Hay Rich People dan agan sista sekalian. Semoga senantiasa sehat, bergas lan waras. Semoga juga senantiasa diiringi dengan limpahan nikmat dan rijeki. Syukur-syukur, agan sista secepatnya dipertemukan dengan jodoh.
Oh, ya, berbicara mengenai jodol. Ada hal menarik yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Tepatnya di Kebumen.
Ada yang sudah tahu? Ya, kabarnya di sana ada sepasang pengantin yang melangsungkan pernikahan dengan mahar unik, antimainstream dan berbeda dari kebanyakan orang. Jika kebanyakan orang—khususnya mempelai wanita—meminta mahar yang high class dan mahal, hal itu tidak terjadi bagi Julia Warasita, seorang wanita asal Desa Sumberadi RT 01/RW 02 Kecamatan Kebumen ini justru meminta mahar berupa sandal jepit.
Sontak hal itu pun menjadi perbincangan di kalangan warga net. Tidak tanggung-tanggung, berita mereka pun menjadi viral hingga beberapa hari setelah pernikahan mereka.
Saat ditemui di rumahnya, Julia sendiri mengakui bahwa berita yang beredar belakangan ini adalah benar adanya. Dia mengaku bahwa dirinya dan suami memang pasangan yang ada di foto dan video yang banyak diperbincangan sekarang.
Saat ditanya soal mengapa dia meminta mahar sendal jepit, dengan simpel, dia Cuma menjawab untuk memberi kesan sederhana saja. Dia juga tidak ingin memberatkan pihak laki-laki atas mahar yang terlampau mahal. Dia juga berkata bahwa tidak ada niatan untuk menjadi viral dan terkenal seperti sekarang. Yang dipikirkan dia saat itu adalah bagaimana mempermudah calon suami untuk mempersuntingnya. Menurutnya, dengan mahar seperti itu, jalan calon suami dinilai lebih mudah untuk dapat meminangnya.
Benar saja. Harga sandal yang hanya Rp 9.000,- memang terlampau sederhana untuk ditebus sang suami. Walhasil, Ia pun dapat dengan mudah untuk memperoleh mahar untuk sang calon istri.
Ok, dari sini, ane menangkap beberapa pelajaran yang musti kita ambil, gan. Ya walau ane bukan guru atau dosen, ane cukup bisa menangkap itu semua. Tapi kalau misal ada yang salah atau kurang, silakan sampaikan dalam komentar. Silakan jejak pendapat. Toh ilmunya juga buat kebaikan agan-agan nanti, ya, kan?
Khusus Buat Sista-Sista Sekalian, Bisa Contoh Julia, deh. Dia Paham, Walau Wanita Berhak Memilih Mahar, Dia Tidak Memilih yang Mahal dan Mewah. Karena Dia Tahu, Itu akan Memberatkan Calon Suami
Semua Tentu Sepakat Bahwa Tujuan Julia adalah Baik, dan Poin Utama dari Semua ini adalah Satu; Peka dan Mengerti apa yang Dibutuhkan Calon Suami
Kita Memang Boleh Memilih yang Antimainstream, Tapi Kita Juga Tidak Boleh Melanggar Aturan. Dan Berkonsultasi adalah Cara Paling Bijak untuk Memilih yang Terbaik
Akhirnya, Julia dan Suami Membuka Mata Kita Bahwa Menikah itu Tidak Sulit, kok. Pakai Mahar Sandal Jepit Juga Sudah Bisa Menikah. Tidak Perlu Mahal dan Mewah, kan?
Oh, ya, berbicara mengenai jodol. Ada hal menarik yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Tepatnya di Kebumen.
Ada yang sudah tahu? Ya, kabarnya di sana ada sepasang pengantin yang melangsungkan pernikahan dengan mahar unik, antimainstream dan berbeda dari kebanyakan orang. Jika kebanyakan orang—khususnya mempelai wanita—meminta mahar yang high class dan mahal, hal itu tidak terjadi bagi Julia Warasita, seorang wanita asal Desa Sumberadi RT 01/RW 02 Kecamatan Kebumen ini justru meminta mahar berupa sandal jepit.
Sontak hal itu pun menjadi perbincangan di kalangan warga net. Tidak tanggung-tanggung, berita mereka pun menjadi viral hingga beberapa hari setelah pernikahan mereka.
