ini.kabar.kita
TS
ini.kabar.kita
Imigran Palestina yg Diusir Ngaku Tinggal di Tenda, Ternyata Ada Rumah & Punya Mobil


Keluarga imigran asal Palestina marah terhadap Pemkab Bogor yang mengklaim tidak adil ke mereka, lantaran dilarang berjualan kopi di area Jalan Lingkar Stadion Pakansari.

Diketahui, kepala keluarga itu bernama Omar, yang sudah ada di Cibinong sejak Agustus 2018. Mereka berasal dari Kota Al-Khalil atau Hebron, yang berlokasi 30 kilometer dari selatan Kota Yerusalem.

Dari keluarga Omar, putrinya yang bernama Fatimah paling vokal kepada petugas, soal larangan berjualan di sekitaran Stadion Pakansari. Gadis berusian 13 tahun itu memang cukup fasih berbahasa Indonesia.

“Dengar ya, kemari kita diusir sama polisi yang lain dagang kaga diapa-apain. Kalau misalkan mereka dagang kita ikut,” ujar Fatimah saat keluarga itu akan dievakuasi oleh petugas gabungan dari Perumahan Green Pattio, Cibinong, Rabu (23/01/2019).

Fatimah mengatakan kepada petugas jika aturan pemerintah harus Adil. Karena menurutnya, setiap akhir pekan masih banyak yang berjualan di areal Stadion Pakansari.

“Jadi kita juga akan jualan. Kami tidak punya apa-apa di Palestina,” tegasnya.

Evakuasi dilakukan tim gabungan Satpol PP, Dinas Sosial, Kantor Imigrasi Bogor, UNHCR dan International Networking for Humanitarian (INH).

Kepala Bidang Penegakkan Perundang-Undangan Satpol PP Kabupaten Bogor, Agus Ridho menjelaskan, evakuasi terhadap keluarga yang beranggotakan ayah, ibu dan tiga anak ini karena warga Perumahan Green Pattio merasa resah.

“Mereka suka buat gaduh. Jadi warga melapor ke kami. Makanya mau dipindah ke tempat lain,” katanya.

Soal larangan berjualan, kata dia, areal Stadion Pakansari merupakan zona merah PKL.
“Larangan itu berlaku untuk semua. Nanti dicarikan sama dinas sosial lokasi berdagangnya. Mungkin bisa ditempakan di halaman ritel mini market,” kata Agus.

Rupanya, keluarga Omar ini bukanya terlunta-lunta di Indonesia. Meski berjualan menggunakan atap terpal, mereka telah disediakan tempat tinggal oleh INH sejak Agustus 2018.

Biaya kontrak rumah pun tidak murah. Untuk setahun INH mengeluarkan Rp27 juta. Belum termasuk kebutuhan harian Omar, istri dan tiga anaknya.

“Ngakunya tinggal di dalam tenda. Padahal sejak Agustus 2018 mereka kami tanggung biaya hidupnya. Kami juga peringatan supaya tidak meminta sumbangan. Terlebih mereka tinggal di rumah yang sanga layak dan punya mobil,” kata Ketua INH Lukman Nulhakim.

“Keluarga Omar ini ngakunya tinggal di dalam tenda padahal sejak bulan Agustus tahun 2018 mereka kami tanggung biaya ngontrak rumah dan juga biaya hidup lainnya,” jelasnya.

“Hari ini kami juga peringatkan mereka agar tidak meminta sumbangan karena mereka tinggal di rumah yang sangat layak apalagi Omar sekarang sudah memiliki kendaraan roda empat,” lanjut Lukman.

Sumber
10
12.4K
168
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.