stingshoot555Avatar border
TS
stingshoot555
Ramai #uninstallbukalapak, Berapa Sih Sebenarnya Anggaran R&D RI?
Jumat, 15 Feb 2019 13:49 WIB
Ramai #uninstallbukalapak, Berapa Sih Sebenarnya Anggaran R&D RI?
Eduardo Simorangkir - detikFinance


Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Cuitan CEO Bukapalak Achmad Zaky di akun Twitter @achmadzaky soal anggaran riset dan pengembangan (research and development/R&D) ramai diperbincangkan warga net. Cuitan tersebut ramai lantaran menyinggung 'presiden baru' sehingga menyebabkan munculnya tagar #uninstallbukalapak hingga menjadi trending topic nomor satu di Twitter.

Dalam cuitan tersebut, pria yang akrab disapa Zaky ini menyebutkan bahwa anggaran R&D Indonesia masih kalah jauh dibanding negara lain di Asia. Zaky pun menyebutkan bahwa dengan anggaran sebesar itu, industri 4.0 hanya omong kosong belaka.

Dalam cuitan yang dihapus oleh Zaky, anggaran R&D Indonesia pada tahun 2016 disebutkan US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun. Jumlah anggaran ini kemudian dipertanyakan kebenarannya.

Lantas, berapa sebenarnya anggaran R&D Indonesia?

Salah satu netter pun ada yang memposting data anggaran R&D Indonesia berdasarkan sumber digital.rdmag.com. Dalam sumber itu disebutkan bahwa anggaran R&D Indonesia pada tahun 2016 sebesar US$ 9,38 miliar atau equivalen 0,89% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun data berbeda disampaikan oleh Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Ristek Dikti, Muhammad Dimyati. Dia mengakui bahwa anggaran R&D Indonesia masih sangat kecil namun data yang disampaikan berbeda.

Menurut Dimyati, anggaran R&D Indonesia tahun 2016 terhadap PDB berdasarkan survei yang dilakukan oleh pihaknya hanya sebesar 0,09% terhadap PDB. Namun dia bilang angka tersebut belum mencakup seluruh institusi yang melakukan R&D di Indonesia.

"Secara keseluruhan anggaran R&D tahun 2016 terhadap PDB 0,08. Banyak data survei yang belum dimasukkan," katanya saat dihubungi detikFinance, Jumat (15/2/2019).

Dengan demikian, anggaran R&D tahun 2016 tanpa perhitungan komprehensif berkisar US$ 0,83 miliar (PDB Indonesia 2016 US$ 932,3 miliar) atau sekitar Rp 11,7 triliun (kurs Rp 14.000).

Kemudian pada 2017, Dimyati bilang anggaran R&D Indonesia setelah dilakukan survei oleh pihaknya mencapai 0,25% terhadap GDP atau sekitar US$ 2,54 miliar (PDB Indonesia 2017 US$ 1.016 triliun).

"Terus 2017 nya kita survei, 0,25% terhadap GDP. Besaran anggarannya Rp 30,8 triliun. Itu termasuk swasta dan itu gross (untuk rapat dan perjalanan dll). Tapi kalau untuk penelitian betul, anggaran berdasarkan survei di litbang kita itu hanya Rp 10,9 triliun. Sedikit memang," ungkapnya.

Terlepas dari cuitan Achmad Zaky, anggaran R&D Indonesia memang masih terhitung minim dibandingkan negara-negara lainnya di Asia bahkan Asean. Anggaran minim R&D bahkan sudah berlangsung bertahun-tahun.

Anggaran belanja riset dan pengembangan Indonesia (2004-2014) bahkan hanya 0,08% dari PDB, terendah dibandingkan anggaran ASEAN lainnya seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam maupun Filipina.

Sementara untuk anggaran R&D Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2018 saat ini belum ada datanya.

(eds/ang)

DETIK

5
5.7K
97
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.