Susahnya Mencari Pemimpin, Salah Pilih Kita Ikut Berdosa!

Beranda

...

The Lounge
Susahnya Mencari Pemimpin, Salah Pilih Kita Ikut Berdosa!

iskrim

12-12-2018 03:25

Susahnya Mencari Pemimpin, Salah Pilih Kita Ikut Berdosa!

[ HT# 414 ]

Dimana-mana berita saat ini sedang hangat-hangatnya membahas soal mensukseskan pemilu. Sana pro ini, sini pro itu, semua maunya terlihat sempurna dan layak di pilih, siapa yang akan memilih tentu saja kita!

Lucunya di negeri ini, orang berlomba-lomba ingin di pilih menjadi pemimpin, 'bernafsu sangat' untuk duduk di pucuk pimpinan yang nota bene sebenarnya adalah kursi panas, ya, meskipun nanti ada saja yang mengipasi, ber pk besar, biar tetap suejuk dan kian terlena, hehe.

Dan kita, rakyat 'jelata' yang sehari-hari masih rela bermacet-macet ria dan tua di jalan, selalu mengharap ada rejeki lebih agar masa depan lebih baik, bisa makan hari ini saja sudah Alhamdulillah, menjadi bulan-bulanan pemberitaan penuh misi kepalsuan, menawarkan berbagai program yang katanya pro rakyat. Tapi rakyat yang mana?

Berkaca dari pemilu sebelum-sebelumnya kita sebagai rakyat jelata selalu menjadi bahan untuk menaikkan citra mereka, penderitaan dan kebodohan kita selalu menjadi bahan 'gratisan' tanpa izin terlebih dahulu. Coba saja mereka sadar diri, zaman sekarang mana ada sih yang gratisan?

Berita seorang calon pemimpin yang pandai bersilat lidah dan di sokong penuh oleh partai, perusahaan besar dan koalisi bayang-bayangnya bisa saja melenakan kita, yang kasihan mereka yang tidak tahu apa-apa. Asal dapet sembako dan rokok mereka akan katakan 'iyes' asal bapak senang.

Tapi tidak berkemungkinan kita yang sudah melek politikpun bisa tersandung pemikiran dan berbelok pro terhadapnya. Illustrasi dan mulustrasi mereka yang menggoda 'iman' akhirnya kita melacurkan diri kita untuk mendukungnya. Terlena tanpa sadar melalui tontonan, pendengaran, perasa, kita tiba-tiba sudah terjerumus ke lembah politik palsu dan nista.

Program-program muluk atau calon pemimpin ujug-ujug tenar melebihi sultan bak siang bolong ini muncul di berbagai media dengan berbagai kemasan, di usung-usung, di puja-puja, di sembah-sembah, semua terlihat sempurna. Sadarkah mereka adalah se 'upil' mahluk ciptaan Tuhan yang tidak boleh menyombongkan diri. Salah siapa? Tentu salah kita juga yang sudah mengelu-elukan, pro mendukungnya tanpa melihat ke belakang riwat kerja dan kualitas mereka secara jernih dan benar.

Jadi jangan terkaget-kaget, kuciwa, atau malahan patah hati dan mengurung diri karena setelah calon tersebut dipilih ternyata mengecewakan. Tidak seusai harapan. Akibatnya semua sendi-sendi perekonomian negara dan nasib kita semakin tidak menentu, karena salah pilih pemimpin!

Pemimpin ibarat supir dalam bus, kita penumpangnya, jika salah jalan maka kita ikut tersesat. Kita jadi ikut menanggung dosa karena pilihan yang salah menyebabkan negara ini selalu jalan di tempat, kekayaan alam di curi terang-terangan, biaya-biaya hidup hobinya selalu naik terus nggak pernah mau turun.

Jadi jangan marah dan stres kalau emak atau istri di rumah menuntut uang belanja lebih dan uang sekolah yang semakin mahal tidak lagi terpenuhi. Jadi supaya nggak ikutan menanggung dosa akibat salah pilih pemimpin yah kitanya kudu lebih cerdas dari para penyiar dan loyalis partai.

Caranya gampang, ikuti saja kata hatimu dan baca, ya= be a ce a, baca situasi keadaan luar dan negeri. Luar negeri: bagaimana mereka menilai dan memperlakukan Indonesia sekarang, apa yang harus di koreksi dan di perbaiki. Di dalam negeri: lihat siapa yang paling siap dan berwawasan untuk memperbaiki kondisi negeri saat ini, terpenting mereka terbukti track recordnya berprestasi, diplomasi yang elegan, cerdas, empati, menyejukkan, dan memiliki dukungan dan kekuatan untuk akselerasi lebih ke pro rakyat demi kemajuan bangsa, INDONESIA.

Tapi poin-poin di atas belumlah menjadi jaminan sang pemimpin akan selalu amanah, sesuatu yang dipercayakan untuk dijaga, dilindungi, dan dilaksanakan. Pemimpin juga manusia. Kita kudu tetap memonitor kualitas kerjanya dan melihat janji-janji mereka apakah sesuai atau tidak, supaya tidak mengecewakan, tersesat, dan menambah dosa-dosa kita karena salah pilih pemimpin!