• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Poverty Trap: Kenapa yang miskin tambah miskin, dan yang kaya tambah kaya

100sunsAvatar border
TS
100suns
Poverty Trap: Kenapa yang miskin tambah miskin, dan yang kaya tambah kaya
WELCOME




Source: Diolah sendiri


Pada 28 Maret 2018 lalu, BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia mengumumkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia mencapai titik terendah dalam sejarah Indonesia Merdeka, yaitu berada pada angka 9,82% dari total populasi atau 25,95 juta orang. Kabar yang menggembirakan memang, tapi itu hanya dipermukaan. Klo kita mempertimbangkan dari faktor lain seperti pertumbuhan penduduk, ukuran kemiskinan, atau ketimpangan ekonominya, tentu angka tersebut gak spesial-spesial amat. 

TAPI,

Gue gak mau bahas itu di sini. Apa yang gue mau bahas di sini berawal dari pertanyaan "Kenapa sih kita sulit sekali untuk bebas dari yang namanya kemiskinan?". Padahal kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya, sumber daya alam melimpah, sumber daya manusia juga banyak. Tapi kenapa? yang ada justru malah sebaliknya. Orang-orang miskin akan tetap miskin atau justru tambah miskin, dan orang-orang kaya malah semakin tambah kaya.

Apakah pemerintah gak melakukan apa-apa untuk mengatasi kemiskinan? Gak juga, di semua periode pemerintahan dari jaman pak Soekarno sampe pak Jokowi, pengentasan kemiskinan selalu jadi prioritas utama dalam setiap program kerja mereka. Dari mulai program subsidi, bantuan langsung, sampe pemberian kredit rakyat kecil adalah program-program yang udah dijalankan dalam rangka menurunkan angka kemiskinan. Hanya saja memang gak gak berjalan efektif atau ada faktor-faktor lain yang menyebabkan program tersebut gak berhasil (korupsi, nepotisme, dll). Kenyataannya emang keluar dari kemiskinan itu emang gak semudah bikin akun kloningan emoticon-Shutup. Ada banyak dimensi yang menyebabkan kenapa kemiskinan itu sulit (pake banget) untuk dihilangkan. Dan disini gue cuma mau bahas faktor universalnya aja yang disebut "Poverty Trap" atau perangkap kemiskinan.  


Source: twitter.com/tayzonday


Ya, kemiskinan adalah perangkap. Sebuah lingkaran setan yang menyebabkan orang-orang sangat sulit untuk keluar dari dalamnya. Orang-orang miskin "dipaksa" untuk tetap berada di dalam lingkaran itu karena gak punya kekuatan untuk mendobrak keluar dari sana. Jadi, apa aja perangkap-perangkap kemiskinan itu yang dengan kejamnya mengurung orang-orang? emoticon-Mad (S). Well, berdasarkan hasil baca-baca di internet dan diskusi tengah malam setengah sober dengan teman-teman gue emoticon-Ngacir. Gue menemukan beberapa fakta (atau teori?) menarik yang bikin gue berpikir, "Oh iya bener juga ya". 

Silahkan disimak:

1. Keluar Uang Lebih banyak


Source: timesnownews.com



Gue akan coba jelasin dengan cerita biar agan lebih gampang memahami gambarannya.
"Bambang dan Anto adalah dua sahabat si miskin dan si kaya yang lagi pengen beli sendal. Bambang cuma punya100 ribu, sedangkan Anto punya 500ribu. Anto beli sendal yang bagus dan berkualitas yang harganya 200ribu, sendal ini bisa awet bertahun-tahun. Sedangkan bambang karena gak mampu beli sendal yang bagus, akhirnya cuma beli sendal karet yang murah dan gak berkualitas seharga 20ribu, yang sebenernya cepet rusak dan cuma tahan 2 bulan aja. Karena Bambang berpikir sisa pengeluarannya bisa dialokasikan ke kebutuhan lainnya.

5 tahun Kemudian mereka ketemu lagi, si Anto masih pake sendal yang sama yang dia beli bareng bambang, sedangkan Bambang entah sudah berapa kali ganti sendal. Pada akhirnya, setelah 5 tahun, Bambang yang orang miskin NYATANYA mengeluarkan uang lebih banyak untuk beli sendal doank daripada Anto. Klo 2 bulan sekali ganti sendal, artinya Bambang ngeluarin 600 ribu dalam 5 tahun untuk beli sendal doank, 3 kali lipat lebih banyak dari Anto yang cuma 200ribu."


Itu cuma salah satu contoh kasus dimana orang-orang kurang mampu ini jadi gak bisa berhemat atau efisien dalam menggunakan uang. Hal itu juga bisa berlaku untuk untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Kayak gak bisa beli sembako secara grosir yang jatuhnya lebih murah dibanding beli satuan. Atau "stuck" sama barang-barang lama dan butut yang terus makan biaya maintenance dibanding beli yang baru dan lebih awet.




