haruglory01Avatar border
TS
haruglory01
Rahasia di Balik Kematian.



Spoiler for Angga di anggap gila oleh Blue Arizonia,yaitu seorang gadis yang bermata biru bening. Karena berulang kali Angga membujuk Blue agar mau membunuh dirinya. Apa yang terjadi di balik kematian, itulah yang di buru Angga sebenarnya. Dengan bantuan serum penemuan almarhum kakeknya,akhirnya Angga berhasil membangkitkan rasa penasaran pada ketiga temannya untuk mengetahui rahasia di balik kematian. Di luar kesadaran mereka, ternyata ada bayangan yang ikut dari alam kematian masing-masing. Bayangan itu memburu mereka,bahkan sempat menewaskan salah satu dari mereka. Angga hampir saja menjadi gila karena di buru oleh bayangan mautnya. Maka,ia terpaksa harus kembali ke alam kematian untuk berhadapan langsung dengan Sang Pemburu. Blue yang merasa khawatir,akhirnya menyusul Angga ke alam kematian. Tapi,mampukah mereka hidup kembali jika batas waktunya hanya tinggal beberapa menit saja ?:


Quote:



Quote:






(BAB 1).

Malam sudah terlanjur dingin di tambah dengan rintik-rintik hujan yang gemericik,membuat suasana malam ini semakin dingin membeku ,maklum di saat musim penghujan begini, banyak orang-orang yang lebih suka bermalas-malasan di rumah ketimbang berada di luar dengan suasana dingin yang membuat tubuh menggigil.

Angga berjalan dengan santainya menelusuri jalan dalam pekatnya malam, tiada bulan menyinari,bulan enggan menampakkan cahayanya di karenakan langit yang begitu gelap,tidak, bukan gelap, tapi gelap gulita.
Dengan entengnya Angga tetap menyusuri jalan,setapak demi setapak dia melangkah untuk mencapai tujuannya.
Tak lupa,sambil berjalan Angga mendengarkan lagu yang berputar di earphone nya untuk menemani sepinya malam ini.
Tak banyak kendaraan yang lalu lalang di malam ini,sudah lumrah,malam hari dan di tambah gerimis membuat orang tidur terlelap di empuknya kasur.

Malam semakin larut,dan tempat yang dituju Angga pun belum terlihat,dengan mempercepat langkah kakinya Angga menyebrangi jalan,dan tak di sangka,"ciiiiitttt"
mobil datang tiba-tiba dari tikungan sebelah kiri,alhasil Angga pun terserempet bagian samping mobil dan membuat dia jatuh ke tanah yang becek.
"Sialan,gerutu Angga" ketika sudah berdiri sambil membersihkan celana jeans dan sweater andalannya.
Dengan santainya si pengemudi turun "ada yang luka,?" Ujar si pengemudi.
Sambil memegangi pinggangnya yang sakit Angga menggerutu "kalo mengemudi itu pake mata,bego !" Tak mau kalah, si pengemudi yang ternyata adalah wanita, membalas perkataan Angga "mengemudi itu pake motor atau mobil,bukan mata,bodoh !"
Bagai air yang baru mendidih,begitulah kira-kira temperatur darah Angga ketika mendengar perkataan dari si pengemudi tersebut. Tak mau kalah, "sudah jelas-jelas salah,terus di tambah menghina,wanita macam apa ini" desis Angga.

Tampaknya si pengemudi wanita ini mulai mengalah,karena dia pikir memang salahnya telah menyerempet orang tersebut.
"Maaf,aku buru-buru soalnya" wanita itu berkata.
"Buru-buru jidat mu" ketus Angga.
"Apa kamu nggak melihat ada orang yang lagi menyeberang jalan" imbuh Angga.
"Aku benar-benar minta maaf,soalnya aku buru-buru,mau di ganti rugi berapa ?" Balas wanita itu.
"Aku tidak mau tau,pokoknya aku mau pertanggung jawaban darimu,jangan berpikir bisa lari,kalau aku teriak orang-orang sini pasti datang" jelas Angga.
"Ya sudah,ayo ke rumah sakit,lagian aku gak mau lama-lama berurusan dengan orang urakan sepertimu". Angga hanya bisa menggerutu dalam hati mendengar perkataan wanita barusan.
"Jangan bawa aku ke rumah sakit"
"Lah ! Terus kemana ?!
"Bawa aku ke rumah makan,aku lapar kalo lagi sakit" seru Angga.
"Aku ini mahasiswi kedokteran,jadi aku tau apa yang harus aku lalukan, belum pernah aku mendengar sejarah bahwa orang sakit di bawah ke rumah makan" balas wanita itu.
"Tolooong,toool...
"Cukup,aku penuhi keinginanmu,dasar orang gila,tak perlu teriak-teriak"
Terlihat raut kemenangan di wajah Angga"

