[CERPEN] Langit Sore

Beranda

...

Stories from the Heart
[CERPEN] Langit Sore

j.16

30-01-2019 10:51

[CERPEN] Langit Sore

Langit Sore

"Woahhh, indah banget ya pantainya..." Alya merentangkan tangan, membiarkan angin sore menerpa wajahnya.

"Nggak salah kan pilih aku jadi tour guide kamu selama disini?" sahut suara disebelahnya. "Makannya main jangan cuma ke Mall!"

Alya mendelik pada pemuda disebelahnya, "Yee nyindir! Nama juga anak hits Jakarta wleee."

Rega tertawa geli, dia maklum, Alya memang tinggal di Ibukota. Jadi pantas saja jika lebih sering main ke Mall dibanding Pantai, Gunung atau tempat wisata alam lainnya. Berbeda sekali dengan dia yang seorang pecinta alam dan suka menjelajah.

"Makannya kuliah di sini aja kalo gitu.."

"Belum tau mau kuliah dimana Mas..." jawab gadis itu pelan.

Alya memang masih duduk dikelas 3 SMA sementara Rega adalah mahasiswa salah satu Universitas Negeri di Yogyakarta. Diliburan semester kali ini, Alya nekat pergi ke rumah Eyangnya yang ada Jogja sendiri. Mereka bisa kenal karena kebetulan rumah Rega tak jauh dari rumah Eyang Alya. Berhubung sepupu - sepupunya sedang sibuk dan Eyangnya juga sudah terlalu tua untuk menemani ia menjelajahi kota Istimewa ini. Jadilah seminggu ini Rega yang menemani Alya jalan - jalan.

Mereka telah mengunjungi spot - spot ikonik dan menarik di Jogja. Dan hari ini Pantai menjadi destinasi tujuan mereka. Katanya Alya ingin melihat sang Mentari tenggelam diufuk Barat.

"Halah, pasti buat pamer foto disosmed kan.." cibir Rega mendengar alasan Alya kemarin.

Setelah mengambil beberapa foto mereka duduk diatas dipasir. Menikmati momen indah kala sang fajar perlahan turun.

Rega menatap cewek disebelahnya, dia tidak menyangka bisa akrab dan sedekat ini dengan gadis itu. Seminggu mengenal Alya hatinya seperti berbunga - bunga. Apalagi mendengar ocehan atau nada manja dari cewek yang hanya setahun lebih muda darinya ia merasa senang. Apa mungkin dia jatuh cinta pada gadis itu? Rega menggelengkan kepalanya sembari tersenyum geli.

"Dih, kenapa lagi ketawa sendiri..." cibir Alya melihat Rega yang tiba - tiba cengengesan. "Kok lo serem si Mas,.."

Rega mengacak rambut Alya gemas. "Apa sih, kepo deh!"

Alya mendengkus kesal, "Rese ah!"

Rega kembali tertawa geli, sepertinya dia memang menyukai Alya deh.

***

Keesokan harinya Rega bangun siang hari, dia ketiduran setelah Sholat Subuh karena kelelahan. Setelah mandi dan sebagainya, Rega melajukan motornya ke rumah Eyang Alya. Rencananya dia akan mengajak gadis itu ke sebuah tempat yang belum pernah mereka kunjungi.

Sesampainya dirumah Eyang Alya, Rega turun dari motornya dan menuju ke pintu yang tertutup.

Rega mengetuk pintu, rumah ini tampak sepi. "Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..." ternyata Eyang Alya yang membukakan pintu. "Eh Nak Rega, cari..."

"Alya, Eyang.. " Rega menggaruk tengkuknya salah tingkah. "Mau Rega ajak ke-"

Eyang mengernyitkan dahi. "Loh? Alya kan sudah pulang ke Jakarta." Dia menatap Rega yang sepertinya tak percaya.

"Hah? Pulang? Ke Jakarta?" tanya Rega memastikan.

"Loh iyo, Alya itu berangkat pagi - pagi. Dia gak bilang kamu to kalo pulang hari ini?"

Rega menggeleng pelan, "Nggak bilang apa - apa, Eyang. Yaudah Rega pamit aja, ya Eyang..."

"Iya, makasih yo. Kamu sudah mau nemenin Alya jalan - jalan selama disini."
Kata Eyang Rima.

"Sama - sama Eyang, pamit ya..."

***

Rega mengendarai motornya tanpa tujuan, entahlah hatinya merasa sedikit kecewa saat tahu Alya pulang tanpa memberi tau. Ternyata momen menikmati Sunset kemarin adalah momen terakhir mereka bersama. Entah kapan lagi Rega bisa bertemu Alya, gadis yang beberapa hari ini selalu ada dipikirannya.

Setelah beberapa jam mengendarai sepeda motornya, Rega sampai di Pantai yang mereka kunjungi kemarin. Diwaktu yang sama, ditempat yang sama seperti kemarin. Hanya saja kali ini dia sendirian, rasanya seperti patah hati. Padahal perasaan ini baru mulai tumbuh, apakah harus dia hilangkan perasaannya ini. Alya seperti langit sore yang indah, dia hanya menemani Rega sebentar lalu hilang ditelan sang malam.

TAMAT