• Beranda
  • ...
  • Movies
  • Telan Biaya Produksi Rp 70 Miliar, 'Foxtrot Six' Action Packed Banget!

ronzstagramAvatar border
TS
ronzstagram
Telan Biaya Produksi Rp 70 Miliar, 'Foxtrot Six' Action Packed Banget!


Dari teaser dan trailer yang sudah dirilis sejak tahun lalu, ekspektasi penonton film Indonesia ke Foxtrot Six jadi makin tinggi. Nggak hanya terlihat dari produksinya yang wah banget, tapi juga deretan pemain yang memang sudah andal di genre seperti ini. Akan tayang pada 21 Februari 2019 mendatang, MD Pictures mempersilakan media dan undangan untuk menyaksikan lebih dulu film yang diproduseri oleh Mario Kassar (Terminator 3: Rises of the Machines) ini. Bertempat di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, pada Rabu (13/2) acara Gala Premiere, Press Screening dan Press Conference digelar. Para bintang utamanya pun turut hadir di antaranya Oka Antara, Mike Lewis, Rio Dewanto, Arifin Putra, Verdi Soelaiman, Chicco Jerikho, dan Julie Estelle.

Kalau kalian berpikir "Kok pemainnya dia lagi, dia lagi, sih kalau film yang genre-nya action gini?" kalian nggak sendiri. Banyak juga orang-orang yang punya pikiran sama dengan kalian. Tapi memang ada feel yang totally different kalau film-film action kayak gini diperankan oleh orang-orang yang sudah berpengalaman dengan film-film sejenis sebelumnya. Walaupun pada akhirnya regenerasi aktor dan aktris di genre ini jadi melambat. Tapi kita kesampingkan dulu hal itu. Menurut Randy Korompis, sutradara sekaligus penulis skenario dari film ini, ketika dia sedang merancang cerita dan menulis naskah untuk Foxtrot Six, nama-nama di atas sudah langsung muncul dikepalanya. Karakter Angga memang sudah diciptakan untuk Oka Antara; karakter Sari memang sudah disiapkan untuk Julie Estelle. Pernyataan sang sutradara langsung menghapus rasa penasaran gue juga soal deretan pemain yang "itu lagi, itu lagi" ini.

Foxtrot Six menawarkan sebuah cerita fantasi futuristik yang terjadi di Jakarta tahun 2031. Sebuah konflik politik pecah ketika di tahun itu, dunia sedang dilanda krisis pangan. Bahan makanan jadi sulit didapatkan, masyarakat mengalami kelaparan, populasi penduduk bumi meningkat drastis dan sudah mencapai angka lebih dari delapan miliar jiwa. Dalam universe yang diciptakan oleh Randy Korompis ini, minyak sudah bukan lagi jadi hal yang diperebutkan. Sekarang semuanya butuh makanan. Dan Indonesia jadi negara yang paling unggul untuk urusan pemasok bahan makanan ini. Di sinilah konflik mulai terjadi. Ketika masyarakat sedang kelaparan, mereka yang ada di kedudukan tinggi memanfaatkan ini untuk kepentingan pribadi. Angga (Oka Antara) sempat terlibat, meski akhirnya something came into his mind and he is trying to fight for the people. Bersama kelompok pemberontak, dia mengumpulkan teman-temannya seperti Bara (Rio Dewanto), Tino (Arifin Putra), Ethan (Mike Lewis) dan Oggi (Verdi Soelaiman) untuk menegakkan keadilan.



Manoj Punjabi, CEO dari MD Pictures, menyebut film ini sebagai film action-hybrid pertama di Indonesia. Kalau dipikir-pikir memang belum pernah ada film aksi yang menawarkan visual seperti Foxtrot Six dengan serangkaian efek-efek CGI yang futuristik. Tembak-tembakan, adegan berkelahi dengan pisau dan darah-darah mungkin sudah sering muncul di film bergenre serupa sejak beberapa tahun yang lalu. Tetapi berkelahi dengan manusia tak kelihatan dan baju zirah ala robot? Bisa dibilang ini yang pertama di industri film Indonesia. Teknologi dan efek-efek komputer yang digunakan dalam film ini ada di level yang berbeda. Tak heran kalau secara keseluruhan produksinya menelan biaya yang menembus angka Rp 70 miliar. Dengan budget sebesar itu, Manoj Punjabi merasa ini adalah sebuah keberanian yang luar biasa untuk produksi film Indonesia dan positif kalau film ini bisa jadi trendsetter dan benchmark baru buat film Indonesia di industri film Tanah Air.

