Debat. Mendengar kata yang satu ini, entah kenapa saya tidak begitu respek terhadapnya. Bisa dikatakan saya berusaha untuk sekuat mungkin untuk menghindar darinya dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukannya. Apalagi disuruh menonton orang berdebat? Waduh angkat tangan saya. Oleh karena itulah, saya sekilas saja menonton debat yang pertama dan tidak pernah sama sekali menonton debat lima tahun sebelumnya.  

Iklim. Di tempat tinggalku sedang sulit untuk diprediksi. Sebentar panas terik matahari, dan mendadak bisa turun hujan deras, Bisa jadi saat ini mendung,  akan tetap tidak turun hujan, meski gerimis sekalipun enggan. Yang seperti itu yang aku pahami tentang iklim perpolitikan kita saat ini, susah diprediksi dan sulit untuk aku pahami

Namun, dengan beberapa alasan, Debat Capres yang kedua kali ini saya memberikan pengecualian. Saya berusaha untuk tidak ketinggalan dan akan menyimak secara seksama. Alasan yang paling utama adalah saya ingin belajar, yang barangkali bisa saya dapati pengetahuan yang berguna dalam debat kali ini. 

Ternyata, dalam Debat Kedua Capres 2019 yang mengusung tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup ada begitu banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Bagaimana tidak, yang saya saksikan adalah adu visi misi, adu pemikiran dan gagasan dari putra terbaik yang bangsa ini miliki. Rasanya ingin saya jabarkan apa yang saya catat selama berlangsungnya debat, namun hampir semua sudah dibahas di thread Review Debate Capres lainnya. Karena saya merasa saya termasuk yang mereview ini debat disaat injury time, jadi saya coba utarakan point penting dari pernyataan pamungkasnya saja.



Adapun yang ingin saya sampaikan tentang dalam debat  kali ini adalah: 

Belajar Kepemimpinan Dari Capres Nomor Urut 01
Seperti yang telah disampaikan  dalam pernyataan pamungkasnya, Capres No. Urut 01 mengutarakan bahwasaya mengelola negara sebesar Indonesia tidaklah mudah, tidaklah gampang. Pengalamannya mengelola sebuah Kota sebagai Walikota, kemudian mengelola Propinsi sebagai Gubernur di DKI Jakarta, dan 4,5 tahun mengelola Negara kita, Indonesia. 
Butuh sebuah Ketegasan, Butuh Sebuah Keberanian, dalam membuat kebijakan-kebijak untuk kebaikan negara ini. 

Jadi pelajaran yang bisa saya ambil dari pernyataan pamungkas Capres No. Urut 01, khususnya yang saya tebalkan dan garis bawahi adalah untuk menjadi seorang pemimpin ada dua hal yang penting yakni Ketegasan dan Keberanian. 

Belajar Berjiwa Besar Dari Capres Nomor Urut 02.
Dalam pernyataan pamungkasnya Capres No. Urut 02 menurutku begitu berjiwa  besar Memberikan Apresiasiakan itikad baik dan hasil-hasil yang dicapai oleh Capres No. Urut 01. Pelajaran selanjutnya yang saya ambil dari pernyataan pamungkas Capres No. Urut 02 dua ini adalah ketika beliau dengan santunnya memohon izin memberikan klarifikasi karena disinggung menguasai lahan hingga ratusan ribu hektare di berbagai tempat. Beliau Mengakui Kebenaran akan hal itu. Akan tetapi itu adalah HGU, itu adalah milik negara yang setiap saat, (diulanginya sekali lagi) setiap  saat negara bisa ambil kembali dan Beliau Menyatakan Kerelaan demi negara Mengembaliikan itu semua. "Daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola karena saya Seorang Nasionalis dan Patriot" begitu yang beliau tekankan dalam akhir pernyataan pamungkasnya. 

Jadi pelajaran yang saya ambil dari pernyataan pamungkas dari Capres No. Urut 02 adalah bagaimana untuk menjadi berjiwa besar tak ada salahnya memberikan apresiasi, menyatakan mana yang baik dan mana yang benar dan mana yang masih kurang serta sanggup merelakan apa yang sudah dimiliki demi kepentingan orang lain, menurutku inilah yang dikatakan berjiwa besar.

Demikianlah review dari saya tentang Debat Kedua Capres 2019 ini. Saya sadar akan keterbatasan dan kelemahan saya, mohon dimaafkan. Dan jika ada salah salah kata dan kurang berkenan, sekali lagi saya mohon maaf. Saya juga mengucapkan banyak terimakasih bagi yang sudah menyisihkan waktu untuk mampir disini.