aniesday
TS
aniesday
Pertarungan Melawan Tulisan
Mestinya, perempuan bercadar itu marah besar ketika didapatinya lelaki yang dikagumi lewat cerpen-cerpen bernuansa sains fiksi itu mengiriminya sebuah cerpen dengan kata-kata vulgar. Cerpen yang mengisahkan betapa ada sesosok wanita dengan gempita menyambut kedatangan lelaki muda yang belum lama dikenal berhasil membuat lepas helai demi helai penutup raganya. Cerpen yang memuat dirinya sebagai tokoh sentral dan penulis lelaki itu menjadi lawan main.

Dengan kata-kata vulgar lelaki itu menggambarkan tiap scend pelucutan. Tiap adegan pemaksaan dengan ujung kepasrahan dalam kepedihan bagi wanita bercadar itu.

Muak, marah menjadi sebuah perasaan bercampur aduk yang tak dapat digambarkan pada perempuan bercadar itu. Serasa dirudapaksa, seperti dilecehkan kehormatannya. Padahal sungguh dia begitu hormat pada lelaki penulis itu.

Baginya lelaki itu adalah guru dalam ranah penulisan. Setiap kata yang dituliskan mengalun indah pada alur dan penceritaan. Kalimat yang dirangkai menjadi paragraf tanpa cela. Kisah dan ilmu pengetahuan mampu dirangkum lelaki penulis itu menjadi sebuah fiksi berbobot. Tak hanya menyajikan cerita biasa dengan konflik manusia namun juga bisa membuat otak berpikir. Ada hal baru yang bisa dipetik dari tiap torehan sains fiksinya.

Membuat cerita kacangan, apalagi berhias kata kata vulgar bukanlah hal yang mungkin dia lakukan. Perempuan bercadar itu termangu, ada apa dengan lelaki penulis itu?

Waktu itu ingin dia ungkapkan kemarahan dalam sebuah makian, dengan memblok nomor WA nya. Dengan memutuskan seluruh hubungan dengannya. Menghindarinya. Namun seperti ada yang menghadang tangannya melakukan itu semua. Satu pemikiran ditawarkan otaknya. Apa kalau hubungan telah diputuskan usai sudah keterikatan pertemanan? Bukankah sebaiknya didiskusikan alasan dibalik penulisan cerpen 'rudapaksa' itu?

Maka dibiarkan sebentar hubungan itu senyap. Perempuan bercadar itu mematut diri di depan cermin. Tak pernah muka dan badannya dia tunjukkan kepada lelaki manapun yang bukan muhrim, termasuk lelaki dengan kata kata vulgar itu. Bagaimana bisa dirinya bisa menimbulkan imaji sahwat begitu rupa, hingga terbersit cerita dewasa begitu?

Hubungannya dengan lelaki dengan kata-kata vulgar itu murni berdasarkan tulisan. Keinginan lelaki itu membukukan karyanya, meminta perempuan bercadar itu memilah, mengediting, menyusun dan mengumpulkan semua tulisan fiksi yang telah tayang di Beyond Blogging nasional menjadi muasal kedekatan ini. Tiap malam ada diskusi. Tiap hari ada tanya kegiatan apa. Seperti saudara kakak adik laiknya. Sedikit demi sedikit terbuka keseharian keduanya.

" Aku ingin melakukan itu denganmu. Izinkan aku menikahimu." Begitu chat yang didapat perempuan bercadar itu saat membuka androidnya. Mengiringi cerpen dalam bentuk words yang ditulisnya dengan tajuk 'Panggil Aku Mas'.

Chat yang ditulis oleh lelaki dengan kata-kata vulgar itu singkat, tapi mampu membuat tetes air mata menderas di pipi wanita bercadar itu. Sekelebat potongan adegan demi adegan seperti yang tertuang dalam cerpen kiriman lelaki dengan kata kata vulgar itu muncul. Bayangan wajah belahan jiwanya yang tlah hilang nyata dihadapannya, memerankan semua yang pernah dia lakukan bersama saat masih bernafas dahulu. Intim. Menderaskan buliran di pipi tak henti.

