fajraadhaAvatar border
TS
fajraadha
Miris, Satpol PP Dianiaya Gara - Gara Tertibkan Spanduk Caleg


Musim kampanye sudah dimulai, beragam cara dilakukan oleh setiap calon legislatif dan calon presiden. Katanya ini adalah pesta demokrasi, tapi yang ane rasa aroma - aroma pestanya tidak ada, yang terasa adalah nafsu - nafsu dalam perebutan kursi dan kekuasaan.

Akibatnya sudah pasti banyak yang menghalalkan segala cara demi memperoleh kekuasaan. Kawan jadi musuh, musuh jadi kawan seperti itulah yang terasa. Ketika seseorang mengusik salah satu idolanya pasti akan dibalas dengan perlakuan yang lebih. Misalkan saling lapor ke pihak kepolisiaan atau dengan cara main hakim sendiripun dilakoni.



Seperti didalam kisah yang sungguh keterlaluan. Sebuah kisah yang sebenarnya sepela, yakni dalam aturan pemasangan alat peraga kampanye, setiap daerah memiliki peraturan tersendiri didalam pemasangan alat peraga kampanye, misalkan melarang pemasangan alat peraga kampanye di tiang listrik, ataupun yang sering kita lihat bersama pemasangan alat peraga kampanye di pohon dengan menggunakan paku.



Kejadian ini bermula dari seorang satpol PP yang memiliki tugas sebagai penertib setiap pelanggaran serta menjaga ketertiban. Melihat terdapat alat peraga kampanye yang terpasang di tiang listrik dan hal tersebut melanggar peraturan daerah maka satpol PP tersebut melaksanakan penertiban terhadap alat peraga kampanye tersebut. Diketahui satpol PP tersebut bernama Rianda.



Alat peraga kampanye yang ditertibkan itu langsung dicopot dan dibawa ke kantor kelurahan di krembangan utara. Ketika alat peraga kampanye tersebut sudah ditertibkan tiba tiba saja ada seorang tokoh masyarakat yang protes, jika protesnya baik - baik wajar lah ya, tapi tokoh masyarakat tersebut protes dengan nada yang kasar, dan secara spontan langsung main hakim sendiri dengan cara menampar dan memukuli rianda sang petugas satpol PP tersebut.
Orang yang menampar dan memukul rianda adalah seorang ketua RT di kelurahan krembangan utara, seharusnya sebagai ketua RT merupakan panutan untuk warga yang lain. Tapi yah bagaimana lagi emosi sudah tersulut maka akal sehatpun pasti hilang.



Jangan sampai gara - gara fanatik buta kita kehilangan akal sehat. Mendukung boleh saja tapi dukunglah secara positif. Jika salah diperbaiki bukannya dibela.
Sungguh pesta demokrasi seharusnya menjadi pemersatu bangsa, bukan pemecah belah bangsa. Begitu bernafsukah untuk mendapatkan jabatan didunia? Hingga peraturan pun dilanggar dan spanduk baliho di pasang seenaknya saja tanpa peduli lingkungan dan orang lain.

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan

Tulisan : pemikiran TS
Gambar : google images
Referensi : ini
0
1.1K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.