funrise.1
TS
funrise.1
12 Bulan dan 12 Janji Lisan Anies, Mana yang Belum Terwujud?
Jakarta - Anies Baswedan genap setahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Di antara sederet janji yang diucapkan secara lisan, beberapa disampaikan dalam sesi debat Calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Anies terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta dalam Pilgub 2017. Dia yang berpasangan dengan Sandiaga Uno mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat pada putaran kedua Pilgub DKI.

Anies dan Sandiaga kemudian dilantik pada 16 Oktober 2017 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat. Setelah itu mereka mengumumkan rencana untuk 100 hari pertama.


Tentu saja tak semua janji terlaksana di 100 hari pertama karena janji kampanye memang diperuntukkan untuk masa jabatan satu periode atau dalam 5 tahun. Kini di tahun pertama, sudah ada sejumlah capaian dari sederet janji-janji Anies meski kini sudah tak lagi berduet dengan Sandiaga.

detikcom mencatat janji yang diucapkan secara lisan oleh Anies dan Sandiaga dalam sesi debat dahulu. Tetapi tak semua janji lisan itu akan dibahas dalam artikel ini. Setidaknya ada 12 janji lisan di antaranya yang cukup mencolok.

Berikut 12 janji Anies-Sandi yang diucapkan secara lisan pada sesi debat:

1. Menyediakan lapangan kerja lewat OK OCE

Anies menyoroti soal kesejahteraan dalam pernyataan pembukanya di sesi debat. Dia pun langsung menyebut soal penyediaan lapangan pekerjaan.

Baca juga: Mirip OK OCE, Sandiaga Dorong One Masjid One Product di Yogyakarta


"Berbagai suku bangsa datang ke sini. Untuk apa? Merasakan kesejahteraan, keadilan. Kami hadir berdua untuk memastikan kesejahteraan dan keadilan hadir bagi seluruh warga Jakarta. Untuk itu lapangan pekerjaan menjadi prioritas. Keadilan atas lapangan pekerjaan sangat mendasar," kata Anies pada sesi debat perdana.

Sandiaga yang berlatar belakang pengusaha kemudian menambahkan soal program andalannya, OK OCE. Menurut dia program itu mampu menyediakan lapangan pekerjaan.

" Kami punya program OK-OCE. OK-OCE. One Kecamatan, One Centre for Entrereneurship. Di mana pola pikirnya ke depan kita akan permudah lahan usaha dengan garasi inovasi. Kita pemudah juga kredit sampai Rp 300 juta," imbuh Sandiaga.

2. Akses pendidikan yang berkualitas

Sebagai mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) rupanya Anies masih menjadikan pendidikan sebagai perhatian. Isu pendidikan pun disinggung oleh Anies.

"Akses pada pendidikan berkualitas dan tuntas. Kita ingin para orangtua bisa mengantarkan anaknya ke sekolah, bisa mengantarkan anaknya ke madrasah, dengan perasaan tenang, dengan perasaan yakin, dengan penuh cinta kasih," tutur Anies.

Salah satu bentuk pembukan akses pendidikan yang berkualitas kemudian memunculkan wacana pemberian KJP plus. KJP atau Kartu Jakarta Pintar merupakan program yang pertama kali diluncurkan oleh Joko Widodo (Jokowi) ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI pada tahun 2012. Jokowi yang kemudian menjadi Presiden RI pada 2014 lalu membawa program itu ke tingkat nasional dan namanya menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Pada ajang Pilgub DKI 2017, Anies dan Sandiaga lantas ingin menambah manfaat dari KJP sehingga diberi nama KJP plus. Menurut Sandiaga di sesi debat, KJP plus sangat ditunggu oleh keluarga kurang mampu.

"Di bidang pendidikan, kami juga akan menghadirkan KJP plus di mana ini adalah jawaban yang ditunggu para keluarga yang kurang mampu," tutur Sandiaga.

3. Menolak reklamasi


Foto: Pradita Utama



Reklamasi Teluk Jakarta jadi isu yang penuh kontroversi selama kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun di sesi debat perdana, Anies langsung menegaskan akan menolak reklamasi.