2. Gaya Hidup yang buruk


Source: jiromedia.com


Kemiskinan itu juga sangat erat dengan kesehatan yang buruk. Ketidakmampuan mereka beli makanan-makanan yang berkualitas dan sehat bikin orang-orang kurang mampu ini jadi gampang sakit yang akhirnya jadi gak produktif untuk mencari uang. Udah gitu karena kemiskinan ini mereka jadi gampang stress yang akhirnya menjebak mereka ke dalam gaya hidup yang merugikan, contohnya merokok. Fakta, 43% dari kalangan keluarga miskin adalah perokok. Lebih menyedihkannya lagi, rokok adalah pengeluaran utama mereka setelah beras, dan yang nomer 3? pengeluaran untuk beli pulsa emoticon-Cape d... (S)

Udah? belum, lingkaran setannya masih terus berlanjut. Karena pendidikan dan akses informasi yang terbatas, kesadaran mereka untuk menjaga kesehatan jadi rendah. Mereka gak paham apa itu gaya hidup sehat. Akhirnya mereka jadi lebih sering sakit dibandingkan orang mampu, pengeluaran mereka untuk biaya kesehatan jadi lebih besar. Syukur klo mereka kejangkau jaminan sosial, klo gak? mereka akan kejebak sama pinjeman yang salah yang gak akan mampu mereka bayar balik karena bunganya yang gak masuk akal.  



3. Bekerja lebih keras, Mendapatkan lebih sedikit


Source: ilikemike.me


Kebanyakan orang-orang kurang mampu adalah pekerja kasar yang bekerja bisa sampai 15 jam sehari tanpa libur tapi penghasilan yang didapat sama sekali gak sesuai dan jauh berbeda dari orang kalangan menengah, itu pun masih dapet libur sabtu dan minggu. Penghasilan yang didapat pun paling hanya cukup untuk menutupi biaya kontrakan dan kebutuhan sehari-hari. Mereka jadi gak punya waktu atau kesempatan untuk mengembangkan diri atau mencari pekerjaan yang lebih layak supaya bisa keluar dari lingkaran kemiskinan. 

Sebaliknya, bagi orang-orang kelas menengah, akan sangat mudah bagi mereka untuk mencari pekerjaan yang lebih baik ketika pekerjaan mereka tidak cocok. Atau karena punya waktu dan biaya, mereka bisa ikut pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan diri mereka yang akhirnya menaikan taraf hidup mereka. Sedangkan bagi kalangan bawah, mereka gak bisa seperti itu. Waktu mereka sudah habis untuk pekerjaan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hari itu. Mereka gak punya biaya atau waktu untuk mengembangkan diri. Karena klo gak bekerja mereka gak makan. Karena kalo cuti sehari, gaji mereka dipotong. 



4. Ketidakmampuan untuk mengambil resiko


Source: quora.com



Bagi orang-orang menengah keatas atau mapan, mengambil resiko untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak bukan sesuatu yang mereka pusingkan, toh kalo pun mereka gagal mereka hanya kehilangan beberapa persen kekayaan mereka. Contoh ketika harus berinvestasi atau memulai usaha. Tapi bagi orang menengah kebawah mengambil resiko kayak gitu cuma berarti 2 hal: Sukses keluar dari kemiskinan atau gagal yang berakibat tambah miskin dan jadi gelandangan. Resiko-resiko itu terlalu besar konsekuensinya untuk mereka ambil, yang akhirnya mereka akan tetap berada pada zona nyaman mereka, meskipun artinya tetap berada di bawah garis kemiskinan

Padahal, ambil resiko adalah sesuatu yang perlu dilakukan supaya bisa selangkah lebih maju dan memperbaiki kehidupan mereka. Ambil resiko gadai surat berharga untuk buka usaha sendiri, ambil resiko kehilangan pekerjaan dengan bolos untuk menghadiri interview di tempat kerja baru, ambil resiko jadi pengangguran dengan keluar dari pekerjaan yang gak menjanjikan. Dan resiko-resiko lainnya



Itulah gan alasan-alasan kenapa kemiskinan itu sulit banget diatasi. Masalahnya sangat kompleks. Perlu komitmen dan konsistensi dari semua pihak untuk memerangi masalah kemiskinan ini. Dari gue pribadi, akar yang mesti dibenahi dulu itu adalah pendidikan. Pendidikan yang berkualitas dan merata mutlak diperlukan untuk memperbaiki kehidupan manusianya. Pendidikan emang gak serta merta akan membebaskan mereka dari kemiskinan, tapi seenggaknya dengan pendidikan, mereka jadi punya modal untuk berpikir kreatif, punya wawasan dan pengetahuan yang cukup untuk membuka jalan mereka sendiri, mampu berpikir kritis untuk menemukan solusi terbaik dari permasalahan mereka, dan punya kesadaran diri yang lebih baik.


Source: azquotes.com


Sekian gan thread dari gue. Semoga apa yang gue tulis bisa bermanfaat atau bisa menjadi inspirasi bagi agan-agan sekalian. Salam hangat.

100suns


Quote:




28
14.8K
151
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.