TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG -Solidaritas Advokat Penjaga Demokrasi 5 Sila (Sapda 5) memenuhi panggilan Bawaslu Tangerang Selatan (Tangsel) terkait laporannya yang menduga ada politik uangdi acara deklarasi dan kampanye pasangan capres cawapres Joko Widodo-Maruf Amindi area Tandon Ciater, Serpong, Tangsel beberapa waktu lalu.

Koordinator Tim Advokasi Sapda 5, Papang Supandi, menjelaskan, terlapor adalah penyelenggara acara tersebut dari Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia 98 (JARI'98), Willy Prakarsa dan Ketua Tim Kampanye Daerah Kota Tangsel, Iwan Rahayu.

"Memenuhi panggilan Bawaslu terkait laporan masyarakat tentang adanya kampanye yang patut diduga melakukan pelanggaran Pemilu, pelakunya Jari'98," ujar Papang di kantor Bawaslu Tangsel, Serpong, Tangsel, Senin (25/2/2019).

Papang sebagai pengacara dari pelapor yang merupakan warga Ciater, Serpong, Tangsel itu, menjelaskan, hari ini ia membawa tiga orang saksi.

"Dugaannya itu terkait pelanggaran pemilunya itu, penghasutan terhadap masyarakat, menghasut masyarakat untuk tidak mencoblos Prabowo dan caleg-calegnya," ujarnya.

Tiga saksi tersebut masing-masing bersaksi atas pembagian uang dari atas panggung atau "nyawer", pembagian uang sebelum berangkat ke acara dan yang mengikuti acara itu.

"Karena waktu kampanye itu dia membagi-bagikan duit Rp 50 ribuan. Kalau yang sebelum berangkat dikasih uang Rp 100 ribu, dengan menukarkan fotokopi KTP," paparnya.

Pasal yang diadukan adalah pasal 280 ayat 1 huruf d dan J tentang larangan dalam kampanye pada Undang-Undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu.

Sedangkan sanksinya ada di pasal 521 dan 523 pada Undang-Undang yang sama dengan hukuman terberat penjara dua tahun dan denda Rp 24 juta.

http://jakarta.tribunnews.com/2019/0...n-sapda-5#gref

Bagi2 kursi... eh.. bagi2 uang..