Saat ditemui di rumahnya, Julia sendiri mengakui bahwa berita yang beredar belakangan ini adalah benar adanya. Dia mengaku bahwa dirinya dan suami memang pasangan yang ada di foto dan video yang banyak diperbincangan sekarang.
Saat ditanya soal mengapa dia meminta mahar sendal jepit, dengan simpel, dia Cuma menjawab untuk memberi kesan sederhana saja. Dia juga tidak ingin memberatkan pihak laki-laki atas mahar yang terlampau mahal. Dia juga berkata bahwa tidak ada niatan untuk menjadi viral dan terkenal seperti sekarang. Yang dipikirkan dia saat itu adalah bagaimana mempermudah calon suami untuk mempersuntingnya. Menurutnya, dengan mahar seperti itu, jalan calon suami dinilai lebih mudah untuk dapat meminangnya.
Benar saja. Harga sandal yang hanya Rp 9.000,- memang terlampau sederhana untuk ditebus sang suami. Walhasil, Ia pun dapat dengan mudah untuk memperoleh mahar untuk sang calon istri.
Ok, dari sini, ane menangkap beberapa pelajaran yang musti kita ambil, gan. Ya walau ane bukan guru atau dosen, ane cukup bisa menangkap itu semua. Tapi kalau misal ada yang salah atau kurang, silakan sampaikan dalam komentar. Silakan jejak pendapat. Toh ilmunya juga buat kebaikan agan-agan nanti, ya, kan?
Khusus Buat Sista-Sista Sekalian, Bisa Contoh Julia, deh. Dia Paham, Walau Wanita Berhak Memilih Mahar, Dia Tidak Memilih yang Mahal dan Mewah. Karena Dia Tahu, Itu akan Memberatkan Calon Suami
Quote:
Ini ane nggak tahu kalau dalam agama lain, tapi kalau agama ane, wanita memang diperkenankan untuk meminta mahar yang harus dikabulkan suami. Mainstreamnya, untuk mempermudah sang calon suami, mereka akan memilih seperangkat alat solat untuk dijadikan mahar.
Tapi itu yang mainstream, berbeda dengan Julia yang menginginkan mahar murah namun berkesan.
Julia justru memilih sendal jepit untuk dijadikan mahar. Walau terkesan barang yang remeh, Julia memang tujuan yang mulia. Ia ingin agar mahar yang diinginkannya tidak memberatkan sang calon suami.
Ya, menurut ane, ini amat logis sih. Mungkin juga bakal diamini oleh agan-agan laki sekalian, iya gak?
Sederhananya begini, deh. Di Indonesia ini ada yang namanya pesta, atau dalam bahasa kerennya walimah. Dalam pesta tersebut biasanya mempelai harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk urusan makanan tamu, dekor, baju pengantin, hingga hiburan. Serius, itu nggak sedikit. Butuh dana yang banyak, bahkan hingga jutaan.
Jadi kalau ditanya kenapa Julia ingin meringannya beban calon suami, ya, jawaban logisnya; calon suami Julia sudah mengeluarkan banyak dana untuk keperluan pernikahan lain. Masa iya harus mengeluarkan dana lebih untuk hanya mahar, sih, ya kan?
Quote:![[PELAJARAN PENTING] BAGAIMANA BILA SEORANG WANITA HANYA MEMINTA MAHAR SANDAL JEPIT?](https://s.kaskus.id/b/r540x540/images/2019/01/05/10458523_20190105092324.jpg)
sumber gambar; Google
![[PELAJARAN PENTING] BAGAIMANA BILA SEORANG WANITA HANYA MEMINTA MAHAR SANDAL JEPIT?](https://s.kaskus.id/r540x540/images/2019/01/05/10458523_20190105092324.jpg)
sumber gambar; Google
Ini ane nggak tahu kalau dalam agama lain, tapi kalau agama ane, wanita memang diperkenankan untuk meminta mahar yang harus dikabulkan suami. Mainstreamnya, untuk mempermudah sang calon suami, mereka akan memilih seperangkat alat solat untuk dijadikan mahar.
Tapi itu yang mainstream, berbeda dengan Julia yang menginginkan mahar murah namun berkesan.
Julia justru memilih sendal jepit untuk dijadikan mahar. Walau terkesan barang yang remeh, Julia memang tujuan yang mulia. Ia ingin agar mahar yang diinginkannya tidak memberatkan sang calon suami.
