Ternyata tidak hanya otot kita saja yang bisa lelah, mental juga bisa lelah.

Sering kita mendengar kelelahan mental ini, tapi sebenarnya apa ya yang dimaksud dengan kelelahan mental?

Kelelahan mental di kenal dengan sebutan Fatigue dalam bahasa inggris. Kelelahan mental dan fisik biasanya terjadi bersama-sama. Perbedaannya adalah kelelahan mental tidak hanya sekedar cape doang, tapi juga lesu, tidak bergairah, dan kondisi fisik dan mental yang lemah dalam waktu yang cukup lama.

Hal ini terjadi karena emosi  dan otak mendapat serangan secara terus menerus tanpa henti.

Ada banyak tanda-tandanya, mulai dari tidur tidak nyenyak, tidak bisa konsentrasi, mudah tersinggung dan lain-lainnya. Banyak deh ciri-cirinya.

Lalu gimana cara menangani masalah ini?

Kelelahan mental sering menyerang kalangan pekerja. Tempat kerja bisa menjadi penyebab utama kelelahan mental.

Kelelahan mental terjadi tidak hanya semata-mata karena banyaknya beban kerja yang di berikan oleh atasan. Perlakuan tidak adil, tupoksi yang tidak jelas dan beban kerja yang overload tidak hanya membuat kelelahan fisik namun akan menyebabkan kelelahan mental.

Jika perlakuan di tempat kerja tidak sesuai dengan keinginan hati, maka ada baiknya berbicara dengan atasan dan menyampaikan keinginan kita sehingga bisa memberikan win-win solution untuk semua. Jika di diamkan, maka hal ini akan menyerang mental kita terus-menerus.

Jika kita mengalami kelelahan mental maka artinya ada yang salah dengan hal-hal di sekitar kita.

Hal ini bisa saja berkaitan dengan pekerjaan atau orang-orang di sekitar kita.

Di kelilingi oleh orang yang suka mengeluh, pemarah dan frustrasi bisa membuat kita kelelahan mental terutama ketika mereka melampiaskan semua masalah dan emosi mereka kepada kita. Hal ini tidak baik, kita boleh saja mendengarkan keluhan mereka.

Kondisi mental kita adalah sesuatu yang wajib untuk di lindungi, segera menjauh dari mereka yang memperlakukan ente seperti samsak tinju emosional mereka. Kadang-kadang pola pikir "EGP" juga perlu di berlakukan.

Cemas dan stress adalah 2 hal yang menghambat otak untuk berpikir lebih kreatif.

Maka dari itu kita di tuntut untuk tenang sebelum memutuskan sesuatu. Dengan pikiran yang tenang, kita bisa berpikir dengan positif dan akhirnya membuat keputusan yang tepat.

Hal ini sama dengan dengan membersihkan lensa kacamata agar bisa melihat dengan jelas.

Tenang dulu, pikirkan, lakukan..

Banyak orang yang masih memikirkan pekerjaan walaupun sudah di rumah. Bahkan ada yang lebih hardcore lagi, yaitu sampai bawa alat-alat kerjanya supaya bisa di kerjakan di rumah.

memang gak salah sih kalau mau kejar target, tapi ada konsekuensinya.

Konsekuensi orang yang terlalu fokus dalam pekerjaan adalah renggangnya hubungan dalam keluarga. Waktu makan pun masih membayangkan pekerjaan dan proyek untuk besok.

Jika hubungan dalam keluarga sudah renggang maka hubungan emosional juga akan bermasalah.

Sebaiknya beban kerja tinggalkan di tempat kerja, sehingga bisa pulang kerumah dengan wajah yang senyum untuk bertemu dengan keluarga dan tertawa bersama. Hubungan yang positif ini akan membuat mental kembali segar dan siap menghadapi proyek besok hari.

Semakin kita menunda untuk menyelesaikan masalah maka semakin besar pula masalah itu dan memberikan dampak negatif yang semakin besar pula.

Melihat dampak negatif inilah otak akan merasa sedih, kecewa dan merasa bersalah kenapa gue menunda-nunda dari kemarin?

Contohnya, ente lagi demen sama si cewek tapi menunda-nunda untuk menyatakan perasaan. Nah, suatu saat ente bakalan merasa sedih, kecewa dan bersalah karena di tikung sama cowok lain.

Simpel kan ???

Mudah-mudahan manfaat buat yang baca....

Sumber : sumber