Baca juga: Anies Kaji Kawasan Pulau Reklamasi yang akan Dikomersilkan


"Ketika kita dihadapkan dengan ketimpangan yang luar biasa, kita menyaksikan ketimpangan yang sedang dibuat, yaitu reklamasi. Posisi kita tegas. Kita menolak reklamasi," ujar Anies.

4. Peremajaan kota tanpa menggusur

Isu soal penggusuran juga diangkat oleh Anies dan Sandiaga selama berkampanye, bahkan hingga ke panggung debat. Anies menegaskan akan melakukan peremajaan kota tanpa menggusur.

"Minggu lalu saya datang ke Bukit Duri. Ikut dalam syukuran karena warga Bukit Duri menang di PTUN menghadapi Pemda DKI Jakarta. Apa yang terjadi di tempat itu? Ketidakadilan dilaksanakan, ketika berhadapan dengan kekuasaan yang kuat, tumpul, tapi ketika berhadapan dengan rakyat yang miskin, lemah, banyak prosedur dilanggar demi kepentingan. Menggeser. Yang kita akan lakukan bukan menghilangkan orang miskin, yang kita ingin lakukan adalah menghilangkan kemiskinan. Terkait dengan ini maka kita akan tegas, kita akan melakukan yang disebut dengan urban renewal, peremajaan kota. Penataan ulang, bukan dikosongkan. Apalagi dikosongkan tanpa mempertimbangkan satu prosedur: rasa keadilan dan memperhatikan mereka sebagai sesama warga Jakarta," papar Anies.

5. Angkutan massal Rp 5.000 terintegrasi

Permasalahan mobilitas warga juga dibahas Anies. Dia menjanjikan sebuah sistem transportasi yang terintegrasi.

"Salah satu yang justru ditonjolkan adalah angkutan massal yang nyaman Rp 5.000. Dari mana saja ke mana saja sebagai tiket terusan dan terintegrasi. Bayangkan seperti pembuluh darah, bayangkan sebagai pembuluh darah di badan kita di mana angkutan massal menjangkau ke semua titik dari mulai TransJakarta, MRT, muncul yang lebih kecil bus, minibus, sampai mikrolet sampai angkot, tergantung wilayahnya. Apa yang terjadi? Kita mengintergrasikan sistem transportasi," tutur Anies.

6. Nol kompromi pada pelanggar hukum

Anies menegaskan akan tegas terhadap pelanggar hukum ketika memimpin DKI Jakarta. Menurut dia, pelanggar akan bertambah jika hukum tak ditegakkan.

"Pelanggaran hukum akan berulang jika dibiarkan. Pelanggaran hukum harus dihadapi dengan tindakan hukum yang tegas. Saya dan Bang Sandi bukan bagian dari masalah. Kami tidak punya kaitan dengan persoalan masa lalu di kota ini, justru kebaruan yang kami tawarkan adalah kebaruan yang sanggup berhadapan dengan siapa saja tanpa kompromi dengan keyakinan transparansi kebenaran di pihak kami. Karena itu yakinlah sepuluh tahun kita pernah mengalami Indonesia dipimpin di mana suasananya melanggar, orangnya didiamkan. Kami bukan bagian dari itu, kami justru bagian yang ingin memastikan jika di Jakarta Anda melanggar, Anda dihukum. Anda berpikiran berbeda? Kita berdialog. Tapi kalau Anda memaksakan pikiran, Anda berhadapan dengan hukum, dan kami nol kompromi pada pelanggar hukum, siapapun juga," tutur Anies.

7. Tegas kepada 'Alexis'

Hotel Alexis ikut disebut-sebut oleh Anies pada saat debat. Sebelumnya waktu itu calon petahana, Ahok, menyatakan telah menutup dua tempat hiburan malam yang kedapatan ada narkotika. Namun Anies tetap menyinggung soal Alexis.

Foto: Rengga Sancaya



"Di tingkat Jakarta sendiri, kita akan pastikan bahwa Jakarta bukan saja milik mereka yang di atas tapi milik semua. Kita akan tegas. Untuk urusan pergusuran tegas, tapi untuk urusan 'Alexis' lemah. Kita akan tegas menghadapi mereka, dan ini adalah cara kita menghadapi masalah itu," ujar Anies.

8. Menjadikan 19.00-21.00 WIB jam belajar masyarakat

Rupanya Anies tak memandang pendidikan di ranah formal saja. Dia juga menjanjikan akan menghidupkan jam belajar masyarakat.

