Beratus-ratus tahun yang lalu, ketika kita semua belum pada lahir tentunya, ada sebuah tradisi unik (atau nyeleneh?) nih gan, di mana seorang istri dapat membawa pasangannya ke pengadilan karena urusan seksualitas, tepatnya di Perancis pada abad Renaisans.

Pada abad ke-16 di Perancis, wanita dapat membawa suaminya ke pengadilan jika tidak mampu memenuhi hasrat seksualnya. Ini karena salah satu dari sedikit alasan Gereja, yang mana mengizinkan wanita untuk bercerai adalah jika suami mereka tidak dapat memenuhi kepuasan intim sesuai harapannya. Oleh karena itu, tidak sedikit wanita menuduh suami mereka Impotensi di hadapan gerejawi (Pengadilan Agama). Karena pada abad itu, pernikahan diyakini hanya sebagai ajang Prokreasi (menghasilkan keturunan) saja. Jadi, satu-satunya alasan bagi wanita agar bercerai adalah dengan menuduh suaminya memiliki gangguan ereksi, sehingga tidak dapat menghasilkan keturunan.

Demi menyangkal tuduhan itu, para suami harus membuktikan di pengadilan dengan cara "Menampilkan" alat kelaminnya di depan para ahli utusan gereja, sehingga para ahli dapat memeriksa apakah tuduhan tersebut benar atau tidak. Di samping itu, para suami cemas kalau "Si Joni" tidak bisa "Bangun" karena harus menunjukkan kelaminnya di depan pengadilan. Jika apa yang dikatakan istri benar bahwa suaminya memiliki gangguan ereksi, maka perceraian akan dikabulkan.