• Beranda
  • ...
  • Movies
  • Analisis Mengapa Marvel Memindahkan Masa Depan MCU Dari Joss Whedon Ke Russo Brothers

sukasukaenakAvatar border
TS
sukasukaenak
Analisis Mengapa Marvel Memindahkan Masa Depan MCU Dari Joss Whedon Ke Russo Brothers


Joss Whedon sukses menangani Avengers, membangun serial Agent Of SHIELD, dan menangani Age Of Ultron yang penuh kritikan.

Sebelumnya ane mau meluruskan bahwa Whedon tidak dipecat. Tidak ada keterangan resmi dari Marvel ataupun Disney yang menyebutkan memecat Whedon.

Akan tetapi, melalui artikel ini kita bakalan tahu bahwa situasi sempat panas dan membuat Whedon tidak betah





https://m.detik.com/hot/movie/311222...ar-dari-marvel

Orang-orang dalam yang tadinya menganggap Whedon penting & sangat istimewa, berubah menjadi ragu-ragu terhadap Whedon bahkan mereka menganggap Whedon sudah mentok.

Quote:


1. Penyajian Dialog Yang Lemah

The Avengers & Avengers: Age Of Ultron menyajikan dialog-dialog yang sangat lemah terutama saat dialog yang menjelaskan motif dari setiap tokoh untuk bertindak.

Padahal kumpulan bintang-bintang top semua di situ & dialog di scriptnya juga nggak buruk-buruk amat. Parah sekali kinerja Whedon dalam menerjemahkan percakapan di script dan dalam mengarahkan para aktornya.

Contohnya saat dialog Tony meyakinkan Bruce untuk ikut menciptakan kecerdasan buatan bernama Ultron & dialog Tony meyakinkan Bruce untuk membuat makhluk bernama Vision.





Tony samasekali tidak punya aura yang intimidatif di situ. Jadi ketika Bruce menuruti kemauan Tony benar-benar sangat hambar nggak ada feel-nya.

Contoh lain adalah dialog Pietro & Wanda menjelaskan kejadian traumatik mereka di masa lampau sebagai motif untuk ikut Ultron menyerang Tony Stark.



Dan masih banyak lagi. Perhatikan saja dialog-dialog garapan whedon tentang penjelasan motif setiap tokoh dalam bertindak. Penonton disuguhi dialog yang cuma bisa bikin paham ceritanya, tapi tidak bisa bikin penonton ikut merasakan pengalaman traumatik dan perasaan campur aduk. Sehingga penonton tidak bisa berpihak atau minimal memaklumi tindakan setiap tokoh terutama villain.

Beda jauh dengan adegan dialog garapan Russo.



Russo Brothers bisa bikin dialog-dialog penjelasan motif setiap tokoh dengan baik. Jadi penonton bukan hanya paham kejadian lewat dialog yang terucap akan tetapi juga bisa ikut merasakan pengalaman traumatik dan perasaan campur aduk.





Di sinilah pengalaman Russo sebagai sutradara film Drama komedi terpakai. Sebab sebuah film adalah penyajian frame demi frame yang mana setiap frame harus terisi penuh. Jadi jika film tersebut kita pause maka masih terlihat jelas situasi yang sedang berlangsung di scene tersebut.



Oleh karena itu Russo tidak menuntut kelancaran bicara, melainkan Russo menuntut aktornya untuk bisa berdialog dengan tatapan, mimik wajah, dan gestur.



Sering di film MCU garapan Russo kita temukan suara-suara gagap, gestur salah tingkah, suara yang bergetar, dan kejadian aktor mengucapkan dialog terbata-bata sehingga harus menjedanya dengan tarikan nafas karena saking emosionalnya.





Pengarahan acting yang dilakukan Russo kepada aktor-aktornya membuat scene dialog menjadi natural, nggak kaku dan nggak lebay.

2. Pengenalan Karakter Baru Oleh Whedon Sangat-sangat Hambar

Whedon sangat terbantu dengan adanya film-film solo sebelum avengers 1 & age of ultron. Kelemahan dia muncul saat diberi script adanya pengenalan tokoh baru. Whedon nggak bisa memberi kesan wow dan epic.

Sial sekali nasib Wanda, Quick Silver, dan Vision di Age Of Ultron. Sudah diarahkan secara buruk dalam adegan dialog, ditambah tidak diperkenalkan secara wow & epic.