Mereka berdua pun segera melaju ke arah restoran terdekat.
Di perjalanan,tak henti-hentinya Angga mencuri pandangan lewat spion yang berada di mobil,sesekali dia melirik ke arah spion untuk melihat raut wajah yang jarang di temuinya.
Wanita itu berpostur tinggi,tapi tidak terlalu tinggi,tubuhnya sangat ideal dengan tinggi yang sedemikian rupa.
Alis tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis,sangat cocok dengan bola matanya yang berwarna semburat biru bagai laut di siang hari,bibirnya ranum bak buah anggur,sungguh sebuah keindahan bagi Angga yang memandangnya.

Mobil berhenti tepat di restoran favorit Angga,dalam hati,Angga bergumam "Wanita idaman,dia tahu persis restoran kesukaanku"
Wanita itu turun dan langsung masuk ke restoran,meninggalkan Angga di jok belakang mobil.
Terbesit niat Angga untuk mengerjai wanita tersebut,lalu dia meraung-raung bagai orang yang sedang kesakitan.
Tak tahan dengan raungan tersebut dan takut di anggap yang bukan-bukan oleh para pengunjung restoran yang lain,akhirnya wanita itu kembali ke mobil dan membuka pintu mobil sambil berkata "jalan kau,dasar lumpuh"
Angga hanya bisa tersenyum dalam hati ketika berhasil mengerjai wanita tersebut.

Tak lama berselang setelah mereka duduk berdua,datanglah pelayan sambil membawa buku menu.
"Pesan menu apa,tuan dan nona ?" Kata si pelayan.
Angga sibuk memilah-milah makanan apa yang akan dia makan, pikirnya 'toh makan gratisan'.
"Apa nona tidak memesan sesuatu?" Kata pelayan dengan sopan.
"Aku tidak mood makan di temani orang gila" jawab wanita tersebut sambil melirik ke Angga".
Orang yang di lirik berpura-pura bego dan masih tetap asik memilih menu makanan favoritnya.
Akhirnya di putuskannya untuk memesan takoyaki,dan minuman favoritnya kopi hitam.

Sepi dan sunyi,begitulah kira-kira keadaan restoran tersebut,di tambah para pengunjung pun sudah banyak yang meninggalkan tempat tersebut.
Untuk mengusir rasa bosannya,wanita tersebut menghidupkan rokok sampoerna mentol dengan mancis yang bermerek zippo, kelihatan bahwa dia bukan wanita sembarangan.
"Dokter kok merokok"celetuk Angga.
Si wanita hanya diam,sambil melihat ke arah lain,tak menghiraukan celetukan dari Angga.
"Beneran kamu mahasiswi kedokteran ?" Tanya Angga.
Wanita itu masih acuh tak acuh atas pertanyaan Angga.
"Nama kamu siapa ?" tanya Angga lagi.
Kali ini wanita tersebut meladeni Angga,entah karena rasa jengkel atau jenuh. "Itu di mancis"jawabnya.
"Hah ? Mancis ?" Angga tak terlalu paham dengan kode yang wanita maksud tersebut.
"Liat di mancis"kata wanita dengan nada agak jengkel.
"Ohh jadi nama kamu Blue" ujar Angga.
Wanita itu hanya diam,tidak menjawab,bahkan menoleh pun tidak.
"Pendek sekali nama kamu,Blue"
"Blue Arizonia" jawab wanita tersebut.
"Nama yang bagus,persis orangnya"
Bukannya senang karena di puji tapi Blue malah mendengus ke arah Angga. Tampaknya Blue bukan tipe orang yang senang di puji.
"Blue maukah kau membantu aku,karena aku sangat butuh dokter" Angga mulai bicara serius.
Yang di ajak bicara cuma diam,tapi telinganya mendengarkan.
"Aku butuh bantuanmu untuk bunuh diri,aku tidak bisa melakukannya sendiri"
"Cuma kau yang aku tawari Blue,mau kan membantu aku ?"
Dengan nada sinis Blue menjawab "Aku ini dokter,bukan pembunuh,lagian cita-citamu terlalu tinggi nak,dasar gila"
"Aku serius Blue,bantu aku bunuh diri"
"Dengar ya,orang banyak yang pengen panjang umurnya,tidak seperti kamu,masih muda punya pikiran pendek"
"Ada alasan aku ingin bunuh diri,dan aku tidak bisa mengatakannya di sini"
"Stop,aku tidak mau berurusan lagi sama kamu,setelah ini,semuanya selesai,jadi hentikan semua omong kosongmu itu" bentak Blue sambil berjalan ke arah mobilnya,tak lupa ia melemparkan uang 100 ribu beberapa lembar sebagai ganti rugi Angga.

