Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




Senin, 29 Oktober 2018 menjadi hari memilukan bagi 189 penumpang (termasuk kru) pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 jurusan Jakarta - Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Bagaimana tidak? Pesawat yang take offdari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB dan dijadwalkan landing di bandara tujuan pada pukul 07.20 ini mengalami hilang kontak 13 menit pasca pesawat mengudara.

Hingga akhirnya pesawat yang diproduksi oleh pabrikan Amerika Serikat, Boeing ini diketahui jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat. Meski hingga tulisan ini dibuat badan pesawat belum ditemukan, namun serpihan badan pesawat, maupun barang - barang para penumpang sudah banyak ditemukan, termasuk beberapa bagian tubuh korban.


Seperti yang kita ketahui, kecelakaan yang melibatkan moda transportasi pesawat terbang bukan kali pertama terjadi, dan tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Akhir 2014, pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan QZ8501 jurusan Kuala Lumpur - China juga hilang kontak dan bahkan hingga kini tak diketahui keberadaan bangkai pesawat beserta penumpangnya. Tragedi ini bahkan menarik perhatian seluruh dunia, bantuan dari berbagai pihak mengalir untuk dapat menemukan badan pesawat. Pencarian berlangsung hingga bertahun - tahun, dan wilayah pencarian pun diperluas hingga mendekati Australia, namun hasilnya nihil.

Melihat kenyataan seperti ini, sebagian dari kita merasa was - was dan takut ketika akan bepergian menggunakan moda transportasi udara. Bayang - bayang kecelakaan pesawat yang sudah sering kita saksikan di media massa tentu akan menjadi momok tersendiri bagi kita. Padahal jika dirunut lebih mendalam, dibanding jenis moda transportasi lainnya, pesawat terbang merupakan moda transportasi paling aman di dunia.

Kenapa bisa begitu? Bukankah kecelakaan pesawat terbang paling banyak merenggut korban jiwa? Memang benar kecelakaan pesawat terbang sering menimbulkan banyak korban dan terkadang hampir disetiap terjadi kecelakaan semua penumpang dan krunya tidak ada yang selamat. Namun karena frekuensi terjadinya kecelakaan lebih sedikit dibanding dengan moda transportasi lainnya, sehingga akumulasi jumlah korbannya pun relatif lebih sedikit.


Sebagai contoh, dalam sehari saja di Indonesia ini ada berapa banyak korban jiwa akibat kecelakaan menggunakan moda transportasi darat, baik sepeda motor, mobil, kendaraan umum dan sebagainya. Kemudian hitung pula berapa banyak korban dalam satu bulan. Lalu bandingkan dengan jumlah korban kecelakaan pesawat yang belum tentu satu bulan sekali terjadi kecelakaan. Maka dari sini cukup bisa mematahkan asumsi kita selama ini bahwa moda transportasi udara lebih banyak menelan korban.


Sebagaimana di kutip dari Republika.co.id, menurut data yang dikumpulkan Asosiasi Keselamatan Perjalanan Darat Internasional ada sekitar 3.287 orang meninggal akibat kecelakaan mobil setiap harinya, atau sekitar total 1,3 juta jiwa setiap tahunnya. Pada 2001, Universitas Northwestern juga pernah mengadakan penelitian tentang perbandingan jumlah korban kecelakaan mobil dan pesawat. Hasilnya, dalam setiap satu miliar mil perjalanan menggunakan mobil terdapat 7,2 orang yang meninggal, sedang untuk jarak yang sama hanya 0,07 orang saja jika menggunakan pesawat.

Tingginya tingkat keamanan pesawat ini tentu harus didukung regulasi yang ketat, standar operasional prosedur (SOP) harus dijalankan secara berkala, pengecekan baik sebelum lepas landas maupun setelah mendarat harus benar - benar dijalankan. Orang - orang yang terlibat dalam pengoperasiannya juga harus dipastikan orang - orang yang mempunyai kompetensi. Sedangkan pemerintah yang dalam hal ini sebagai pengawas dan regulator haruslah bisa memastikan kesemuanya itu dijalankan oleh maskapai untuk menjamin keselamatan penumpang.






Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini
Sumur Gambar : Om Google