Ya, menurut ane, ini amat logis sih. Mungkin juga bakal diamini oleh agan-agan laki sekalian, iya gak?
Sederhananya begini, deh. Di Indonesia ini ada yang namanya pesta, atau dalam bahasa kerennya walimah. Dalam pesta tersebut biasanya mempelai harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk urusan makanan tamu, dekor, baju pengantin, hingga hiburan. Serius, itu nggak sedikit. Butuh dana yang banyak, bahkan hingga jutaan.
Jadi kalau ditanya kenapa Julia ingin meringannya beban calon suami, ya, jawaban logisnya; calon suami Julia sudah mengeluarkan banyak dana untuk keperluan pernikahan lain. Masa iya harus mengeluarkan dana lebih untuk hanya mahar, sih, ya kan?
Semua Tentu Sepakat Bahwa Tujuan Julia adalah Baik, dan Poin Utama dari Semua ini adalah Satu; Peka dan Mengerti apa yang Dibutuhkan Calon Suami
Quote:
Kita—tepatnya kaum pria—paham bila terkadang wanita menginginkan mahar yang menarik dan berkesan. Beberapa juga menginginkan mahar yang mewah dan mahal karena tidak mau terlihat kurang baik dihadapan para tetangga dan sanak saudara. Tapi, disadari atau tidak, hal itu justru membuat para lelaki terbebani. Okelah kalau lelaki memiliki gaji yang besar, atau bekerja di perusahaan BUMN. Tapi bayangkan bila lelakimu bekerja sebagai buruh kontrak, pegawai swasta bergaji minim atau pegawai lepas yang tidak tentu upah yang dia dapat per bulan berapa.
Nah, di sini Julia mengajari kita semua bahwa wanita baiknya sadar bahwa lelaki sejatinya sudah berjuang sedemikian rupa untuk menabung dan mempersiapkan pernikahan kalian.
Okelah, ok. Kalian para wanita juga ikut menabung. Kalian juga sudah ikut andil dalam menyiapkan pernikahan ini. Tapi apa iya harus menuntut mahar yang mahal dan mewah sebagai penyanding kalian di pernikahan nanti, kan nggak musti, to?
Coba deh pikir. Dibanding kalian meminta mahar yang mahal dan mewah, lebih baik uangnya ditabung. Seenggaknya, uangnya nanti bisa dipakai untuk bulan madu kalian. Atau, kalau kalian ingin yang lebih bermanfaat, uangnya nanti bisa kalian pakai untuk bayar cicilan rumah atau kendaraan.
Di sini, kalian para wanita cobalah mengerti bahwa meminta mahar yang mahal dan mewah itu hak kalian. Hanya saja, coba pertimbangkan lagi, coba pikirkan lagi, apakah itu kebutuhan kalian, atau keinginan dan hawa nafsu saja? Please jangan besar karena nafsu dan pamer.
Quote:![[PELAJARAN PENTING] BAGAIMANA BILA SEORANG WANITA HANYA MEMINTA MAHAR SANDAL JEPIT?](https://s.kaskus.id/b/r540x540/images/2019/01/05/10458523_20190105092520.jpeg)
sumber gambar; detikcom
![[PELAJARAN PENTING] BAGAIMANA BILA SEORANG WANITA HANYA MEMINTA MAHAR SANDAL JEPIT?](https://s.kaskus.id/r540x540/images/2019/01/05/10458523_20190105092520.jpeg)
sumber gambar; detikcom
Kita—tepatnya kaum pria—paham bila terkadang wanita menginginkan mahar yang menarik dan berkesan. Beberapa juga menginginkan mahar yang mewah dan mahal karena tidak mau terlihat kurang baik dihadapan para tetangga dan sanak saudara. Tapi, disadari atau tidak, hal itu justru membuat para lelaki terbebani. Okelah kalau lelaki memiliki gaji yang besar, atau bekerja di perusahaan BUMN. Tapi bayangkan bila lelakimu bekerja sebagai buruh kontrak, pegawai swasta bergaji minim atau pegawai lepas yang tidak tentu upah yang dia dapat per bulan berapa.
Nah, di sini Julia mengajari kita semua bahwa wanita baiknya sadar bahwa lelaki sejatinya sudah berjuang sedemikian rupa untuk menabung dan mempersiapkan pernikahan kalian.