Setelah Blue masuk mobilnya,Angga segera berlari menyusul,uang 100 ribu sengaja ia tinggalkan di meja sebagai bayaran makanan yang telah di pesannya.
"Taksi... Taksiii" pekik Angga.
"Cepat,ikuti mobil itu,jangan sampai ketahuan kalau kita mengikutinya" kata Angga kepada si sopir taksi"
Lumayan jauh dia mengikuti mobil Blue,dan akhirnya dia melihat Blue masuk ke sebuah rumah dengan banyak pohon-pohon besar di sekelilingnya, "sangat tidak cocok Blue memasuki rumah itu,gumam Angga.
"Besok aku akan ke rumahnya dan meminta bantuannya,dan mudah-mudahan dia mau membantu keinginanku" ujar Angga dalam hati.

Keesokan harinya pukul 09.00 Angga sudah bangun dari tidurnya,maklum hari Minggu adalah hari besar bagi mahasiswa yang sibuk seperti Angga,karena cuma hari minggu waktu mereka bermalas-malasan.
Setelah mandi dan sarapan,tak lupa kopi hitam dan rokok clas mild selalu menjadi teman setia Angga dimanapun berada.
Tak lupa dia menemani hari liburnya dengan lagu-lagu andalannya dari band terkenal,seperti Jet,Dream Theater,Scorpion, Firehouse dan lain-lain.

Setelah pukul 10.00 pada Angga pun pergi menuju rumah gadis yang dia ikuti semalam,yaitu Blue.
Dengan motor butut dan earphone di telinganya,Angga pun melesat takut tidak bertemu dengan yang bersangkutan.

Sekitar 20 menit perjalanan,akhirnya Angga pun tiba di tempat yang dimaksud.
Rumah tersebut sungguh luas,tidak bisa di pastikan mana rumah yang di huni dan tidak,karena banyak deretan rumah di dalam pagar yang sangat besar itu, diperkirakan butuh 4 orang untuk mendorong pagar tersebut.
Setiba di pagar,Angga pun memencet intercom,tak lama menunggu,ada suara dari intercom tersebut.
"Ada perlu apa ?" Tanya wanita di intercom.
"Hmm anuu,saya temannya Blue,mbak"
"Namanya siapa"
"Angga,mbak"
"Tunggu sebentar yaa" jawab wanita tersebut.
Tak beberapa lama intercom pun kembali berbunyi. "Maaf, non Blue tidak kenal dengan yang namanya Angga"
"Aduuh ! Gawat nih,gimana yaa caranya jelasin" gerutu Angga.
Akhirnya Angga pun ada ide.
"Hmm bilangin aja mbak,saya Angga yang di tabrak lari oleh Blue semalem" kata Angga sambil tertawa cekikikan.
"Masuk aja" jawab intercom dengan suara wanita yang berbeda dari sebelumnya.
"Anuu..masuknya gima..."
Pagar pun terbuka otomatis perlahan-lahan,Angga hanya bisa tersenyum pahit sambil garuk-garuk kepala"

Banyak bangunan saat Angga tiba di dalam, antara bangunan atau rumah semuanya hampir sama,karena sama-bagus dan mewah.
Pilar-pilar besar dan bercahaya dari batu pualam menghiasi tiap-tiap rumah,genteng warna-warni,dari yang hijau sampai kuning,merah dan masih banyak lagi, warna yang enak untuk di pandang.
Pohon cemara terjajar rapi menambah indah pemandangan di rumah tersebut.
Angga pun memilih duduk di tempat yang teduh dan asri,berada di dekat air pancuran.
Tak butuh waktu lama,datanglah gadis yang di tuju Angga.

