az.freakAvatar border
TS
az.freak
MAHASISWA JADI PENONTON BAYARAN, Salah Siapa?




Mahasiwa Vs Penonton Bayaran


Setelah saya bicara sedikit soal Kuliah Kaya Liburan, rasanya tangan ini gatal untuk membicarakan fenomena yang terjadi pada mahasiswa. Kali ini saya akan sedikit banyak mengulas kegiatan mahasiswa yang cukup menghasilkan pundi-pundi rupiah. Di era sekarang, siapa yang tidak butuh uang, mahasiswa yang idealis dengan pemahamannya tetap membutuhkan uang dan perlu mencari uang dengan cara apa pun, baik yang instan maupun yang rumit. Mahasiswa dan Uang jelas tidak dapat dipisahkan, tapi bagaimana cara mahasiswa bisa mendapatkan uang secara instan? berjualan? jelas tidak.
Ini dia jawabannya.


"PENONTON BAYARAN"


Mereka (Mahasiswa) kaum intelektual mengapa rela menjadi penonton bayaran? mungkin kalau untuk jadi penonton talk show yang berbobot kita perlu mengapresiasi karena itu adala kebutuhan jangka panjang nantinya, namun bagaimana jika yang ditonton adalah acara yang tidak bernilai? 
Mungkin berikut ini adalah alasannya.



Penyebab Mahasiswa menjadi penonton bayaran


1. Sulitnya mendapat beasiswa


Seperti yang sudah saya sampaikan sedikit di atas bahwa kehidupan mahasiswa sangat membutuhkan uang untuk mobilitasnya baik itu di kampus maupun di luar (Untuk kegiatan yang bermanfaat tentunya). Hal ini tidak menjadi masalah apabila mereka (Mahasiswa) merupakan anak dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan bisa dibilang kaya sehingga untuk keluar uang jelas tidak perlu dipusingkan. Namun bagaimana jika mereka adalah anak rantau yang perlu menghemat uangnya untuk bisa bertahan dengan uang yang seadanya. Maka jawabannya adalah Beasiswa. Ya, Beasiswa adalah sosok "malaikat" yang bisa mencairkan suasana ketegangan kantong karena setidaknya satu pengeluaran bisa tertutup oleh beasiswa. 


Namun faktanya, apakah mendapat beasiswa itu mudah? nyatanya tidak. Selain jalur prestasi tentunya ada yang namanya jalur bagi mereka yang tidak mampu dengan "memesan" surat keterangan dari RT/RW setempat. Jika data itu semua sudah diurus, apakah langsung mendapat beasiswa? Belum. Masih ada proses lain seperti membuat karya tulis atau yang lainnya. dan ini memang biasa dilakukan oleh instansi terkait yang memberikan beasiswa agar beasiswa tepat sasaran. Namun setelah saya mewawancarai beberapa mahasiswa dari universitas di Jakarta, realitanya menunjukan bahwa nepotisme berperan aktif dalam penyebaran dana tersebut. Mereka yang sebenarnya butuh dan sudah sesuai dengan syarat dan ketentuan akhirnya kalah dengan mereka yang lebih dekat atau mengenal si pemberi


2. Butuh dana untuk kegiatan kampus.




Lagi-lagi soal dana, ya. Dana memang menjadi masalah utama bagi mahasiswa yang aktif dalam berkegiatan. Terlebih bagi mereka yang memang kuliahnya butuh mengadakan praktek seperti mengadakan sebuah pertunjukan atau pameran yang bahkan itu semua harus dilakukan dengan usaha sendiri tanpa adanya "bantuan" dari pihak kampus. Hal inilah yang membuat para mahasiswa baik itu yang berpikiran realistis maupun idealis jadi memutar otak untuk bisa mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya agar acaranya dapat berlangsung dengan baik. Kita hitung saja, semisal untuk satu pameran yang diadakan oleh satu kelas membutuhkan dana tambahan 5 juta, kemudian mereka mendapat channel untuk penonton bayaran yang bisa mendapatkan 100 ribu per orang, sementara di kelas ada 20 orang, itu artinya mereka bisa menutup anggaran sebesar 2 juta untuk kegiatan mereka. cukup menguntungkan bukan?


Melihat dua alasan di atas mengapa akhirnya Mahasiswa terpaksa menjadi penonton bayaran jelas tidak ada salahnya. Namun sangat disayangkan apabila hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa untuk menutupi sebuah kekurangan. Mengapa saya bilang disayangkan, ini karena mereka menonton dengan menggunakan almamaternya, apabila mereka menjadi penonton bayaran tanpa ada embel-embel kampus jelas tidak ada masalah. Bukankah cara mencari uang masih banyak seperti berjualan atau sebagainya. Saya pribadi suka melihat beberapa mahasiswa menggalang dana atau mencari dana pada saat Car Free Day, ini jelas lebih baik dari pada harus menjadi penonton bayaran, walaupun sangat menggiurkan.




Hal tersebutlah yang membuat mahasiswa jadi tidak begitu terlihat di "jalanan" untuk menyuarakan aspirasi masyarakat sekitar. Mahasiswa seakan menutup mata dengan apa yang terjadi, mahasiswa sekarang terlihat acuh bahkan lebih mementingkan dirinya sendiri. Tulisan ini jelas tidak berarti apa-apa, namun setidaknya saya sedikit menginformasikan apa yang saya dan teman-teman diskusikan terkait mahasiswa yang bangga mengenakan almamaternya untuk menjadi penonton bayaran.

"Salam Mahasiswa"


Ilustrasi Gambar by Google

Spoiler for Index HT Ane gan:


Diubah oleh az.freak 10-01-2019 03:51
tien212700
tien212700 memberi reputasi
10
83.2K
175
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.