HBO Asia kembali meluncurkan sebuah produksi original mereka yang bertabur bintang asal Indonesia. Setelah 'Halfworld', kini kita diajak memasuki dunia bernama 'GRISSE'. Sebuah serial periodik yang mengambil set lokasi dan tempat di kota yang sekarang dikenal dengan nama Gresik di tahun 1800-an. Berkisah tentang  sekelompok masyarakat yang memimpin pemberontakan melawan gubernur bengis di masa itu. Episode 1 dari GRISSE sudah tayang di HBO pada Minggu (4/11) lalu. Kita diajak berkenalan dengan karakter-karakter utama dalam serial ini seperti Kalia yang diperankan oleh Adinia Wirasti.

Kalia diceritakan sebagai anak perempuan dari seorang pemimpin pemberontakan yang tak pernah menganggap ayahnya sebagai pahlawan. Tidak seperti pengikut ayahnya di Grisse. Dia adalah perempuan tangguh yang rapuh karena harus melihat adik dan ibunya dibunuh oleh tentara Belanda. Sementara Maran adalah pemimpin pemberontakan yang punya misi sama dengan ayah Kalia, bahkan menganggap ayah Kalia sebagai panutan. Keduanya bertemu lagi setelah lama terpisah namun kini nasib mereka berada di tangan gubernur Daan: mereka akan dihukum gantung di tiang gantungan di pusat Grisse.

Produksi ketigabelas HBO Asia ini sarat dengana degan tembak-tembakan dan juga berkelahi. Demi menjalani perannya dengan maksimal, Adinia Wirasti pun harus menjalani sederet latihan mulai dari menembak dan juga berkelahi. Ditemui dalam event press conference GRISSE belum lama ini di Jakarta, Asti (panggilan akrabnya) menceritakan bagaimana proses belakang layar untuk GRISSE. Terutama adegan yang paling mencekam di episode pilot yaitu ketika karakter Kalia dan Maran (diperankan oleh Marthino Lio), serta beberapa karakter lainnya, akan dihukum gantung.

"Latihannya tuh singkat banget, nggak ada dua minggu," kata Asti soal latihan senjata dan berkelahi di GRISSE. "Tapi mungkin saya dan Lio beruntung karena kami sudah latihan Sultan Agung (film yang mereka bintangi sebelumnya) selama sebulan. Masih ada sisa-sisa trainingnya, maksudnya nggak mulai dari nol lagi. Standarnya bisa mulai dari lima, dinaikin aja terus. Di GRISSE, berkelahinya lebih banyak dibandingkan Sultan Agung. Dari 60 hari syuting, saya syuting 49 hari dan nggak ada break sama sekali," kisahnya.



Menjalani peran sebagai Kalia buat Asti adalah sebuah kesempatan yang menantang sekaligus berkesan karena di saat yang sama dia juga bisa belajar banyak dari sederet aktor dan aktris yang ikut berperan dalam serial ini. Di antaranya Toshiji Takeshima yang memerankan Ryuichi dan Joanne Kam yang memerankan Chi. Asti sangat menikmati proses reading yang dilakukannya hampir tiap malam setelah makan malam.

"Karena kami nggak punya banyak waktu, jadi paling banyak adalah reading adegan. Menggodok adegan-adegan tersebut dengan sutradaranya. Dinamika saya yang paling besar itu adalah dengan Lio, Takashima, Michael dan Joanne. Yang satu di Melbourne, yang satu di KL, yang satu di LA. Jadi pisah-pisah semua. Sebelum sampai Batam (lokasi Infinite Studios), nggak ada yang kenal satu sama lain kecuali saya dan Lio. Tapi saya sangat beruntung karena Joanne, Michael dan Toshi benar-benar royal banget dalam berbagi ilmu. Semuanya punya bakat yang nggak disimpan sendiri tapi di-share. Mereka dengan tangan terbuka melihat kita semua sebagai sesama seniman, nggak lo orang Indonesia atau apa, nggak ada," lanjut Asti.

Bahasa yang digunakan di serial GRISSE adalah Bahasa Inggris. Beradu peran dengan mereka yang sama-sama bukan berbahasa ibu Bahasa Inggris jadi salah satu hal yang menyatukan juga. "Karena kami semua mother tounge-nya bukan Bahasa Inggris kan, jadi ada kata-kata yang kok rasanya enggak pas gitu, gimana ya cara ngomongnya, jadi mereka adalah orang yang aku tanya. Kalau ditanya persiapannya setiap hari apa, ya itu setiap syuting kita latihan, table reading atau sambil berdiri, kita godok terus dan abis itu present ke sutradaranya," lanjut bintang Ada Apa Dengan Cinta tersebut.

Adegan tiang gantungan klimaks dari episode perdana GRISSE. "Kita syuting itu lima hari!" kata Asti setengah berteriak sambil mengenang lagi proses syuting yang menurutnya tak hanya berat namun juga mencekam itu. "Oh my God, adegan tiang gantungan sampai adegan Ryuichi dan Tanaka itu prosesnya lima hari. Waktu pertama kali liat tiang gantungan itu, rasanya kayak kesambar petir, waktu itu belum syuting dan kami diajak Tony (salah satu sutradara) untuk keliling studio. Pas pertama kali lihat aku yang, wah zaman dulu tuh gini ya hukum jera di depan orang-orang banyak. Tony sharing soal visualnya dia, dalam hati gue mual juga ya ngebayanginnya," kisah Asti. Namun setelah syuting dimulai dan mereka semua sudah menggunakan kostum sebagai karakter masing-masing, perasaan takut itu pun menghilang.



"Mungkin karena di situ Kalia nothing to lose aja, jadi it doesn't matter. Ya udah itu hukuman gantung. Jadi pas memerankan Kalia (ketika melihat tiang gantungan itu) kayak bodo amat aja," lanjut Asti.

Selain adegan berkelahi, Asti juga diharuskan untuk jago memainkan senapan. Ada proses latihan khusus untuk ini sehingga ketika memegang senjata di depan kamera terlihat seperti sudah terbiasa. Asti menceritakan, tidak hanya sekedar berlatih untuk menggunakan senjata namun Mike Wiluan sang showrunner untuk GRISSE menekankan bahwa mereka juga harus berlatih membiasakan diri mencium aroma mesiu.

"Waktu dikirim ke lapangan tembak, pesan Mike adalah bagaimana caranya kami pemain membiasakan diri dengan bau mesiu dan mendengar suara (senapan). Jadi enggak kaget gitu karena kita akan benar-benar tinggal di Grisse yang suara senjata kan setiap hari. Ya bagaimana caranya membiasakan itu," tutupnya.



GRISSE tayang setiap hari Minggu pukul 20:00 WIB di HBO dan bisa disaksikan juga streaming di HBO GO. GRISSE juga akan tersedia di HBO On Demand.

---

Foto: HBO Asia