Okelah, ok. Kalian para wanita juga ikut menabung. Kalian juga sudah ikut andil dalam menyiapkan pernikahan ini. Tapi apa iya harus menuntut mahar yang mahal dan mewah sebagai penyanding kalian di pernikahan nanti, kan nggak musti, to?
Coba deh pikir. Dibanding kalian meminta mahar yang mahal dan mewah, lebih baik uangnya ditabung. Seenggaknya, uangnya nanti bisa dipakai untuk bulan madu kalian. Atau, kalau kalian ingin yang lebih bermanfaat, uangnya nanti bisa kalian pakai untuk bayar cicilan rumah atau kendaraan.
Di sini, kalian para wanita cobalah mengerti bahwa meminta mahar yang mahal dan mewah itu hak kalian. Hanya saja, coba pertimbangkan lagi, coba pikirkan lagi, apakah itu kebutuhan kalian, atau keinginan dan hawa nafsu saja? Please jangan besar karena nafsu dan pamer.
Kita Memang Boleh Memilih yang Antimainstream, Tapi Kita Juga Tidak Boleh Melanggar Aturan. Dan Berkonsultasi adalah Cara Paling Bijak untuk Memilih yang Terbaik
Quote:
Kalau kalian cermati, pasangan Julia dan suami sejatinya tidak sekonyong-konyong memilih sandal jepit sebagai mahar. Mereka juga bertanya pada pemuka agama dan penghulu yang ada di sana. Dari sana, kita bisa belajar bahwa memilih yang kita inginkan memang boleh, apalagi itu baik menurut kita. Tapi akan sangat bijak bila keinginan itu dikomunikasikan dan didiskusikan dengan seseorang yang lebih mengerti dengan kita.
Ya, di zaman sekarang, kadang kita tidak memperdulikan masukan orang lain, baik itu kritik maupun saran. Satu sisi, hal ini baik untuk kita. Tapi di sisi lain, hal ini tidak baik untuk kehidupan sosial.
Kita semua sepakat bahwa keinginan adalah sesuatu yang harus dicapai. Tapi, keinginan juga bukan alasan untuk kita saling menyingkirkan dan buta pada lingkungan. Jadi, mari mendewasakan pikiran kita. Diskusilah bila kita tidak mengerti atau ragu akan satu hal. Dan, diskusi pulalah bila kita tidak benar-benar sanggup memilih dan menentukan suatu hal. Sejatinya ini penting, apalagi urusannya dengan aturan dan agama seperti apa yang dilakukan oleh Julia dan suami.
Quote:![[PELAJARAN PENTING] BAGAIMANA BILA SEORANG WANITA HANYA MEMINTA MAHAR SANDAL JEPIT?](https://s.kaskus.id/b/r540x540/images/2019/01/05/10458523_20190105092729.jpg)
sumber gambar; Google
![[PELAJARAN PENTING] BAGAIMANA BILA SEORANG WANITA HANYA MEMINTA MAHAR SANDAL JEPIT?](https://s.kaskus.id/r540x540/images/2019/01/05/10458523_20190105092729.jpg)
sumber gambar; Google
Kalau kalian cermati, pasangan Julia dan suami sejatinya tidak sekonyong-konyong memilih sandal jepit sebagai mahar. Mereka juga bertanya pada pemuka agama dan penghulu yang ada di sana. Dari sana, kita bisa belajar bahwa memilih yang kita inginkan memang boleh, apalagi itu baik menurut kita. Tapi akan sangat bijak bila keinginan itu dikomunikasikan dan didiskusikan dengan seseorang yang lebih mengerti dengan kita.
Ya, di zaman sekarang, kadang kita tidak memperdulikan masukan orang lain, baik itu kritik maupun saran. Satu sisi, hal ini baik untuk kita. Tapi di sisi lain, hal ini tidak baik untuk kehidupan sosial.
Kita semua sepakat bahwa keinginan adalah sesuatu yang harus dicapai. Tapi, keinginan juga bukan alasan untuk kita saling menyingkirkan dan buta pada lingkungan. Jadi, mari mendewasakan pikiran kita. Diskusilah bila kita tidak mengerti atau ragu akan satu hal. Dan, diskusi pulalah bila kita tidak benar-benar sanggup memilih dan menentukan suatu hal. Sejatinya ini penting, apalagi urusannya dengan aturan dan agama seperti apa yang dilakukan oleh Julia dan suami.