Kerinduan tak tertahan menimpa wanita bercadar pada belahan sukmanya. Tak mungkin bisa dia melakukan dengan lain orang. Maka dibalasnya cerpen lelaki itu dengan sebuah cerita percintaan dengan tokoh dirinya dan suaminya. Tanpa sedikitpun kata-kata vulgar. Ada romantisme dalam majas, dalam prosa, dalam sajak berima. Dia ingin berikan gambaran bahwa dirinya tak lagi menginginkan sentuhan dari lelaki manapun. Karena dia hanya ingin satu saja pelaku dalam hidupnya.

Cerita fiksi itu dikirimkan pada lelaki dengan kata-kata vulgar yang cerpennya juga di-posting dalam satu media sosial. Penggunaan majas metafora yang dipakai lelaki dengan kata kata vulgar untuk menulis itu membuat cerpennya aman, lolos sensor. Ditayangkan. Namun bagi perempuan bercadar , cerpen itu tetaplah tak layak baca. Ada rate XXX seharusnya. Agar pembaca tak ikut berimajinasi nakal seperti gambaran cerita.

" Tak ada pernikahan lagi dalam hidupku. Maafkan." Begitu balasan perempuan bercadar pada lelaki dengan kata kata vulgarnya.

Diiringi satu karya fiksi kirimannya yang juga di posting di platform blog. Menuai trending viewer malah. Sungguh mencengangkan. Torehan kata yang ditulis saat jiwanya tercabik antara marah pada lelaki dengan kata-kata vulgar dan kerinduanku pada usapan separuh nyawa membuat karya fiksi yang dihasilkan sarat emosi. Tak hanya viewer yang suka. Lebih dari itu, tujuannya menyampaikan pesan pada lelaki itu tersampaikan.

" Baiklah aku tak akan memaksa, tapi aku tertarik menulis sepertimu. Ajari aku bersajak, menulis kata kata puitis nan romantis. Hingga suatu saat kau akan tunduk dengan tulisanku."

Perempuan bercadar itu tercenung, tak mungkin dia menolak orang yang akan mempersembahkan tulisa padanya meski dengan alasan belajar. Bagaimanapun dia masih sangat suka membaca karyanya. Namun bila lelaki penulis itu tetiba bisa menulis indah, karya sastra yang mampu menggugah hatinya. Sungguh itu yang membuatnya khawatir tak terkira.

Perempuan bercadar itu penyuka sastra, tlah ribuan judul karya dia baca dari e book, dari media sosial, dari buku buku, bahkan dari koran koran. Semua mampu menghadirkan inspirasi menulis yang tak ada habisnya. Dia menuliskan dalam prosa dan puisi kesukaannya. Indah banyak yang suka. Termasuk lelaki dengan kata kata vulgar itu.

Maka untuk lelaki dengan kata-kata vulgar itu dituliskan pesan." Menulislah terus, untukku, untuk pembaca, jangan lagi ada kata-kata tak senonoh di dalamnya. Dan bila ada satu tulisan saja mampu menggetarkan hatiku, bukan berjanji, mungkin aku akan memikirkan pinanganmu."

Seperti menantang, perempuan bercadar itu menuliskan pesan. Padahal dalam hatinya benteng pertahanan sedang dibangun, agar tahan guncangan, tahan getaran. Pertarungan tulisan sepertinya segera dimulai. Siapa pemenangnya baru akan ketahuan sesudah tulisan-tulisan itu dihasilkan. Apakah ada yang akan mampu menggetarkan?
Diubah oleh aniesday 12-01-2020 18:35
someshitnessGimi96husnamutia
husnamutia dan 35 lainnya memberi reputasi
36
7.6K
193
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.