Beda jauh dengan pengenalan tokoh baru garapan Russo. Setiap kemunculan tokoh baru selalu epic & wow.









Tidak cukup di situ saja, Russo juga memberi porsi adegan yang badass terhadap tokoh-tokoh baru sehingga kehadiran mereka tidak hambar.









3. Lemah Dalam Penyajian Dramatisasi Adegan

Tidak ada kejadian mencekam yang berkesan di film-film garapan Whedon. Setiap kematian & tragedi selalu terlewat begitu saja tanpa ada kesan.

Contohnya kematian Pietro.



Sangat hambar dan tidak menimbulkan duka yang berkesan.

Beda hasilnya dengan garapan Russo di adegan Heimdal yang ditusuk.





Sebelum ditusuk terjadi eye contact terakhir antara Thor & Heimdal. Saat ditusuk juga kita disajikan ekspresi Heimdal yang bikin perasaan penonton campur aduk. Teriakan, nafas, ekspresi, tatapan, serta nada bicara Thor yang penuh duka sekaligus murka menciptakan dramatisasi adegan yang sempurna.







Adegan kematian Loki juga ditampilkan dengan sangat baik. Dimulai lagi dengan eye contact terakhir dengan Thor, Loki yang nggak berdaya hingga mati kehabisan nafas, dan ekspresi Thor yang campur aduk karena nggak bisa berbuat banyak.

4. Penyajian Villain Yang Biasa Aja Dan Tidak Kharismatik

Inilah contoh sajian yang Whedon berikan terhadap Villain



Seorang dewa tipu muslihat bisa tertipu mentah-mentah oleh seorang agent dengan cara yang.... 'hadehhh'



Seorang dewa tipu muslihat yang memimpin penyerangan ke bumi dibanting-banting bagaikan boneka



Makhluk dengan kecerdasan buatan paling hi-tech di bumi merengek-rengek nggak ada wibawa ketika ditinggal Wanda & Pietro



Ultron yang sudah dalam bentuk upgrade ditinju Hulk langsung mental

Penyajian seperti ini sangat mengecewakan bagi penonton dewasa yang sudah membeli tiket dan mengorbankan dua jam lebih waktunya untuk menatap layar bioskop.

Nggak kebayang misalnya Infinity War digarap Whedon. Bisa-bisa Thanos kalahnya cuma dibanting Hulk atau dibogem mental bagaikan boneka emoticon-Najis (S)

Sangat berbeda jauh jika dibandingkan garapan Russo. Mulai dari Winter Soldier, Zemo, hingga Thanos dikemas sangat baik.







Nggak heran Russo bisa mengemas villain dengan baik karena mereka fans The Godfather & Se7en.





Kedua film tersebut sangat mempengaruhi Russo Brothers membentuk konflik dalam film & dalam membentuk karakter villain.

5. Penyajian Yang Terlalu Kekanakan

Whedon menggarap film terlalu berpihak kepada protagonis. Villain hanya diberi porsi sedikit untuk meyakinkan penonton akan tindakannya.

Kehadiran villain bagaikan pengganggu suasana keceriaan para superhero.

Penonton cuma dipaksa mengagumi & menyanjung superhero tanpa sedikitpun diberi scene yang membuat kita setidaknya bersimpati terhadap villain. Sungguh penyajian yang cuma selevel tv series Power Rangers jadul.

Berbeda jauh dengan Russo yang lebih berimbang dalam menyajikan film. Penonton diberi pilihan untuk berpihak ke superhero ataupun villain.

Kehadiran villain pun bukan dikemas sebagai pengganggu keceriaan, melainkan sebagai jawaban atau puncak dari segala permasalahan superhero sebelum kehadiran villain. Makanya nggak ada scene kumpul bersama pesta minum-minum ataupun makan santai di film MCU garapan Russo. Film dikemas secara padat dan dengan alur cerita yang runtut.

Quote:


Demikian ulasan ane. Mohon maaf jika ada fans Whedon yang tersinggung. Ane sudah berupaya keras membuat thread ini seobjektif mungkin dan sudah berupaya keras mengerucutkan topiknya ke Joss Whedon & Russo Brothers sehingga tidak menyenggol filmmaker selain Whedon & Russo.

Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa komen ya supaya kita bisa berbagi ilmu.

emoticon-Toast
m.erfanherianto
milktoasthoney
milktoasthoney dan m.erfanherianto memberi reputasi
24
15.3K
105
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThread17.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.