dhanecarloAvatar border
TS
dhanecarlo
Gunung Krakatau dalam Bingkai Sejarah Dunia
Gan, Nemu artikel tentang Sejarah Gunung Krakatau ne, mungkin banyak yang belum tau, dan ane jga baru tau, ternyata gunung krakatau punya sejarah yang panjang dan mempengaruhi bumi ini...ngeriii

Gunung Krakatau dalam Bingkai Sejarah Dunia



Ilustrasi (Foto : Istimewa)

Trubus.id -- Namanya Gunung Anak Krakatau.  Sisa Kaldera Kratakau Purba di Selat Sunda ini pernah menghantarkan amarah awan panas dan tsunami hingga menewaskan sekitar 36.000 jiwa pada tahun 1883 silam. Bahkan, dampaknya membuat perubahan iklim global, yakni perubahan suhu bumi turun hingga 1,2 derajat Celsius. 

Dampak kerusakan akibat erupsi Gunung Krakatau tahun 1883. (foto: Tropen Museum)
Lawrance Blair dan Lorne Blair, penulis buku Ring of Fire asal Inggris telah menjelajahi dan memfilmkan pulau-pulau panas dan lembab di kepulauan vulkanik Indonesia selama bertahun-tahun. Mereka mencatat, setelah letusan Gunung Krakatau, suhu rata-rata musim panas bumi di belahan utara turun hingga 1,2°C. Cuaca pun kacau hingga bertahun-tahun. Sementara itu, suhu tak kembali normal hingga 1888. Curah hujan di California Selatan dan Los Angeles pun meningkat.
Itu karena letusan Gunung Krakatau menyumbangkan gas sulfur dioksida (SO2) yang luar biasa tinggi ke lapisan stratosfer. Kemudian senyawa ini disebarkan oleh angin ke seluruh planet dan meningkatkan asam sulfat (H2SO4). Bahkan, Letusan Gunung Krakatau pada 1883 membuat langit di seluruh dunia menjadi gelap selama bertahun-tahun, akibat abu yang bertebaran di seluruh dunia.
Letusan Krakatau terdengar ke timur sampai Australia Tengah, 3.300 kilometer dari titik ledakan, dan ke barat terdengar sampai Pulau Rodriguez, kepulauan di Samudera Hindia, 4.500 kilometer jauhnya dari Selat Sunda. Konon, inilah suara paling keras yang pernah terjadi di dunia sampai saat ini. Suaranya dinilai setara dengan 21.548 kali letusan bom atom.
Letusan Gunung Krakatau ini tercatat dalam The Guinness Book of Records sebagai "letusan terhebat yang terekam dalam sejarah (the most powerful recorded explosion in history)".
Kejadian ini pun membuat fenomena matahari terbenam yang terlihat spektakuler di seluruh dunia selama berbulan-bulan. Hal tersebut diabadikan oleh seniman Inggris, William Ashcroft. Ia membuat ribuan sketsa warna matahari terbenam merah di belahan dunia akibat letusan Gunung Krakatau pada tahun-tahun berikutnya.
Abu yang membuat warna matahari jadi seakan tambah hidup ini pun sempat membuat pemadam kebakaran di New York, Poughkeepsie, dan New Haven terkecoh untuk memadamkan api yang tampak. Letusan ini juga menghasilkan Cincin Uskup mengelilingi matahari pada siang hari. Selain itu, juga mengasilkan warna ungu terang saat senja.
Dilansir dari The Age, pada 2004, seorang astronom menyampaikan gagasan bahwa langit merah yang diperlihatkan dalam lukisan Edvard Munch yang terkenal pada tahun 1893 bernama The Scream yang merupakan penggambaran akurat langit di atas Norwegia setelah letusan Gunung Krakatau.


Sejarah Krakatau Purba
Sejarah menyoroti beberapa catatan, Gunung Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883 sekitar pukul 10.20 WIB. Tetapi letusan maha dahsyat ini bukan merupakan yang pertama kali terjadi. Kaldera atau fitur vulkanik yang terbentuk akibat erupsi besar Gunung Krakatau pada abad ke-19 juga tercatat mengawali sejarah panjang perjalanan bangsa Indonesia. Selanjutnya letusan tersebut kembali tercatat pada tahun 1680 dan 1880. 

Ilustrasi dahsyatnya letusan Gunung Krakatau purba tahun 1883 silam. (Foto: Istimewa)
Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:
“Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.... Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera”
Pakar geologi, Berend George Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut disebut Gunung Batuwara.
Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.
Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung.
Letusan gunung ini disinyalir bertanggung jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.
Letusan ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki.
Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun. 
Anak Krakatau 
Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Krakatau (atau Gunung Rakata) yang terbuat dari batuan basaltik.



Gunung Anak Krakatau. (Foto: Istimewa)

Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.

Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau pada 1883, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya.

Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 0.5 meter (20 inci) per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 6 meter (20 kaki) dan lebih lebar 12 meter (40 kaki). Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Rakata mencapai 190 meter (7.500 inci atau 500 kaki) lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya.

Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.

Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. 

Beberapa ahli geologi memprediksi letusan ini akan terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.

Menurut Profesor Ueda Nakayama, seorang ahli gunung api berkebangsaan Jepang, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif dan sering ada letusan kecil. Hanya saja, ada saat-saat tertentu para turis dilarang mendekati kawasan ini karena bahaya lava pijar yang dimuntahkan gunung api ini.

Para pakar lain menyatakan tidak ada teori yang masuk akal tentang Anak Krakatau yang akan kembali meletus. Kalaupun ada minimal 3 abad lagi atau sesudah 2325 M. Namun yang jelas, angka korban yang ditimbulkan lebih dahsyat dari letusan sebelumnya.
Anak Krakatau saat ini secara umum oleh masyarakat lebih dikenal dengan sebutan "Gunung Krakatau" juga, meskipun sesungguhnya adalah gunung baru yang tumbuh pasca letusan sebelumnya. [RN]
sumber : trubus.id
2
3.9K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.