Akhirnya, Julia dan Suami Membuka Mata Kita Bahwa Menikah itu Tidak Sulit, kok. Pakai Mahar Sandal Jepit Juga Sudah Bisa Menikah. Tidak Perlu Mahal dan Mewah, kan?
Quote:
Permasalahan yang sedang dihadapi muda mudi sekarang adalah anggapan tentang menikah yang ribet, sulit dan mahal. Belum apa-apa mereka akan dihadapkan dengan kebutuhan resepsi yang harganya hingga puluhan juta. Ok, satu sisi itu wajar. Tapi sisi lainnya, itu juga bisa menghancurkan semangat, lho.
Tapi di sini Julia dan suami benar-benar membuka mata kita. Bila kebanyakan orang beranggapan menikah itu harus dengan mahar yang mewah dan mahal, Julia justru tidak demikian. Dia hanya meminta mahar sepasang sendal jepit. Iya, sendal jepit. Sendal jepit yang harganya Cuma Rp 9.000,- saja. Tidak lebih.
So, untuk kalian yang ingin menikah, kalian tidak usah dipusingkan dengan urusan mahar lagi. Dan untuk kalangan wanita, tolong, tolong jangan memberatkan pihak laki-laki, yah. Mudahkan saja maharnya. Jangan terlalu mahal dan mewah. Kasian mereka sudah bersusah payah nabung untuk menyiapkan ini semua. Masa untuk urusan mahar mereka juga harus berkorban lagi, sih.
Belajarlah dari Julia, walau dia lulusan sekolah tinggi, dia tidak meminta mahar yang mewah dan mahal, tuh. Dia justru meminta sandal jepit sebagai mahar. Kenapa? Karena dia tahu, yang terpenting baginya adalah menikah, jadi iya memudahkan maharnya agar sang calon suami mudah untuk menebusnya.
Quote:![[PELAJARAN PENTING] BAGAIMANA BILA SEORANG WANITA HANYA MEMINTA MAHAR SANDAL JEPIT?](https://s.kaskus.id/b/r540x540/images/2019/01/05/10458523_20190105093013.jpg)
sumber gambar; Google
![[PELAJARAN PENTING] BAGAIMANA BILA SEORANG WANITA HANYA MEMINTA MAHAR SANDAL JEPIT?](https://s.kaskus.id/r540x540/images/2019/01/05/10458523_20190105093013.jpg)
sumber gambar; Google
Permasalahan yang sedang dihadapi muda mudi sekarang adalah anggapan tentang menikah yang ribet, sulit dan mahal. Belum apa-apa mereka akan dihadapkan dengan kebutuhan resepsi yang harganya hingga puluhan juta. Ok, satu sisi itu wajar. Tapi sisi lainnya, itu juga bisa menghancurkan semangat, lho.
Tapi di sini Julia dan suami benar-benar membuka mata kita. Bila kebanyakan orang beranggapan menikah itu harus dengan mahar yang mewah dan mahal, Julia justru tidak demikian. Dia hanya meminta mahar sepasang sendal jepit. Iya, sendal jepit. Sendal jepit yang harganya Cuma Rp 9.000,- saja. Tidak lebih.
So, untuk kalian yang ingin menikah, kalian tidak usah dipusingkan dengan urusan mahar lagi. Dan untuk kalangan wanita, tolong, tolong jangan memberatkan pihak laki-laki, yah. Mudahkan saja maharnya. Jangan terlalu mahal dan mewah. Kasian mereka sudah bersusah payah nabung untuk menyiapkan ini semua. Masa untuk urusan mahar mereka juga harus berkorban lagi, sih.
Belajarlah dari Julia, walau dia lulusan sekolah tinggi, dia tidak meminta mahar yang mewah dan mahal, tuh. Dia justru meminta sandal jepit sebagai mahar. Kenapa? Karena dia tahu, yang terpenting baginya adalah menikah, jadi iya memudahkan maharnya agar sang calon suami mudah untuk menebusnya.
spoiler
Dibuka aja dulu
Bukan Spam kok. Buka aja, yah
=================================================
Artikel bersumber dari pemikiran ane sendiri.
Buat yang pengin ngangkut artikel, silakan cek di sini
========================================================