"Masih kurang duitnya ?" tanya Blue.
"Ahh tidak,malah kebanyakan duitnya,sekalian aku ke sini mau mengembalikan duitnya" jawab Angga sambil tersenyum masam.
"Sudah,ambil saja,aku tidak butuh duit itu" ketus Blue.
"Sekalian aku mau minta tolong yang kita bahas semalam Blue"
"Aku tidak mau meladeni omong kosong yang begituan,jadi cepatlah pulang"
"Tapi tolong dengarkan aku sekali ini saja Blue,aku bingung mau minta tolong sama siapa"
"Aku kasih waktu 2 menit,setelah itu pergi dari sini"
"Oke..okee,aku minta tolong kau untuk membunuhku Blue,setelah itu kau harus menghidupkan aku lagi,aku mempunyai eksperimen yang jika berhasil akan mengguncang dunia kedokteran,dan kau juga akan terkenal karena eksperimen tersebut".
"Oke waktunya habis, sekarang pulanglah nak"
"Tapi Blue,aku belum selesai menjelaskan"
"Pulanglah nak,aku tidak bisa menolongmu"
Angga hanya bisa tertunduk lesu mendengar jawaban dari Blue.
Dalam langkahnya,Angga hanya menggerutu"sia-sia aku ke sini,aku tidak bisa membuktikan bahwa kakekku tidak bunuh diri,melainkan dia bereksperimen yang merengut nyawanya sendiri"

Dalam hati Blue jadi penasaran.
"Siapa nama kakekmu ?" Tanyanya dari kejauhan".
"Professor Munadi" jawab Angga lesu.
"Hah ? Jangan main-main,itu Professor pembimbing ku" ujar Blue bersemangat.
Angga menangkap gelagat bersemangat dari Blue,dan mereka pun duduk kembaki berdua.

Sambil duduk berhadap-hadapan mereka menyalakan rokok untuk menghilangkan rasa masam di mulut.
Dengan nada santai Blue bertanya "jadi benar kau cucu almarhum Munadi"
"Ya,aku cucu nya,cucu kesayangan"
"Kalau kau main-main aku tidak mau lagi melihat mukamu,paham" ujar Blue.
"Buat apa aku main-main,kalau tidak percaya kau bisa ikut aku ke rumahnya, sekarang aku yang menempatinya setelah kakekku meninggal"
"Coba jelaskan secara rinci eksperimen mu itu, mungkin aku akan tertarik"
"Baiklah,jadi kakekku menemukan serum Lyschi dan serum Fercho,serum yang pertama adalah serum yang membuat kita mati,bukan mati batang otak,kau paham kan ?"
"Ya yaa aku paham,teruskan" jawab Blue antusias.
"Serum kedua adalah serum untuk menetralkan serum yang pertama,jadi serum yang kedua fungsinya untuk menghidupkan kita kembali dari kematian" "ohh Blue hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Angga.

Setelah diam sejenak akhirnya Blue mulai angkat bicara dan tertarik dengan eksperimen tersebut.
"Kalau begitu aku butuh orang lagi buat eksperimen kita" usul Blue.
"Yaa boleh saja,tapi aku tidak mau terlalu banyak orang yang mengtahuinya, bisa-bisa gawat kalau eksperimen ini di ketahui publik"
"Aku mempunyai teman juga yang sudah aku beritahu,namanya Erick,dia juga akan berpartisipasi dalam tim kita"
"Bagaimana kalau kita diskusi nya hari ini saja,mumpun aku lagi free ? Ujar Blue tak sabaran.
Dalam hati Angga berkata "tadinya ini cewek nolak mentah-mentah, sekarang malah antusias, aneh-aneh saja".

Setelah tiba di rumah Erick,mereka pun saling berkenalan.
"Jadi Blue ikut kita ?" tanya Erick.
"Yaa aku yang mengajakknya,dan lagian Blue adalah calon dokter,jadi bantuannya sangat kita butuhkan" jawab Angga.
"Aku sangat yakin bahwa eksperimen kita akan berhasil,dengan bantuan beberapa orang sebagian penunjang" ujar Erick".
"Ohh yaa aku menyarankan agar temanku di ajak juga,namanya Daniel dan dia mahasiswa kedokteran sepertiku,semakin banyak orang,semakin bagus kan" ujar Blue.
"Yaa ide bagus,sebaiknya cuma kita berempat yang tau soal ini, selebihnya aku tidak mau tau,cukup hanya kita berempat"
Erick dan Blue menjawab serempak "baiklah"

"Kalau begitu,nanti sore kubawa kemari Daniel,ya ?" kata Blue.
"Langsung saja ke rumah kakek di sana. Sebagian barang-barangku sudah ku bawa ke sana ! Kita diskusinya di sana saja."
"Pukul berapa ?" tanya Erick.
"Yah... kira-kira pukul lima sore... lebih sedikit nggak apa-apa. Soalnya ini hari aku harus memberi keputusan kepada Melinda,bahwa aku tidak bisa menerima niatnya yang ingin kembali kepadaku."

