benda itu dan kembali kebawah payung dan tiduran. aku menyentuh benda itu, tapi tidak ada cahaya seperti tadi. aku lalu menyentuh bagian samping benda itu, dan benda itu bercahaya. banyak sekali benda aneh yang dimiliki manusia ini, aku lalu menyentuh-nyentuh cahaya itu, cahanya nya padam, aku coba sentuh lagi, cahayanya kembali menyala, aneh sekali benda ini. benda aneh itu tak aku kembalikan lagi kepadanya hingga aku terlelap.
Selamat malam manusia tulus...
Diubah oleh mythzo 11-03-2019 03:03
rita08048rykenpbsomeshitness
someshitness dan 5 lainnya memberi reputasi
6
3.1K
17
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.