anying.kauAvatar border
TS
anying.kau
Tanggapi Cuitan SBY, PKS Mengaku Senasib dengan Partai Demokrat
Tanggapi Cuitan SBY, PKS Mengaku Senasib dengan Partai Demokrat
Reporter: Francisca Christy Rosana
Editor: Rina Widiastuti
Jumat, 16 November 2018 09:21 WIB




TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin menilai partainya senasib dengan Partai Demokrat dalam pemilihan umum (Pemilu) serentak 2019. Ia mengatakan partainya harus berupaya keras untuk meraup suara elektoral lantaran yang akan mengambil untung besar dalam kontestasi politik mendatang adalah Partai Gerindra.

"Coattail effect atau efek ekor jas terbesar ya ke Gerindra. Kami merasakan hal yang sama (dengan Partai Demokrat)," kata Suhud kepada Tempo pada Jumat, 16 November 2018. Pernyataan Suhud ini sekaligus menanggapi cuitan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono semalam, 15 November, soal kondisi partai politik dalam koalisi pengusung calon presiden dan wakil presiden 2019.

Dalam rangkaian kicauannya, SBY mengatakan tak ada satu pun partai politik yang tak punya capres dalam pemilu serentak, yang tidak mengutamakan partai. Menurut Suhud, pernyataan SBY telah mewakili apa yang dirasakan oleh PKS.

Umumnya, kata Suhud, partai-partai yang tidak memiliki capres akan memecah pikiran mereka untuk pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang digelar bersamaan. Itu artinya, partai harus bekerja di dua level. Suhud mengakui sistem ini cukup membuat gamang.

Meski demikian, Suhud mengaku partainya tidak menyoalkan situasi tersebut. Ia juga memastikan bukan berarti partai-partai politik yang tidak memiliki capres tidak akan total bekerja untuk mengusung capres.

Suhud lantas menambahkan, pada teknis pelaksanaan kampanye calon legislatif di lapangan, para kader akan turut menyebut nama capres dan cawapres. Misalnya, caleg PKS dan partai-partai lain non-Gerindra dalam Koalisi Adil Makmur pasti akan menampilkan nama dan foto capres dan cawapres di atribut kampanye mereka.

"Coba aja lihat spanduk yang betebaran," katanya. Menurut Suhud, ini merupakan bagian dari efek ekor jas tersebut.

Persoalan coattail effect atau efek ekor jas menjadi polemik di antara partai-partai yang tak memiliki calon presiden atau calon wakil presiden. Sejumlah sigi lembaga survei, semisal Y-Publica dan Lingkar Survei Indonesia Denny JA, menyebut efek ekor jas hanya akan dinikmati Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sedangkan suara untuk partai lain, seperti Demokrat dan PKS, berpotensi anjlok.


https://nasional.tempo.co/read/11468...t/full&view=ok



Hebat Gerindra... Pakek Strategi "Ada Udang dibalik Kardus"... Mengumpulkan "Modal" buat 2024... diborong abis... Capres-Cawapres-Ketua Tim Pemenangan semua dari Gerindra...

Ibarat Pepatah... Sepandai2nya Kebo, Sapi, dan Anying berlari... akhirnya Kuda yang Juara juga....






Diubah oleh anying.kau 16-11-2018 05:47
11
6.1K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.