iskrim
TS
iskrim
Risih-Ngilu Mendengar Suara Berdenyit? Ini Fakta Dan Solusinya!


[ HT# 416 ]

"Parjooo!"
"Iyes, sayang"
"Kamu lagi ngapain sih!"
"Geser meja, sayangku.."
"Iya, tapi suara gesekannya itu bikin kupingku sakit, ngilu!"
"Aih, maaf nggak sengaja, kaki mejanya bergesekkan dengan lantai."

Itulah salah satu contoh ilustrasi kenapa ada orang yang begitu sensitif terhadap suara gesekkan, suara berdenyit, dan atau suara lengkingan dalam kapasitas tertentu. Apakah ini sebuah penyakit ataukah sebuah sugesti saja?


Telinga kita terkadang begitu sensitif mendengar suara tertentu yang belum tentu juga bagi orang lain mengganggu ini rupanya menarik perhatian seorang musikolog dari Macromedia University of Media and Communication, Jerman bernama Michael Oehler dan Christoph Reuter, mencoba mencari tahu sebab kenapa ada sesorang begitu sensitif terhadap suara-suara ini dan hasilnyapun cukup menarik disimpulkan.





Sesorang begitu terasa terganggu pendengaranya, terasa ngilu, ngeres, hingga kulit merinding dan yang terparah seperti mendengar sesuatu yang berlebihan, seperti phobia suara. Membuat mereka berdua yang kebetulan juga seorang musikolog dari University of Vienna, Austria mencari tahu lebih dalam sebab musababnya kenapa orang begitu sensitif, ngilu, ngeres, ketakutan berlebih saat mendengar suara berdenyit gesekkan spidol di whiteboard, gesekkan kaki meja, suara styrofoam yang bergesek, lengkingan rem kendaraan saat akan berhenti dan lain sebagainya.

Secara umum di tinjau dari segi anatomi dan psikologi mereka berkesimpulan hal ini terjadi akibat adanya sugesti berlebih, ketakutan berlebih dimana faktor psikologi lebih dominan berperan tanpa sadar.

Michael Oehler dan Christoph Reuter kemudian melakukan penelitian lebih dalam lagi dengan beberapa responden. Mereka mencoba bereksperimen dengan berbagai suara-suara tadi, termasuk gesekan sendok di permukaan piring. Kemudian mereka men-sugesti kalau suara yang akan diperdengarkan adalah suara instrumen musik, sebuah komposisi musik.



Sambil mendengar suar-suara tadi Michael Oehler dan Christoph Reuter kemudian meminta kepada responden untuk mengidentifikasi bagian mana yang sangat mengganggu dan disaat bersamaan Michael Oehler dan Christoph Reuter serta team labsnya menganalisa denyut jantung, efek reaksi kulit para responden tersebut.

Seperti kita ketahui batas toleransi frekwensi yang bisa di terima oleh manusia di antara 2.000 Hz dan 4.000 Hz.Dan faktor psikologi ternyata sangat berperan dalam penelitian ini. Dan kuncinya ada pada sugesti kita terhadap suara apa yang kita dengar. Jika kita sugesti suara gesekkan itu adalah sebuah komposisi musik atau suara musik maka suara mengganggu tersebut bisa berkurang dengan sendirinya, respon yang dirasapun sedikit berkurang.










Copyright © 2016 - 2018 iskrim
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS

Sumur: liputan6 | Sotoshop : iskrim



Diubah oleh iskrim 17-12-2018 01:15
tien212700
tien212700 memberi reputasi
7
11.4K
110
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.