• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Catat Tanggalnya! 20 Peristiwa Langit Tahun 2019 yang Sayang Untuk Dilewatkan

andibagaskaraAvatar border
TS
andibagaskara
Catat Tanggalnya! 20 Peristiwa Langit Tahun 2019 yang Sayang Untuk Dilewatkan

Dunia astronomi memang tidak ada habisnya dan selalu menarik untuk diulas. Keindahan langit yang tiada batas membuat kita penasaran apa yang terjadi di langit-langit Bumi. Jika di tahun sebelumnya banyak disuguhkan gerhana bulan, tahun ini juga tidak kalah menariknya dengan tahun sebelumnya.
 
Banyak peristiwa langit unik yang jarang terjadi, dan akan terjadi pada tahun 2019 mendatang. Apa saja itu? Simak daftar peristiwa langit yang akan terjadi tahun 2019 berikut ini gan!

Catat Tanggalnya! Ini Peristiwa Langit Tahun 2019 yang Menarik dan Sayang Untuk Dilewatkan


1. Hujan Meteor Quadrantids (3 - 5 Januari)
Quadrantids adalah hujan meteor deras yang mencapai 40 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor ini dihasilkan oleh debu yang ditinggalkan oleh komet yang dikenal sebagai 2003 EH1, yang ditemukan pada tahun 2003. Fenomena ini terjadi setiap tahun dari tanggal 1-5 Januari. Puncaknya terjadi pada tanggal 3 dan 4 malam. Bulan tidak akan mengganggu karena hanya berupa bulan sabit tipis. Tempat dan waktu terbaik adalah di lokasi gelap setelah tengah malam. Meteor akan memancar dari rasi bintang Boot, tetapi bisa juga muncul di langit mana saja.

2. Elongasi Venus (6 Januari) 
Planet Venus mencapai sudut elongsi terbesar, yaitu 47 derajat dari Matahari. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat planet Venus, karena planet ini berada pada titik tertinggi di langit pagi hari. Venus adalah objek bintang paling terang yang mudah ditemukan disebut juga bintang fajar atau bintang kejora.

3. Gerhana Matahari Sebagian (6 Januari) 
Gerhana matahari parsial terjadi saat bulan menutupi sebagian dari piringan matahari. Gerhana matahari parsial hanya dapat diamati dengan baik dengan filter matahari khusus atau dengan melihat bayangan Matahari. Namun sayangnya fenomena ini tidak dapat diamati di Indonesia. Gerhana sebagian ini akan terlihat di beberapa bagian Asia timur seperti Korea, Jepang, dan China, serta Samudera Pasifik bagian utara.

4. Supermoon (21 Januari) 
Bulan akan terletak di sisi berlawanan dengan Bumi dan Matahari. Ini adalah yang pertama dari tiga supermoon yang akan terjadi tahun 2019. Bulan akan berada pada pendekatan terdekat ke Bumi dan mungkin terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.


5. Gerhana Bulan Total (21 Januari) 
Gerhana bulan total terjadi ketika Bulan benar-benar melewati bayangan gelap Bumi, atau umbra. Selama gerhana berlagsung, Bulan akan secara bertahap menjadi lebih gelap dan kemudian berubah mejadi warna merah darah. Sayangnya, gerhana ini tidak bisa dinikmati di Indonesia gan! Gerhana ini akan terlihat di sebagian besar Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudra Pasifik timur, Samudra Atlantik barat, Eropa Barat, dan Afrika Barat saja.

6. Konjungsi Venus dan Jupiter (22 Januari) 
Konjungsi Venus dan Jupiter akan terlihat pada 22 Januari. Dua planet terang akan terlihat berdekatan pada jarak 2,4 derajat di pagi hari. Pemandangan yang mengesankan ini akan terlihat di sebelah timur sebelum matahari terbit.

7. Supermoon (19 Februari) 
Yang ini adalah Supermoon yang kedua dari tiga supermoon untuk 2019 gan. Bulan akan berada pada pendekatan terdekat ke Bumi dan mungkin terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

8. Maret Equinox (20 Maret) 
Matahari akan bersinar tepat diatas khatulistiwa sehingga lamanya siang dan malam hampir sama di seluruh dunia. Ini juga merupakan hari pertama musim semi (vernal equinox) di belahan bumi utara, dan hari pertama musim gugur (equinox musim gugur) di belahan bumi selatan.


9. Supermoon (21 Maret) 
Bulan Purnama pada waktu ini termasuk Supermoon, dimana merupakan yang terakhir dari tiga supermoon di tahun 2019. Bulan akan berada pada jarak terdekat ke Bumi dan mungkin akan terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

10. Elongasi Merkurius (11 April) 
Planet Merkurius mencapai elongasi ke timur terbesar, mencapai 27,7 derajat dari Matahari. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat Merkurius karena akan berada pada titik tertinggi di atas cakrawala. Untuk melihatnya, carilah planet di dekat horizon sebelah barat, tepat setelah matahari terbenam.

11. Hujan Meteor Lyrids (22 - 23 April) 
Lyrids adalah hujan meteor biasa yang menghasilkan sekitar 20 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor Lyrid disebabkan oleh partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C/1861 G1 Thatcher, yang ditemukan pada tahun 1861. Hujan meteor Lyrids selalu ada setiap tahun, terutama pada 16-25 April. Puncak hujan meteor ini terjadi pada malam tanggal 22 dan pagi petang tanggal 23. Meteor ini kadang-kadang dapat menghasilkan jejak debu yang cerah yang berlangsung selama beberapa detik. Meteor akan memancar dari rasi Lyra, tetapi bisa muncul di langit mana saja.

