Mengapa saya menulis judul seperti itu? Karena saya mengamati kehebohan dari orang-orang di sekitaran saya. Saat sedang ngopi, anak-anak muda yang biasanya membahas Lord Yunus nya PSIS, tiba-tiba berubah membahas soal akreditasi perguruan tinggi. Buka situs rekrutmen ASN yang luar biasa lemot. Sampai bingung, mau pakai akreditasi kampus, waktu lulus atau akreditasi hari ini. Intinya, untuk mendaftar saja syaratnya ribet, rumit, bikin emosi dan harus ber-usus panjang alias sabar.

Saya sih senang saja melihat fenomena seperti ini. Paling tidak, anak-anak muda ini masih punya semangat untuk bekerja di jalan yang halal dan benar. Bukan jualan narkoba, menodong, merampok, atau ikutan ormas yang suka narikin duit keamanan. Pikiran mereka masih bekerja, nalar mereka masih sehat. Itu bagus dan layak untuk di dukung. Siapa tahu, anak-anak muda ini adalah para abdi negara idaman yang akan membawa perubahan di wajah birokrasi Indonesia.





Timbul pertanyaan dong dalam benak saya. Kenapa sih, mereka begitu ingin bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil Atau Aparatur Sipil Negara?Padahal di pabrik, gaji mereka juga UMK, belum ditambah tunjangan ini dan itu, BPJS ada, premi yang dibayarkan berdasar masa kerja. Belum kalau lembur, juga ada uang lembur. Kok masih tertarik untuk daftar PNS yang gajinya juga belum tentu lebih tinggi dari gaji yang sekarang.

Apa jawaban mereka? Pertama, jadi PNS masa depan lebih terjamin. Kata mereka (kalau salah mohon dikoreksi). Selain mendapat gaji dan tunjangan, anak pertama dan anak kedua akan mendapat tunjangan pendidikan dari negara, sampai level pendidikan tertentu. Kalau di pabrik, mana dapat boss, begitu argumen mereka.

Alasan Kedua, kerjanya santai, gaji besar. Alasan yang cukup untuk membuat saya geleng-geleng kepala. Harapan untuk punya PNS/ASN yang berkualitas, langsung sirna. Lha calon pegawainya saja sudah ter-maind set untuk santai kok. Tapi benar juga sih, jika di pabrik mereka kerja dari jam 8 sampai jam 4 sore, absen telat bisa kena pemotongan gaji. PNS?

Adakah kantor pemerintah (pelayanan publik) yang masih buka sampai jam 4? Jangan bialng Polsek, Polres, atau Polda ya. Itu sih jam 12 malam juga masih buka. Pelayanan KTP saja lah. Mau bikin KTP jam 3 sore, masih bisa? Berkasnya mungkin akan diterima, tapi prosesnya besok. Terus soal disiplin, apakah ada sanksi jika PNS telat datang? Potong gaji langsung misalnya. Kayaknya kok tidak ada ya. (koreksi jika saya salah)

Alasan Ketiga, Hari tua lebih terjamin karena ada uang pensiun. Tapi konon kabarnya, dana pensiun yang cair tiap bulan untuk PNS akan diganti dengan pesangon ya? Sama saja sih kalau pesangonnya besar, juga bisa dipakai untuk hidup. Untuk alasan ini, saya bisa memahami. Siapa sih yang tidak ingin hari tuanya aman finansialnya? Nah bagi anak-anak muda itu, profesi PNS memberikan keamanan finansial di hari tua.





Alasan-alasan tersebut, hanya membuat saya tersenyum. Membantah? Tidak lah. Nanti mematikan motivasi mereka. Jika ada yang nanya, baik atau tidak yang seperti itu? Baik, tapi tidak tepat. Bener, tapi kurang pener.Kalau ingin masa depan terjamin, kuncinya ya kerja keras. Jika terjamin itu berdasarkan nilai materi, jadi pedagang dan pengusaha akan membuat mu sangat terjamin di masa depan.

Tapi poin ini akan terlikuidasi oleh alasan kedua mereka. Kerja santai. Tidak ada ceritanya jadi pengusaha dan pedagang bisa kerja santai. Tidak berlaku orang yang kerja santai dipakai di perusahaan, pabrik besar berskala nasional bahkan internasional. Jadi, buat saya mereka harusnya menulis alasan keempat. Apa itu? Malas mikir dan hanya ingin membebek saja. Lho banyak PNS yang inovatif lho. Inovatif kalau terbentur regulasi mau apa?

Last, jangan berkecil hati dan tersinggung dengan pendapat saya wahai para PNS dan ASN, serta yang sedang berjuang menuju ke arah sana. Toh banyak PNS yang tidak hanya bekerja sebagai PNS. Ada yang sorenya pulang ngantor ternak lele, ternak ayam, atau jadi petani di sawah. Yang penting, jika kalian nanti sudah jadi PNS, jangan lupa sumpah dan janji yang kalian ucapkan saat dilantik. Salam Damai.


Ciao.

Sumber Referensi : Pikiran Pribadi
Sumber Gambar : sini, sini, sini