arifdoankAvatar border
TS
arifdoank
Mana Lebih Baik, Pemimpin seperti Soekarno atau Soeharto?


Baik atau buruknya kondisi suatu negara bergantung besar pada sosok pemimpin yang memerintah di negara bersangkutan. Sebab, masing-masing pemimpin memiliki caranya tersendiri dalam menjalankam pemerintahan. Termasuk para pemimpin yang pernah memerintah di Indonesia.

Indonesia sendiri tercatat telah tujuh kali mengalami pergantian presiden. Dari semua presiden yang pernah memerintah di Indonesia, tercatat ada nama Soekarno dan Soeharto sebagai pemimpin dengan masa pemerintahan terlama. Soekarno merupakan pemimpin dengan masa jabatan terlama kedua di Indonesia, yaitu sekitar 22 tahun. Sementara Soeharto merupakan pemimpin dengan masa jabatan terlama di Indonesia. Dia menjabat sebagai presiden Indonesia selama 32 tahun.

Boleh dibilang Soekarno dan Soeharto merupakan dua presiden paling berpengaruh di Indonesia. Mereka sama-sama presiden paling awal dan dengan masa jabatan paling lama di Indonesia. Namun seperti yang kita singgung sebelumnya, masing-masing pemimpin punya caranya tersendiri dalam memerintah. Diantara Soekarno dan Soekarno, cara kepemimpinan siapakah yang memberikan dampak lebih baik untuk Indonesia?

Kita mulai dengan Soekarno. Sebagai pemimpin pertama di Indonesia, nama Soekarno sangat dielukan oleh rakyat. Apalagi dia merupakan salah satu orang penting dalam membebaskan Indonesia dari penjajahan. Jadi namanya benar-benar diagungkan oleh rakyat. Berbagai keputusannya jarang mendapatkan penentangan oleh rakyat. Makanya saat memerintah Soekarno cenderung bebas mengganti bentuk pemerintahan, bentuk negara, konsep politik dan sebagainya.


Soekarno (sumber : merahputih.com)


Hal yang paling mendasar dari kepemimpinan Soekarno adalah sikapnya yang begitu keras terhadap pihak asing, khususnya negara-negara barat. Bukan cuma negara barat, bahkan Soekarno juga menunjukan sikap antinya terhadap organisasi internasional seperti PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Soekarno bahkan terang-terangan menuduh organisasi tersebut sebagai sarang imperialisme dan merugikan negara-negara berkembang. Di masa Soekarno, Indonesia pernah keluar sebagai anggota PBB karena tidak menerima keanggotaan Malaysia. 

Bagi Soekarno, Malaysia dianggap sebagai antek barat yang dapat mengancam eksistensi Indonesia. Soekarno bahkan melakukan konfrontasi untuk mencegah lahirnya Negara Malaysia dengan melakukan aksi militer. Keputusan Soekarno tersebut dianggap ceroboh karena memberatkan keuangan negara. Apalagi Indonesia merupakan negara yang belum lama berdiri yang tentunya masih banyak urusan dalam negeri yang dibenahi. Saat melakukan konfrontasi terhadap Malaysia, Indonesia mengalami kekalahan telak. Pasalnya Malaysia dibekingi oleh Inggris dan Australia.

Sikap politik yang berseberangan dengan Soekarno ditunjukin oleh Soeharto yang merupakan presiden Indonesia selanjutnya setelah Soekarno. Setelah menjabat, Soeharto menghentikan sikap bermusuhan terhadap Malaysia dengan melakukan normalisasi hubungan politik. Bukan cuma dengan Malaysia, Indonesia juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara barat. Akibatnya investasi asing mengalir deras ke Indonesia dan memicu perkembangan perekonomian Indonesia yang lebih signifikan.


Soeharto (sumber : tirto.id)


Sayangnya Soeharto terlalu terbuka terhadap campur tangan asing di Indonesia. Aset strategis negara seperti sumber daya alam (SDA) diserahkan begitu saja demi menarik minat investasi pihak asing. Efeknya kita rasakan sampai sekarang dimana banyak SDA Indonesia dikuasai oleh asing.

Namun harus diakui perekonomian Indonesia lebih berkembang di masa Soeharto. Ini karena Soeharto lebih membuka diri terhadap pergaulan internasional dibandingkan dengan Soekarno. Bahkan Seoharto sampai dijuluki sebagai Bapak Pembangunan. Hanya saja dia membina pemerintahan diatas pondasi yang lemah. Di masa Soeharto praktek korupsi, kolusi dan nepotisme benar-benar merajalela. Terjadi penyelewengan anggaran negara dimana-mana. Akibat dari semua kebobrokan tersebut dirasakan Indonesia pada tahun 1998 silam dimana terjadi krisis moneter yang memporak-porandakan perekonomian Indonesia. Memang ini tidak sepenuhnya ulah Soeharto karena krisis tersebut juga melanda negara-negara Asia lainnya. Namun karena pondasi pemerintahan yang lemah yang dia bangun, Indonesia menjadi negara yang rentan terhadap krisis. 

Kembali ke pembahasan inti dari thread ini. Sebenarnya lebih baik pemimpin seperti Soeharto atau Soekarno? Kalau menurut saya pribadi masih lebih baik pemimpin seperti Soeharto daripada Soekarno. Soeharto tahu persis bahwa Indonesia harus membuka diri dan terlibat aktif terhadap pergaulan internasional agar kondisi negara lebih berkembang. Jadi tidak hanya sebatas bergaul dengan negara-negara yang berafiliasi dengan Indonesia. Kalau kita membiarkan Indonesia menutup diri dan hanya bergaul dengan negara-negara yang berafiliasi dengan Indonesia, bisa-bisa kondisi Indonesia tidak jauh berbeda dengan Korea Utara. 

Hanya saja Soeharto terlalu bobrok dalam membina keuangan negara. Andai tidak ada semua kebobrokan ini, mungkin Indonesia jauh lebih berkembang dibandingkan sekarang. Bagaimana menurut agan? 

Referensi :
https://tirto.id/gara-gara-malaysia-...-dari-pbb-cCpg
https://kumparan.com/potongan-nostal...nesia-malaysia
https://www.merdeka.com/peristiwa/ki...mbangunan.html
https://www.ajarekonomi.com/2016/04/...nomi-asia.html

Pendapat agan-agan
Quote:


Diubah oleh arifdoank 02-03-2019 13:34
4iinch
4iinch memberi reputasi
10
13.8K
156
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.