tafakoerAvatar border
TS
tafakoer
Terdesak Dulu Baru Minta Maaf, Sampai Kapan Begitu Terus?
Akhir-akhir ini kita di hebohkan dengan beberapa kasus yang terjadi di masyarakat mulai dari kehebohan seorang anak muda yang terekam kamera tak terima karena dirinya telah di tilang oleh polisi sambil mengamuk merusak motornya, sedangkan pacar di sampingnya malah menangis karena tindakan sang pacar mengobrak abrik motor sampai tak karuan, sementara pihak polisi yang menilang tetap tenang dan tetap menjelaskan kesalahan anak muda tersebut mulai dari tidak pakai helm, tidak bawa sim, tidak bawa stnk dan pelanggaran lalu lintas lainnya. Belakangan diketahui bahwa motor tersebut bukanlah motor miliknya, tetapi motor kepunyaan pacarnya.

Credit : rakyatku.com

Kasus yang menerpanya tidaklah membuat dirinya meminta maaf, namun sikapnya menjadi-jadi dengan membuat video membakar stnk motor yang ditilang seakan dirinya tak malu telah melakukan kesalahan sebelumnya. Tak lama kemudian anak muda tersebut ditahan polisi dan ujungnya menangis-nangis meminta maaf atas segala kesalahan yang diperbuat.

Belum reda dengan kasus pemuda yang merusak motor, terjadi peristiwa lain yang miris di tempat lain. Seorang siswa dengan teganya memperlakukan seorang gurunya sendiri secara tidak hormat dengan menantang gurunya sendiri dan melakukan tindakan tidak terpuji merokok di dalam kelas. Kasus tersebut akhirnya viral dan ujung-ujungnya siswa tersebut menangis dan meminta maaf atas perbuatannya kepada guru yang ditantang sebelumnya dalam video yang sebelumnya viral.

Credit : sindonews.net

Dari dua kasus tersebut kita bisa menemukan dua kesamaan, berbuat salah dan viral yang ujungnya minta maaf setelah terdesak oleh keadaan. Memohon maaf memang sudah seharusnya di lakukan, namun apakah harus viral dan terdesak dulu baru minta maaf? Rasa-rasanya ini memang budaya minta maaf yang kurang tepat untuk dilakukan.

Memang manusia tak lepas dari salah dan khilaf, namun sudah seharusnya bisa menahan diri dari segala sikap yang tidak terpuji. Jikapun akhirnya tak bisa menjaga sikap dan berbuat kesalahan tentunya harus segera minta maaf, jangan sampai cari pembenaran sana sini cari alasan membela diri atau malah melakukan hal lain yang seakan merasa dirinya tak bersalah.

Minta maaf bukan karena terdesak atau karena viral, tapi minta maaf sudah seharusnya dilakukan bila memang merasa telah melakukan kesalahan. Saat ada yang mengingatkan kita salah tentunya kita harus intropeksi diri, bukan memaki-maki orang yang menasehati kita. Memang maaf tak selamanya bisa menyelesaikan masalah hukum, namun setidaknya mengakui diri bersalah dan memohon maaf itu lebih baik dari pada tak mengaku salah dan berlindung pada kalimat kriminalisasi.

Credit : tribunnews.com

Minta maaflah jika telah melakukan kesalahan, jangan sampai karena viral dan terdesak baru minta maaf. Jika sudah terdesak baru minta maaf dan hal seperti ini terus terjadi berulang-ulang, maka sampai kapankah terus begitu? Sudah semestinya setiap orang menyadari bahwa setiap kesalahan yang dibuat pada orang lain tentunya harus segera meminta maaf tanpa harus menunggu terdesak atau viral duluan. Agan dan sista ingin menambahkan atau menanggapi? Silahkan sampaikan di kolom komentar dan sampai jumpa di tulisan berikutnya. emoticon-Big Grin

Sumber : Opini Pribadi dan diolah dari berbagai sumber (via google)
Sumber gambar via google images


14
10.5K
144
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.