"Hah...? Melinda ngajak balik sama kamu,Ga ?
Uh... bodoh amat dia itu? Memangnya nggak ada cowok lain di dunia ini selain kamu ?"
"Siapa Melinda itu ?" tanya Blue kepada Erick.
"Bekas ceweknya yang sudah di cerai sebulan yang lalu,"
"Ooo..." Blue manggut-manggut.
"Kenapa kamu manggut-manggut ?" tanya Angga.
"Aku baru tahu kalau kamu ternyata laku juga bagi seorang gadis. Kupikir nggak ada yang mau menawar kamu sedikit pun," kata Blue sambil tersenyum sinis. Sangat tipis.

Erick memang mahasiswa kedokteran,tapi beda perguruan dengan Blue. Tetapi Daniel memang teman satu angkatan dengan Blue,satu kampus.
Daniek agak berbeda dengan Erick. Ia ikut orang tuanya asli,tetapi Erick ikut oom-nya yang bekerja sebagai orang penting dalam sebuah kontraktor asing.

Daniel punya tubuh kurus,berkacamata minus,punya kesan sebagai pemikir dan kutu buku. Tapi ia termasuk bertampang ganteng. Karena bentuk wajahnya yang di lengkapi hidung mancung itu mirip orang keturunan Belanda.

Sedangkan Erick lebih mirip orang Spanyol atau Italia. Alisnya tebal, kulitnya bersih,hidungnya tak begitu mancung. Hanya bangir-bangir saja. Tapi badannya gempal. Kentara kalau sering melakukan olahraga.

Di rumah bekas kediaman almarhum Profesor Munadi,dosen mereka itu,berkumpullah tiga cowok dengan satu gadis cantik yang bermata semburat biru bening.
Angga memaparkan beberapa teori yang ditemukan dalam buku catatan kakeknya tentang sebuah kematian dan beberapa hipotesanya.
Angga juga menjelaskan tentang awal ditemukannya kedua serum tersebut dengan proses kerjanya dan hasil yang diharapkan.

Penjelasan itu membuat ketiga temannya hanya bisa manggut-manggut dan merasa yakin betul, bahwa penemuan itu adalah penemuan besar yang harus ditunjang keberhasilannya. Namun, mereka juga tak lupa memikirkan kemungkinan kegagalan eksperimen tersebut,dan membicarakan juga tentang langkah-langkah yang perlu di ambil dalam kegagalan nantinya.

"Semuanya sudah di uraikan oleh kakekku,"kata Angga. "Salah satunya,kita membutuhkan alat pacu jantung,tabung oksigen dan beberapa peralatan lainnya yang dipersiapkan untuk menghadapi kegagalan. Karena itu,yang dibutuhkan hanya batas waktu maksimal seratus dua puluh menit. Karena kekuatan serum itu sendiri hanya mampu bertahan seratus lima puluh menit."
"Apa dampaknya jika lewat dari seratus dua puluh menit ?!" tanya Daniel.
"Akan terjadi pembusukan serum Lyschi,dan serum Fercho tak dapat melawannya. Pembusukan itu akan berpengaruh pada semua jaringan dalam tubuh kita," kata Angga menjelaskan sesuai pembicaraan yang pernah dilakukan dengan almarhum kakeknya.

"Bagaimana kalau kita mulai malam ini saja ?" Usul Erick.
"Jangan nanti malam deh. Aku ada janji penting sama tanteku," ujar Blue. "Besok malam saja ! Kita kumpul di sini lagi pukul lima sore!"
Ada sisi kegembiraan di hati Angga, menyadari bahwa besok malam ia akan mati. Tapi ada sisi ngeri dalam hati kecilnya mengingat di balik kematian itu belum tentu ada keindahan. Banyak orang yang pernah mati dan hidup lagi bercerita tentang kengerian di alam sana, namun tak sedikit pula yang menceritakan adanya sebentuk keindahan di balik kematian itu.
Bagaimana jika Angga jatuh pada alam kengerian ? Bagaimana jika mereka gagal menghidupkan Angga kembali ?


***
Diubah oleh haruglory01 31-01-2019 07:05
anasabila
tien212700
adekurnia888646
adekurnia888646 dan 8 lainnya memberi reputasi
7
15.1K
126
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.