n4z1.v8
TS
n4z1.v8
Gerindra Melawan! Penangkapan Ketua Kornas Prabowo Upaya Kriminalisasi
Gerindra Melawan! Penangkapan Ketua Kornas Prabowo Upaya Kriminalisasi

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Partai Gerindra akan membuat perlawanan menyusul penangkapan Ketua Umum Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo Presiden, Bagus Bawana Putra. Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono penangkapan tersebut merupakan upaya kriminalisasi.

"Akan kita lawan ini sudah kriminalisasi," ujar Arief saat dikonfirmasi Tribun, Selasa(8/1).
Arief sendiri mengaku belum mengetahui secara persis kabar tersebut, namun ia sangat menyayangkan penangkapan tersebut. Menurutnya polisi harusnya menangkap sumber utama dari adanya kabar tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos.

Sumber utama yang dimaksud Arief adalah adanya suara rekaman yang memberitahukan penemuan tujuh kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok berisi surat suara yang sudah dicoblos.

Suara rekaman tersebut awalnya memang tersebar di media sosial kemudian membuat gaduh. Beberapa orang juga ikut mempertanyakan kebenaran kabar tersebut termasuk Wakil Sekjen partai Demokrat Andi Arief.

"Sumber utamanya yang harusnya dipidanakan," ujar Arief.
Lebih jauh Arief menjelaskan, dalam hal ini polisi juga harus mengerti dasar hukum terkait media sosial dan media massa mindstream.

"Kalau ada sumber ngomong di media massa mindstream, koran atau media online lalu loper koran menjual, apa loper korannya harus ditangkap juga karena dia yang menyebarkan?kalau sumber di media online, media sosial berbicara, mempertanyakan masa ikut ditangkap, sementara sumber utamanya tidak. Polisi harusnya mengerti dasar hukumnya apa maknanya media sosial dan media mindstream,"kata Arief.

Saat ditanyakan apakah partai Gerindra akan datang ke Bareskrim mabes Polri dan memberikan bantuan hukum nantinya, Arief menyerahkan sepenuhnya hal itu kepada divisi hukum partai Gerindra. "Biasanya nanti Habiburokhman,"ujarnya.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan telah diamankannya kreator dari hoax 7 kontainer surat suara tercoblos. Dedi mengatakan kreator itu berhasil diringkus di Bekasi, Jawa Barat. Kini, yang bersangkutan disebut tengah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri.

"Benar telah diamankan satu orang di Bekasi dan saat ini dalam pemeriksaan di Bareskrim Polri," ujar Dedi, saat dikonfirmasi, Selasa (8/1).

Namun demikian, saat ditanya seputar identitas kreator hoax tersebut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu enggan menjelaskan secara rinci. Dedi mengatakan rilis terhadap informasi itu akan dilakukan secara lengkap Rabu (9/1) oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal.

"Besok pagi press con oleh pak Kadiv,"ujarnya. Informasi yang diperoleh yang ditangkap polisi tersebut adalah Ketua Umum Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo Presiden, Bagus Bawana Putra. "Inisialnya B," ujar seorang sumber di internal kepolisian.

Bagus merupakan tersangka keempat dalam kasus ini. Sebelumnya, polisi sudah menetapkan tiga tersangka, yakni HY, LS, dan J. Ketiga orang tersebut diduga berperan salam menerima konten hoaks tanpa mengonfirmasi kebenaran isi konten dan langsung menyebarkannya melalui akun Facebook.

Tersangka kemudian menyebarkannya di percakapan grup dalam aplikasi WhatsApp. Meski ditetapkan sebagai tersangka, ketiganya tidak ditahan. Hoax kontainer surat suara memancing gaduh publik. Sejumlah elite di dua poros Pilpres saling tuding.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengaku telah melakukan identifikasi dan penelusuran akun yang menyebarkan hoax.

Pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan hasil identifikasi menunjukkan bahwa hoax tujuh kontainer surat suara pertama kali muncul pada 1 Januari 2019 pukul 23.35 WIB lewat media sosial.
Selanjutnya, informasi mengenai tujuh kontainer surat suara yang belum tercoblos tersebar ke sejumlah akun. Kemkominfo sendiri telah menyerahkan hasil identifikasi dan temuan analisis dari Mesin AIS Sub Direktorat Pengendalian Ditjen Aptika ke pihak Bareskrim Polri pada Kamis (3/1) pukul 15.00 WIB.

Seperti diketahui, terkait hoax 7 kontainer surat suara tercoblos, kepolisian telah mengamankan 3 orang yang disebut sebagai penyebar hoaks tersebut.

Tiga orang itu berinisial HY, LS, dan J dan ditangkap ditempat berbeda dan terpisah. Ketiganya memiliki peran yang sama yakni menerima konten tanpa mengklarifikasi terlebih dahulu dan langsung menyebarkannya di medsos.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan tim Siber tengah fokus memburu dua peran yang terlibat dalam hoax ini.

Pertama adalah memburu kreator atau pembuat konten hoaks. Kedua, yakni memburu orang yang pertama kali menyebarkan hoaks dan viral atau yang biasa disebut buzzer.

"Fokus utama tim siber ini adalah kreator dan buzzernya. Karena kreator adalah yang paling bertanggungjawab membuat berita hoax tersebut. Kemudian buzzer memiliki tugas dia memviralkan pertama kali ke seluruh akun media sosial, kemudian diikuti oleh akun-akun masyarakat tanpa mengkonformasi tanpa mengklarifikasi," ujar Dedi. (Tribun Network/dit/wly)
Panik!
==========

Orang kalau panik kadang suka gak kekontrol. Yang 1 bilang A, yang lain bilang B, yang lainnya bilang C. Udah mirip anak ayam yang kehilangan induk, masing-masing berusaha menyelamatkan diri.

Belum lama tentang Bagus ini dibantah keberadaannya. Dibilang bukan bagian dari Relawan. Pasti bantahan ini untuk menggiring opini bahwa pihak cebong yang memfitnah.

Pas jejak digital banyak terbuka soal si Bagus ini, maka narasinya adalah bahwa Bagus yang gak bagus nasibnya ini dibilang bukan bagian dari BPN. Oh jelas, sejak awal juga gak ada yang bilang bahwa si Bagus ini ada di struktur BPN koq. Tapi pasti kenal dong. Wong waktu deklarasi ada koq corong suaranya Wowo, si Zonk. Kalau Zonk tahu, masa Wowo gak tahu.

Sekarang beda lagi penggiringan opininya. Bilang kalau Bagus di kriminalisasi. Oh, artinya 2 alasan diatas udah dibantah langsung dong, artinya Bagus diakui, dikenal oleh pihak BPN.

Lalu kenapa tiba-tiba bilang kriminalisasi? Takut Bagus berkicau? Sabar..... Semua tunggu giliran.

Andai nanti dalam pemeriksaan si Bagus ini mengakui bahwa itu adalah hoax, tinggal Ustadz Tengkyu dan Andi Muka Nanas yang dicokok.

Kenapa mereka? Alurnya jelas. Darimana mereka tahu info hoax itu? Adakah ini setingan yang disengaja? kenapa Kompas dibawa-bawa? Siapa wartawan yang dimaksud? Siapa 2 anggota TNI yang dimaksud? Wartawan dan TNI ini khayalan, ghaib, atau memang ada? Kalau ada, hadirkan! Tapi pasti gak ada, karena info ini memang hoax, artinya Andi Muka Nanas juga menyebar fitnah pada wartawan dan TNI.

Angkut!!!!!!
==========

Quote:


Quote:






Diubah oleh n4z1.v8 08-01-2019 22:43
18
7.8K
95
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.