n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Prabowo dan Saran Kalem dari Sang Maestro


Prabowo dan Saran Kalem dari Sang Maestro

SBY memberi saran Prabowo untuk kalem saat diserang dalam debat agar mendapat simpati rakyat. Namun penampilan Prabowo yang kurang galak dalam debat perdana pekan lalu justru banyak dikritik.


-----

Dua hari menjelang debat perdana calon presiden-wakil presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum pada Kamis, 17 Januari 2019, politikus Partai Gerindra Habiburokhman bergegas meninggalkan rumahnya di Jakarta menuju kediaman Prabowo Subianto di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Siang itu ia, yang tergabung dalam Direktorat Hukum dan Advokasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, diminta hadir oleh Sudirman Said selaku Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi.

Selasa, 15 Januari 2019, Prabowo menggelar simulasi debat di paviliun rumahnya yang luas di Hambalang. Simulasi dimulai pukul 14.00 WIB dan berakhir menjelang Magrib. Sesuai dengan tema debat pertama tentang hukum, HAM, korupsi, dan terorisme, Habiburokhman diminta memberikan update masalah-masalah hukum di Indonesia. “Saya hadir untuk diskusi sedikit-sedikitlah. Kita kasih update info-info yang secara garis besarnya masalah hukum,” kata dia kepada detikX, Jumat, 18 Januari.

Dalam simulasi hari itu, hadir juga mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto dan mantan komisioner Komnas HAM Hafidz Abas, yang digaet BPN sebagai pakar. Mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas tak hadir dan menitip catatan untuk Prabowo. Sedangkan dari BPN hadir Sufmi Dasco Ahmad, Ferry Mursyidan Baldan, dan Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Dahnil berperan sebagai moderator. Format simulasinya, pertama-tama, Prabowo dan Sandi diberi kesempatan menguraikan permasalahan dan perspektif mereka soal penegakan hukum, korupsi, HAM, dan terorisme. Setelah itu, tim BPN dan para pakar yang hadir memberi masukan serta kritik.

"Pak SBY memberikan masukan kepada Prabowo bagaimana cara baik pidato, untuk pidato kebangsaan maupun untuk debat nanti. Nah, SBY kan sang maestro, sudah dua kali debat dan menang.”

“Pak BW (Bambang Widjojanto) memberikan masukan soal korupsi, Prof Hafidz Abas soal HAM. Intinya, kita diskusi dan saling koreksi. Kalau ada yang kurang, kita tambahkan. Fokus kita adalah logic berpikir dan sinkronisasi waktu yang diberikan KPU,” kata Dahnil kepada detikX, Jumat, 18 Januari.

Habiburokhman, yang sudah menyiapkan ‘amunisi’, lalu membuka data-data dalam simulasi debat itu. Ia meminta Prabowo-Sandi menyerang pasangan capres-cawapres petahana Joko Widodo-Ma’ruf Amin tentang operasi tangkap tangan KPK di dua kementerian dan 36 kepala daerah pada masa kepemimpinan Jokowi. “Saya dan Pak Dasco berusaha meyakinkan beliau soal itu, karena datanya jelas sekali. Ada 32 OTT KPK kepala daerah di era Jokowi. Ketika itu beliau bilang, ‘Oh, iya, iya,’” katanya.

Namun, seperti terlihat dalam debat yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, Prabowo-Sandi tak banyak menyerang kubu Jokowi-Ma’ruf. Sebaliknya, Jokowi-Ma’ruf selalu melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan lawan. Serangan Jokowi antara lain mengenai keterwakilan perempuan dalam Partai Gerindra, partai besutan Prabowo, yang amat sedikit. Juga tentang caleg-caleg bekas koruptor yang kembali diusung Gerindra dalam pemilihan legislatif.

Sebetulnya, bukan berarti Prabowo-Sandi tak berusaha mengimbangi Jokowi-Ma'ruf. Prabowo, misalnya, mempertanyakan perihal aparat hukum yang tebang pilih terhadap oposisi. Sandi juga mempertanyakan penunjukan aparat hukum yang berafiliasi terhadap partai politik di era Jokowi.

Namun Prabowo-Sandi tidak terlalu ngotot melawan Jokowi-Ma'ruf. Malah, di tengah-tengah jeda debat, Prabowo merasa sudah memimpin debat yang berlangsung dalam enam sesi itu. “Sudahlah, kita sudah leading, jangan kita pojokkan terus,” begitu kata Prabowo kepada tim BPN di Hotel Bidakara, seperti diungkapkan Habiburokhman.


