feymega24Avatar border
TS
feymega24
Mega Mendung Tanpa Pelangi!



Quote:



Do not jeopardize the chaos myth
Karya : Fey Mega


PROLOGUE

 
Suara itu terdengar lagi! Dan lagi! Sekarang, suara itu terus-menerus terdengar. Menggema tanpa henti dan memantul pada dinding pikiranku. Makian-makian yang kutujukan untuk diriku sendiri, ironi yang berkepanjangan.


Aku mengeratkan mata sekuat-kuatnya, menahan perih yang entah timbul dari mana, sakit ini semu — rasanya yang nyata, tak mudah untuk dipahami, bahkan oleh diri sendiri. Keberpihakanku mengarah pada hal-hal berbau kesedihan. Selain itu, masih belum ada konsep perasaan yang dapat diterima, misalnya saja ‘kebahagiaan’. Konsep rasa yang masih terlalu ambigu didalam pikiranku.


Malam ini berlangsung layaknya malam-malam yang kulalui biasanya, tak ada hangat perapian, tak ada dendangan alunan musik dari arah manapun, tak ada cahaya dari celah manapun; tak ada pula aku. Iya, tak ada. Sekarang, sedang kujumpai bentuk lain dari diriku, mencoba untuk berdialog senyap— mengendap-ngendap. Jawabannya penuh dengan kata-kata anagram yang terbilang rumit, aku sedang malas untuk menyusun kata-kata.


Biasanya ‘kata-kata’ dapat memberiku semangat, asalkan bentuknya bukan soal angka-angka saja.

Kecuali, malam sunyi ini. Aku sudah terlalu muak dengan hal apapun itu.
Ada sesuatu yang lebih serius daripada hal-hal tersebut. Sesuatu yang telah kusimpan begitu lama sekali.


Sehingga, ketika aku akan membukanya lagi, banyak sekali sarang laba-laba, berdebu. Bahkan, sudah menghilang judulnya. Sudah lupa sejak kapan sesuatu itu terus mengendap disana, seperti awan hitam yang menjadi pembatas ‘aku’ dengan ‘aku’ yang sengaja aku tampilkan kepada orang-orang disekitarku.
Ini bukanlah sebuah kepribadian ganda, sama sekali bukan.


Aku hanya seseorang yang gemar menabung, menyimpan dalam-dalam diriku yang sebenarnya. Karena, kutahu seberapa ambisius dan terlukanya aku, jikalau sesuatu itu hadir kembali. Aku tak pernah membiarkan siapapun untuk mengenalku lebih jauh, menjaga jarak adalah caraku untuk bertahan dari kehidupan yang serba mengecawakan ini.


Kulitku terasa dingin dan bulu kudukku merinding, menggigil. Aku menatap nanar cermin full body didepanku. Hanya ada sosokku disana. Sosok yang selalu membohongi dirinya, membohongi orang-orang disekelilingnya. Air mata mulai jatuh, satu-persatu kebawah, mendarat dipelipis.


Aku menyekanya tanpa ragu.
Ini memang tak adil. Dan akan selalu begitu.Kemudian, aku tersungkur, tubuhku semakin menggigil. Mungkin, karena aku terlalu banyak meminum obat-obatan penghilang rasa sakit itu. Dosisnya selalu minta tambah, hari pertama kuminum satu pil, lalu hari kedua; dua pil, dan hari-hari berikutnya selalu bertambah, terkadang bertahan, terkadang melemah.

Aku tak pernah menyadari letak salah dalam hidupku, sampai pada suatu waktu…..


Iya, hari itu….
Ketika cuaca sangat cerah, matahari masuk ke dalam lubang di langit-langit rumah reyotku ini. Aku menonton drama korea dikamar, sendirian. Dengan sengaja, kumatikan lampunya. Menambah kesan yang sangat murung.
Premis dari drama Hope yang tayang tahun 2013 itu membuatku putus asa sekali, tapi tetap saja kulanjutkan menonton sampai bagian akhir.


Aku menutup mataku, dari semua bayangan-bayangan yang akan tetap muncul bahkan ketika aku menutupnya. Ini bukan bayangan secara harfiah, ini semata-mata adalah bayangan masalalu. Sekitar 20 tahun kebelakang.
Kulihat diriku sendiri, ‘aku’ yang masih kanak-kanak.
Jauh lebih kecil.
Jauh lebih pendek.
Jauh lebih manis dan menggemaskan.
Jauh lebih lincah dan bahagia.
Jauh lebih naif dan lugu.
Jauh lebih baik.

Ketika aku belum mengenal sisi hitamku, ketika semesta hanya membiarkan kebahagiaanku mengudara tanpa pamrih.
‘aku’ kecil, dia melompat-lompat kegirangan. Tertawa, terbahak-bahak tanpa memikirkan realita. Mungkin, pada saat itu, hanya bermainlah yang ada dalam benakku.


Plak!


Ada sebuah tangan yang mengeplak pundak kecilnya, menyeret pelan dengan paksa, tubuh mungilnya. Rambutnya yang pendek penuh keringat, terkibas oleh udara jalanan.

Tangan itu.

Tangan manusia yang lebih kejam dari setan.

Mengawak tanpa nurani.

‘Aku’ kecil terisak, di bawa ke dalam lorong gelap. Disuruh untuk memahami yang seharusnya tak boleh dipahami dulu oleh anak seusianya.

Lagi-lagi tangan itu.

Sudah terlalu sering, sehingga sistem di otak ‘aku’ kecil lambat laun terkontaminasi.

Sungguh, Biadab.
 


Aku tersadar dari segala mimpi burukku, mencoba untuk menapaki semua yang telah hilang kendali. Semua air mata mulai merembes ke permukaan. Ketika semua mengalir deras, aku memutuskan untuk menghentikannya. Aku merasa lega.

Malam-malamku dipenuhi dengan bayang-bayang mengerikan itu lagi, seperti sebuah rutinitas yang sangat mencekam. Batinku merintih, entah rintihan seperti apa.



Hanya keimanan yang membuatku bertahan. Hanya rasa sayanglah yang membuatku kuat. Hanya harapan yang membuatku ingin merajut kembali asa demi asa.

Bagiku, hidup adalah tentang bertahan. Sekarang, aku sedang melakukannya.
Tak ada benci yang tersisa, aku membalaskan dendamku dengan menjadi lebih baik lagi.

Quote:


Kemudian aku terlelap, semua ini membuatku lelah.
Membenamkan tubuhku ke kasur, lebih dalam lagi.
Terimakasih, luka.


Polling
0 suara
lanjut jangan nih?
Diubah oleh feymega24 30-04-2019 07:41
MasterSims
bukhorigan
evywahyuni
evywahyuni dan 13 lainnya memberi reputasi
14
5.1K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.