Karakter-karakter para pemeran utama dalam Foxtrot Six terbilang sangat unik. Masing-masing adalah jebolan dari militer yang sudah punya pengetahuan tentang senjata dan bagaimana cara berkelahi. 70% film ini memang adegan aksi dengan koreografi yang indah dan smooth. Verdi Soelaiman menceritakan sedikit proses pendalaman karakter dan penyatuan chemistry di kesempatan yang sama kemarin. Sebelum akhirnya syuting dilakukan, semua karakter menghabiskan waktu bersama dalam sebuah bootcamp selama 6 hari 5 malam. "Nggak cuma tim Six aja sih sebenarnya ada tim dari GERAM juga ikutan di sini. Kita benar-benar udah lihat kebiasaan masing-masing dari pagi sampai malam kayak gimana. Itu ngebantu banget untuk kita bonding satu sama lain," kata pemeran Oggi yang merupakan satu-satunya karakter utama yang adalah keturunan Tionghoa. Yap. Representation matter.

Rio Dewanto menambahkan, proses pendalaman karakter untuk Foxtrot Six sangat difasilitasi oleh tim produksi. "Mulai dari persiapan untuk akting, action, koreografi, membentuk badan pun kita di-support oleh nutritionist dan personal trainer untuk masing-masing cast, jadi kita sudah sangat difasilitasi di film ini dengan waktu persiapan yang cukup panjang," katanya. Karakter Bara yang diperankan Rio Dewanto dalam Foxtrot Six bisa dibilang salah satu favorit gue. He still have that sense of humor even when he is in a life/death situation. Selain Bara, masing-masing karakter utama dalam Foxtrot Six juga punya sesi berantem sendiri-sendiri yang semuanya seru dengan twist yang mungkin nggak kebayang sebelumnya. Tapi buat penggemar Julie Estelle gue hanya bisa memberikan puk-puk ringan di pundak karena Julie nggak akan tampil se-badass Hammer Girl di sini. 

Semua dialog dalam Foxtrot Six menggunakan Bahasa Inggris. Menurut Randy Korompis, ini memang disengaja dengan sama sekali tidak mengurangi rasa hormat kepada Bahasa Indonesia. Keputusan untuk menggunakan Bahasa Inggris dalam film ini bertujuan untuk memperluas pasar. Karena film Foxtrot Six nggak hanya direncanakan akan dirilis di Indonesia saja, tetapi juga di beberapa negara lain. "Bahasa Inggris bikin film ini punya foreign appeal," katanya. Walaupun dalam press conference kemarin nggak dirinci dan nggak dibahas lebih lanjut tentang rencana worldwide release, tapi koneksi Mario Kassar untuk ini udah megang banget. Begitu kata Manoj Punjabi. 



"Kami sudah mempersiapkan stretagi untuk perilisan di Amerika Serikat karena banyak studio yang sudah ingin menyaksikan filmnya. Juga perusahaan seperti Netflix dan lainnya. Keputusan akhirnya belum diambil, kami punya banyak pilihan, Thank God," kata Mario Kassar yang juga hadir dalam press conference kemarin.

Selain full dalam Bahasa Inggris, film ini juga diproduksi oleh semua kru dari Indonesia. Lokasi syutingnya pun di Indonesia. Sehingga elemen Indonesianya memang lebih banyak. Masalah bahasa mungkin memang jadi penting buat sebagian penikmat film, tapi semoga aja sih masyarakat Indonesia bisa menikmati juga film ini meski para pemainnya nggak bicara dalam bahasa kita sehari-hari. Walaupun kalau gue pribadi sebenarnya lebih suka kalau film ini pakai Bahasa Indonesia aja, karena banyak dialog-dialog yang yang akan terdengar asyik kalau pakai Bahasa Indonesia. Hehe. 

:terimakasih:terimakasih:terimakasih

9
12.6K
106
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThread17.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.