12. Hujan Meteor Eta Aquarids (6 - 7 Mei) 
Hujan Meteor Eta Aquarids merupakan salah satu hujan meteor yang cukup deras, dengan menghasilkan 60 meteor per jam pada puncaknya. Sebagian besar aktivitas terlihat di belahan bumi selatan. Partikel debu yang ditinggalkan oleh komet Halley yang menyebabkan hujan meteor ini. Hujan meteor terjadi setiap 19 April hingga 28 Mei. Puncaknya tahun ini pada malam 6 Mei dan pagi hari tanggal 7 Mei. Bulan sabit tipis akan terbenam di awal malam meninggalkan langit gelap yang mendukung pengamatan. Meteor akan memancar dari konstelasi Aquarius, tetapi dapat muncul di langit mana saja.


13. Oposisi Jupiter (10 Juni) 
Planet raksasa ini akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi dan wajahnya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat dan memotret Jupiter dan bulan-bulannya. Dengan bantuan teropong maka akan terlihat bulan jupiter yang berupa titik-titik terang di samping Jupiter.

14. Oposisi Saturnus (9 Juli)
Planet bercincin ini akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi dan wajahnya juga akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari. Saturnus terlihat lebih cerah daripada waktu lain tahun ini dan akan terlihat sepanjang malam. Ini adalah waktu tepat untuk melihat dan memotret Saturnus dan bulan-bulannya. Teleskop berukuran sedang atau besar akan memungkinkan Anda melihat cincin Saturnus dan beberapa bulan yang paling terang.

15. Gerhana Bulan Parsial (17 Juli) 
Gerhana bulan sebagian ini merupakan peristiwa ketika bulan tertutup sebagian oleh bayangan Bumi. Selama gerhana ini, sebagian Bulan akan menjadi gelap saat bergerak menembus bayangan Bumi. Gerhana akan terlihat di sebagian besar Eropa, Afrika, Asia Tengah, dan Samudera Hindia. Warga Indonesia juga dapat menyaksikan fenomena gerhana parsial ini mulai pukul 3 pagi sampai matahari matahari terbit, puncaknya terjadi sekitar 4.20, di arah barat. Peta terdampak dapat dilihat disini.

16. Hujan Meteor Delta Aquarids (28-29 Juli) 
Hujan meteor Delta Aquarids diproduksi oleh puing-puing yang ditinggalkan oleh komet Marsden dan Kracht. Hujan meteor ini terjadi setiap tahun dari 12 Juli hingga 23 Agustus. Puncaknya tahun ini pada malam 28 Juli dan pagi 29 Juli, akan ada 20 meteor per jam menghujani Bumi. Meteor sebagian besar akan muncul dari konstelasi Aquarius.


17. Hujan Meteor Perseid (12-13 Agustus)
Inilah hujan meteor terbaik setiap tahunnya, termasuk untuk tahun 2019. Dengan intensitas kemunculan meteor yang berkisar 50-100 meteor per jam, kita bisa menikmati puncaknya pada tanggal 13 Agustus 2019.  Mengamatinya cukup mudah. Mulailah pengamatan pada tengah malam, lalu tengok arah langit timur laut untuk menemukan rasi bintang Perseus. Meteor-meteor akan tampak memancar dari rasi bintang tersebut. Pengamatan hujan meteor tidak membutuhkan teleskop, tetapi hanya perlu cuaca cerah dan kondisi langit bebas polusi cahaya.

18. Hujan Meteor Orionid (21-22 Oktober)
Mencapai puncaknya pada 21 Oktober 2019, hujan meteor Orionid termasuk dalam hujan meteor terbaik setiap tahunnya. Meteor-meteor pada hujan meteor Orionid ini berasal dari remah-remah Komet Halley, dan akan mencapai intensitas 10-20 meteor per jam pada puncaknya. Meteor-meteor akan tampak memancar dari rasi bintang Orion, rasi yang memiliki ciri khas tiga bintang sejajarnya. Pengamatan bisa dilakukan mulai tengah malam.

19. Hujan Meteor Geminid (13-14 Desember)
Dari namanya, kita bisa tahu kalau titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Gemini. Akan muncul sekitar 80 meteor per jam pada puncaknya, 14 Desember 2019. Tapi, berbeda dengan Perseid dan Leonid yang bisa diamati sejak tengah malam, Leonid paling baik diamati mulai pukul 2 dini hari sampai menjelang Matahari terbit.

20. Gerhana Matahari Cincin (26 Desember) 
Mungkin inilah fenomena yang mungkin akan ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia Kebetulan tanggal terjadinya bertepatan dengan tanggal tsunami Aceh, dan Aceh juga menjadi tempat dilaluinya gerhana matahari cincin ini. Namun sayangnya pulau Jawa hanya mendapatkan gerhana matahari sebagian saja. Gerhana matahari cincin ini hanya terlihat sempurna di daerah barat pulau Sumatera dan sebelah utara Kalimantan, serta beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura juga menjadi jalur yang dilewati gerhana matahari cincin ini. Gerhana ini akan terjadi pukul 11.00 sampai 14.30, jangan lupa memakai kacamata film atau las untuk mengamati gerhana ini ya gan!



Dengan senang hati menerima emoticon-Blue Guy Cendol (L)dan emoticon-Rate 5 Star


Quote:


Diubah oleh andibagaskara 20-12-2018 08:09
arisentris.
nona212
nona212 dan arisentris. memberi reputasi
11
9.7K
59
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.