Walaupun simpel, tapi waktu baca buku Dilan 1990 dan nonton film Dilan 1990, adegan ini sukses bikin gue mukul-mukul lengan kursi. Entah karena gemas atau karena kesal karena si Dilan ini terlalu cheesy dan cringey. Tapi mau gimana lagi? Karakter Dilan memang seperti itu. Selain digambarkan sebagai anak nakal, dia juga jago main kata-kata. Berarti dia jago gombal. Gombalannya pun khas dan cuma dia yang bisa melakukannya. Soalnya kalau misalnya dilakukan oleh orang lain belum tentu hasilnya sama cheesy dan cringey-nya seperti kalau Dilan yang melakukannya. Karena ke-cheesy-an dan ke-cringey-an itulah film ini laku dan sukses.





Film Dilan 1991, walaupun akan punya lebih banyak konflik daripada film Dilan 1990, tetap menawarkan ke-cheesy-an dan ke-cringey-an itu dalam dialog-dialognya. Terutama yang dilontarkan oleh Dilan kepada Milea (dan ada juga sih ke karakter-karakter lain). Beberapa di antaranya sudah kelihatan tuh di trailer film Dilan 1991 yang baru kemarin (17/1) diluncurkan lewat sebuah acara peluncuran di XXI sebuah Mall di kawasan Jakarta Selatan. Video ini juga sudah bisa disaksikan di YouTube Max Pictures. Sampai artikel ini gue tulis, trailer Dilan 1991 sudah disaksikan lebih dari 1,7 juta kali. 

Nah, di thread kali ini, sebagai orang yang nonton Dilan 1990 tiga kali di bioskop, gue akan menuliskan deretan quote dari trailer Dilan 1991 yang paling berkesan. Paling berkesan di sini ya maksudnya paling cheesy, paling cringey, paling berpotensi untuk jadi viral, dan paling berpotensi untuk jadi meme. Apa aja? Yuk kita ulas satu per satu!



Di adegan awal trailer, Dilan dan Milea naik motor di sebuah jalan di Bandung. Seperti biasa mereka nggak pernah patuh peraturan lalu lintas. Nggak pernah pake helm. Bukan contoh yang baik buat anak zaman now.





Ya. Silakan muntah gais. Berhenti di sini kalau nggak mau muntaber.

Sesampainya di depan rumah Milea, dalam kondisi basah-basahan habis hujan. Dilan merasa momennya pas untuk dia dan Milea, yah mungkin bisa ciuman gitulah, kan baru abis jadian. Tapi ciuman mereka ternyata beda.





Dilan mengerucutkan jari-jari tangan kanannya, Milea juga. Dan begitulah mereka berciuman.



Di adegan lain, masih di atas motor, Dilan dan Milea lagi-lagi bandel tidak pakai helm, di sebuah jalan di Bandung, Dilan dalam mood sedang ngegombalin Milea.





Masih di atas motor, entah di adegan yang sama atau di hari yang berbeda, tapi sama-sama tidak pake helm, Milea mulai merasa terganggu dengan Dilan yang masih bergabung dengan geng motor.






Di suatu malam, Milea memergoki Dilan sedang berkumpul dengan anak-anak geng motor dan terlihat seperti siap menyerang. Milea kemudian marah-marah.




Ya. Sekalian saja kamu tampar dia Milea. Dia memang sok jago!

Milea merasa Dilan cemburu pada cowok bernama Yugo. Kemudian Dilan meyakinkan Milea kalau dia tidak pernah cemburu.





Mungkin ini gue beneran muntah deh.

Di sebuah bukit di Bandung, Dilan dan Milea sedang melihat keindahan kota Bandung dari ketinggian. Yang namanya Bandung ya pasti dingin. Lalu...






Milea mengundang Dilan untuk datang ke rumahnya dan bertemu dengan keluarganya. 




Oke. Ini gue ketawa sih. Dikit.

Entah ini momennya apa, tapi di trailer adegannya Dilan dan Milea boncengan lagi dan ya tidak pakai helm lagi. Kali ini mereka nggak sendirian tapi kayak lagi konvoi gitu sama anak-anak geng motor Dilan yang lain.



O.K. B.H.A.I.Q.U.E

Di suatu malam di ruang tamu, Dilan sepertinya tidak bisa lagi menahan nafsu.







Dilan kembali mengerucutkan jari-jari tangan kanannya. Milea malah minum air dari gelas.

Kalau dibilang lebih suka mana trailer Dilan 1990 atau Dilan 1991, sebenarnya gue pribadi lebih suka Dilan 1990. Karena di situ banyak dialog-dialog absurd ala Dilan yang akhirnya trending dan viral. "Jangan rindu, berat. Kamu nggak akan kuat. Biar aku saja." adalah salah satu line yang dipakai di mana-mana setelah itu. Apalagi yang di dalam angkot juga jadi populer banget. Yang di Dilan 1991 ini sepertinya memang nggak ingin terlalu mengumbar kata-kata manis Dilan terlalu banyak. Supaya orang-orang nonton filmnya kali ya? Jadi nanti dialog selengkapnya di film aja. But yeah, anyway, yang Dilan 1991 memang lebih menawarkan konflik dalam cerita sih.

Gue nggak berekspektasi berlebihan soal filmnya. Takut kalau berlebihan nanti kecewa. Jadi gue cukup menikmati trailernya dan yaudah, abis itu tinggal nunggu 28 Februari aja. Film pertama memang oke, walaupun flow-nya sangat lambat dan konfliknya nggak terasa sama sekali. Yang sekarang semoga skripnya lebih bagus dan flow-nya lebih bisa dinikmati tanpa dragging yang berlebihan. Semoga ya.

Jangan muntah ya gais.