Momen capres Prabowo Subianto joget-joget di debat Pilpres 2019.
Foto: dok. BPN Prabowo-Sandi

Pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun pun melihat Prabowo-Sandi kurang agresif dalam melontarkan argumen dan seperti menahan diri ketika diserang kubu petahana. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Prabowo-Sandi kurang bergigi, jauh lebih keras dan menohok pertanyaan yang disampaikan Jokowi-Ma’ruf.

“Seperti ketika Jokowi berani membawa hal yang bersifat pribadi ke ranah publik dalam debat. Pak Jokowi berani bilang bahwa dia tidak punya latar belakang yang melanggar HAM. Itu jelas menyindir Prabowo,” kata Rico kepada detikX, Jumat, 18 Januari.

Salah satu isu terkini terkait HAM adalah seretnya pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Namun kasus itu juga tidak diangkat oleh Prabowo-Sandi dalam debatnya. Menurut Rico, setidaknya ada dua alasan paslon nomor urut 02 itu setengah-setengah.Pertama, secara psikologis Prabowo terlalu menghormati Jokowi, jadi ada rasa ewuh-pekewuh (sungkan). Kedua, hal itu mungkin merupakan saran dari konsultan politiknya yang ingin memoderasi anggapan bahwa Prabowo keras atau arogan. “Tapi, sayangnya, moderasinya itu overdosis,” tambah Rico.

Sehari sebelum debat yang dipandu moderator Ira Koesno dan Imam Priyono itu berlangsung, Sandi memang sempat mengakui adanya usulan dari BPN agar tampil menyerang. Namun, dirinya dan Prabowo sama-sama menolak. “Kita tidak siapkan khusus untuk menyerang, karena menurut saya ini adalah bukan budaya kita saling menyerang. Budaya kita adalah dengan sopan santun menyampaikan gagasan kita,” kata Sandi, Rabu, 16 Agustus.

Saran agar Prabowo-Sandi tampil kalem itu rupanya datang dari Ketua Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Seperti diketahui, Prabowo-Sandi bertamu ke kediaman Presiden ke-6 Republik Indonesia itu di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis, 10 Januari. Ketiganya melakukan pertemuan enam mata hari itu.

Prabowo-Sandi meminta masukan kepada SBY dalam perumusan naskah pidato kebangsaan sekaligus acara debat capres-cawapres. SBY memberikan sejumlah masukan dan koreksi terhadap naskah pidato berjudul 'Indonesia Menang' yang dibacakan Prabowo di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Senin, 14 Januari 2019.

“Pak SBY memberikan masukan kepada Prabowo bagaimana cara baik pidato, untuk pidato kebangsaan maupun untuk debat nanti. Nah, SBY kan sang maestro, sudah dua kali debat dan menang,” ujar juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, kepada detikX, Rabu, 16 Januari.

Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean bilang, dalam pertemuan di Kuningan itu, Prabowo menyodorkan kepada SBY naskah pidato kebangsaan yang terang dan blak-blakan. Namun SBY ingin menjaga suasana politik agar tidak terlalu panas. Maka dari itu, ada beberapa kalimat dalam pidato Prabowo yang dikoreksi SBY, meskipun itu sebuah kebenaran dan fakta.

“Kan tidak semua fakta dan kebenaran itu bisa kita utarakan. Itu dilakukan untuk menjaga kestabilan dan untuk menjaga kesejukan politik kita,” kata Ferdinand kepada detikX saat dihubungi Selasa, 22 Januari.

Dengan tujuan menjaga kesejukan politik itu pula, lanjut Ferdinand, SBY berpesan kepada Prabowo agar lebih lembut saat debat. Masyarakat pun tidak menyukai debat yang terlalu keras. Berdasarkan pengalaman SBY ketika debat 2009 dan 2014, masyarakat justru berempati terhadap SBY yang sering menjadi sasaran serangan lawan debat.

“Nah, ternyata sekarang ini ada perubahan yang cukup drastis dalam politik. Sebetulnya kita dalam debat kemarin ingin terlihat lebih ramah, lebih bersahabat, santun, ternyata malah menghadirkan kritik yang cukup besar. Ini kita maknai sebagai animo masyarakat yang ingin mengganti presiden itu tinggi sekali. Makanya kita fasilitasi dengan menampilkan sosok Pak Prabowo yang lebih agresif namun tidak brutal. Menyerang lewat fakta,” katanya.

Kendati begitu, Ferdinand menyebut format debat KPU juga mempengaruhi penampilan Prabowo-Sandi yang kurang maksimal malam itu. Waktu yang terbatas membuat Prabowo-Sandi tak punya banyak kesempatan untuk mengelaborasi gagasan. “Makanya saya minta waktu oleh KPU diperpanjang, agar penjabaran capres-cawapres lebih jelas, tidak terpotong-potong seperti kemarin kita tidak mendapat substansinya,” pungkasnya.