"Pendidikan bukan sekedar angka partisipasi. Pendidikan adalah soal menumbuhkan akhlak, menumbuhkan karakter. Karena itu yang akan kita lakukan di sekolah akan ada program penumbuhan karakter. Tapi yang tidak kalah penting di lingkungan. Kita akan tetapkan lingkungan menjadi lingkungan belajar. Maghrib sampai isya bagi yang muslim mengaji, jam 7 (19.00 WIB) sampai jam 9 (21.00 WIB) kita akan gunakan menjadi jam belajar bagi seluruh peserta didik di Jakarta," ujar Anies.

Tak hanya itu, dia menjanjikan akan menghadirkan pengajar. Namun yang dihadirkan bukanlah guru sekolah formal, melainkan kalangan profesional sampai mahasiswa.

"Anak-anak belajar dan kami akan undang para professional, para mahasiswa. Mari turun ke kampung-kampung. Jadilah saudara bagi adik-adikmu, bimbinglah mereka belajar di sore hari," kata Anies.

9. Sistem Meritokrasi Untuk reformasi birokrasi

Pada debat kedua cagub-cawagub DKI Jakarta, Anies menjanjikan sistem birokrasi yang berdasarkan meritokrasi alias prestasi. Menurutnya ini akan membuat birokrat bekerja lebih tenang.

"Melalui sistem meritokrasi yang baik, yang akan kita lakukan me-reform ini, suasana kerja yang positif, yang tak kalah penting adalah melibatkan publik berada di dalam memberi penilaian langsung," kata Anies.

Pejabat yang dilantik sekaligus menandatangani komitmen yang mencantumkan target. Menurut Anies, mereka yang tak memenuhi target secara otomatis telah menandatangani surat pengunduran diri.

10. Memberikan Pelatihan Sesuai Bidang untuk Birokrat

Anies pernah berjanji akan memberikan pelatihan untuk petugas birokrasi sesuai dengan bidang mereka. Menurut Anies, itu membangun kinerja yang positif.

"Pemimpin harus mendorong motivasi, bukan menurunkan motivasi. Satu melibatkan publik, memberikan arah yang memotivasi, siapkan pelatihan terus menerus sesuai bidangnya, jadi harus ada pengembangan, berkaitan dengan bidang mereka. Kompetensi kita bisa lakukan dengan budaya yang sehat dan pengembangan diri sebaik-baiknya," tutur Anies.

11. Rumah DP Rp 0

Rumah tanpa uang muka alias DP Rp 0 jadi salah satu program yang diunggulkan oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Janji ini juga disampaikan dalam sesi debat pamungkas Pilgub DKI 2017.

"Warga Jakarta ingin perumahan, saya diminta Pak Anies 'Bro, cukup nggak kalau DP?' saya memiliki pengalaman, kita bisa berikan kesempatan warga Jakarta memiliki impian memiliki rumahnya. Bagaimana skema perbankan untuk pembiayaan jangka panjang. Kita bisa turunkan down payment. Kita ingin wujudkan impian warga Jakarta tidak hanya memiliki motor, tetapi rumah pribadi. Kita akan beri solusi sebagai pemimpin Jakarta," ujar Sandiaga.

12. Lokasi binaan untuk PKL

Janji untuk tidak menggusur pedagang kaki lima (PKL) hampir selalu disampaikan dalam tiap pemilihan gubernur DKI Jakarta. Begitu pula dengan pasangan Anies dan Sandiaga, mereka kemudian menjanjikan adanya lokasi binaan untuk PKL.

"Kami lihat seperti cerita Bu Cecep, dia khawatir lahannya tidak berkelanjutkan karena Satpol PP. Betul kita harus memimpin dengan hati, tapi juga dengan program pemberdayaan bagaimana agar Bu Cecep dan Bu Awi diberdayakan. Kita punya OK OCE, bagaimana skill jejaring untuk pemberdayaan perempuan. PKL ingin tertib, ingin ikut program pemerintah, tapi ingin lokasi binaan agar dapat akses pemberdayaan hingga permodalan, dan kami yakin akan terwujud dalam 5 tahun ke depan," papar Sandiaga.


Sumber


Menurut Anda, mana yang belum terwujud?


2
6.3K
81
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.