Reporter: Ibad Durohman
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

x.detik.com

========

Sejak awal Prabowo berpidato dengan orasinyanya yang diberi judul Indonesia Menang, aroma Demokrat terasa kental sekali. Demokrat sejak awal sangat menjiplak metode pidato ala Capres Amerika Serikat dengan tata panggung, video, lighting, sampai bahan yel-yel ditangan. Dan kali ini Prabowo mencicipi tata panggung seperti itu dan tentunya dengan desain warna khas Gerindra, merah dan putih, bukan birunya Demokrat.

Untuk gaya orasi, jelas gestur Prabowo berbeda dengan SBY. Prabowo lebih banyak meniru Bung Karno dengan intonasi heroik (atau dibuat heroik), sementara SBY selama ini terkenal dengann gestur kedua tangannya yang kadang membentuk kode untuk penekanan kata-katanya. Menyuruh Prabowo kalem itu sama seperti memaksa kuda liar agar menjadi jinak, tentu sangat susah. Prabowo terbiasa terbawa emosi. Emosinya mudah terpancing kalau ada hal-hal yang mengganggu dirinya atau menyerang. Sikap ofensifnya mudah muncul.

Jika sekarang ada sandiwara kalem untuk memainkan pihak yang didzalimi seperti yang ditunjukan oleh SBY seperti saat-saat dulu, nampaknya akan sulit, sebab banyak orang-orang disekeliling Prabowo yang suka mengumbar kata-kata serangan yang kesannya sengaja dibiarkan. Ditambah lagi oleh dukungan dari partai pendukung yang dilakukan oleh orang-orang SBY. Hal ini jelas akan jadi bumerang dikemudian hari. Justru Jokowi akan ketiban pulung menjadi orang yang selalu didzalimi oleh kubu oposisi.

Ewuh Pakewuh atau rasa sungkan nampaknya memang tanpa sadar dilakoni oleh Prabowo-Sandi. Itu terbukti saat Prabowo gagap mengomentari serangan Jokowi yang tanpa diduga mengenai Ratna Sarumpaet. Juga saat Sandi menyebut Jokowi dengan panggilan Bapak Presiden, itu adalah point yang sangat jelas kalau Prabowo-Sandi nervous. Padahal diatas panggung, keduanya berlaku sebagai Capres dan Cawapres.

Bicara soal data, ketika kedua kubu membawa catatan, kita hanya bisa menduga bahwa hal itu adalah catatan data valid. Tidak mungkin itu naskah pidato atau jawaban, sebab gestur kedua pasangan memang sangat berhati-hati dalam penyampaian data. Meskipun pada akhirnya kejadian mengenai soal Kalpataru terulang lagi saat Prabowo menyebut Jawa Tengah lebih besar dibanding Malaysia. Apapun pembelaan dari tim sukses, itu tidak bisa menghilangkan kecerobohan Prabowo yang sudah kadung tercatat dibenak rakyat.

Ma'ruf Amin jelas tak bisa berkutik untuk ikut menjawab serangan Prabowo-Sandi jika berbicara mengenai pemerintahan, sebab Ma'ruf Amin memang bukan bagian dari pemerintahan. Jadi wajar andai Jokowi terlihat single fighter.

Lalu, akankah ajang debat pilpres ini semenarik ajang debat di luar negeri? Tak akan bisa! Sebab budaya kita berbeda. Budaya Indonesia itu mempunyai tata krama dan adab yang santun. Ini jadi dilema besar andai rakyat berharap lebih dengan ajang debat ini. Tak akan ada serangan habis-habisan sampai menguliti lawan debat. Dan pada akhirnya ini hanya jadi ajang formalitas KPU.

Kalau KPU berani, biarkan kedua pasangan fight habis-habisan. Biarkan semua caci maki keluar (tentunya caci maki dalam tanda kutip).
Perbanyak durasi tiap segmen. Batasi Moderator agar jangan banyak bicara hal yang tidak penting. Terakhir, pilih panelis yang galak yang bisa menguliti kedua pasang capres-cawapres. Biarkan kedua pasangan capres cawapres ini bertempur melalui rangkaian kalimat sudah dan akan, prestasi dan gagasan.

Ingat, komen ini udah berkali-kali dibaca TS tanpa menghakimi salah satu kubu. Ini komen yang menurut TS masih berimbang. Dan lu semua tau dong, gimana susahnya gw bikin komen tanpa harus berpihak, sebab jelas-jelas gw pendukung kubu 01.

emoticon-Cool

11
4.4K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.